28. Hari Tenang

5 3 0
                                    

Bara dan teman satu kelompoknya sedang berdiri untuk uparaca. Hari ini mulai PPL, temen kelompoknya yang cewek-cewek terlihat agak gugup karena baris upacara dengan guru-guru SD, mereka juga sepertinya sedang memikirkan bagaimana jalannya ngajar di hari pertama ini. Berbeda dengan Bara, Yasir dan Fatur serta dua teman cowok satu kelompoknya yang lain, mereka nampak biasa saja dengan eskpresi ala-ala cowok tebar pesona, kecuali Fatur, dia cuek aja ekspresinya terlihat datar ya begitulah.

Upacara selesai, satu guru maju kedepan dan mengambil mic dari pembawa acara. Guru itu mulai berbicara kepada murid-muridnya bahwa mulai hari ini sampai sebulan kedepan mereka semua akan diajar oleh anak PPL. Lalu guru itu menginterupsi anak PPL untuk memperkenalkan diri di tengah lapang itu satu persatu orang, ya sedikit menguji mental kalo buat orang yang demam panggung. Murid-murid bersorak ketika satu persatu anak PPL memperkenalkan diri apalagi saat Fatur yang maju, murid kelas 5 dan kelas 6 bersorak paling rame, mereka lagi masa pubertasi jadinya paling tebar pesona, apalagi murid perempuannya.

Dengan cuek Fatur memperkenalkan dirinya dengan singkat, tapi dia yang mendapat banyak sambutan dari murid-murid membuat para guru disana tersenyum geli melihat anak muridnya.

"Gilaaa fans maneh udah banyak aja tur" salut Bara.

Fatur hanya diam tanpa menjawab perkataan Bara,

"Sirik bilang aja kali Bar! Anak-anak juga tau yang cakep siapa" ucap Yasir sambil menyisir rambutnya dengan tangan.

"Najis!"

......

Qiya tampak lebih ceria hari ini karena hari ini benar-benar tidak ada Bara di sekolah, ya Fatur juga gak ada sih, tapi gak masalah asal ia bisa jauh dari Bara. Yasir tidak bercerita bahwa Bara satu kelompok dengannya, dan mereka akan selalu mengerjakan RPP yang harus dibuat setiap hari dirumah Yasir. Jadi sama aja Qiya akan tetap ketemu Bara walaupun dirumah.

"Seneng banget lo kayaknya" ucap Imel.

"Jelaaass!!" Jawab Qiya.

Rissa tertawa, "jangan kesenengan dulu karena gak akan ada kak Bara sebulan di sekolah, lo gak tau kalo kak Bara satu kelompok sama kakak lo? Rumah lo kan suka dijadiin tempat kumpul mereka, siapa tau pulang ngajar ngumpul di rumah lo,"

Qiya melotot, bukan apa. Ucapan Rissa paling bisa dipercaya, temannya yang satu itu selalu tau segala hal dan info darinya pasti benar. Qiya takut kali ini juga benar, "ihhh!!! Kok pas gue liat kelompok mereka kak Bara gak satu kelompok?"

"Ya dia pindah katanya," ucap Sarah.

"Kok lo juga tau?" Tanya Qiya.

"Kita waktu itu denger ada anak kelas 11 cewek yang ngeluh soalnya dia tadinya satu kelompok sama kak Bara tapi kak Baranya malah pindah ke kelompok kak Yasir. Gue sih cuma bisa sukurin aja buat lo!" Jelas Rissa.

Qiya menghentakkan kakinya sebal, ia menyender ke tembok kelas, "aahh sial! Ngeselin banget ihh!!!!"

......

"Kuy ke rumah lo dulu Cil, buat RPP kan?" Kata Bara.

"Semangat banget lo!" Ucap Fatur.

Bara cengengesan "pastinya brooo!!"

"Iyadeh iya! Bucin banget heran."

Mereka sedang membereskan barang-barangnya bersiap pulang. Anak PPL di kasih ruang khusus oleh guru disana. Ruangannya disamping perpustakaan.

"Bara! Awas ya kalo besok telat lagi!" Tegur salah satu teman kelompoknya yang cewek.

"Santai boss!! Pak ketua aja telat tadi" sindir Bara kepada Yasir. Ya.. Yasir ketua kelompok mereka.

"Ya jangan di turut! Lo mau dimarahin pembimbing kita? Nanti gue laporin!"

"Jangan atuh beb.. jahat amat. Iya deh besok gue gak akan telat, puas?!"

"Gue tendang lo kalo telat lagi" peringat cewek itu sebelum benar-benar meninggalkan ruangannya untuk pulang.

"Gilaaaa galak pisan euy si eta teh, Siapa tu namanya lupa?" Tanya Bara.

"Nabila.. yang sabar bro! Emang salah lo tadi bangun siang kita jadi telat" kata Fatur.

Lalu mereka pergi ke rumah Yasir.

.....

Qiya merebahkan tubuhnya di kasur kesayangannya setelah makan siang sepulang sekolah tadi. Ia telah mengganti bajunya dengan baju kaos dan training panjang, style nyaman buat rebahan dirumah ala Qiya.

Ia mendengus kala mendengar suara rusuh di depan rumahnya, sudah dipastikan itu pasti Yasir dan teman-temannya yang baru pulang PPL. Untung saja ia pulang lebih awal, jadi bisa ngumpet di kamar sampai mereka pulang.

Qiya membuka laptopnya berniat menonton drama yang belum ia selesaikan. Sebenarnya Qiya bosan di dalam kamar, ia ingin keluar tapi ya gak bisa, Qiya takut pintu kamar kakaknya tidak di tutup rapat. Kalau Qiya keluar pasti kelihatan.

"Haus.." gumam Qiya. Ia beranjak menuju meja belajarnya meraih botol minum yang selalu ia simpan disana. Nihil, botol itu kosong entah sejak kapan.

Terpaksa Qiya keluar dengan santai. Untungnya, saat menengok ke arah pintu kamar Yasir, pintu itu tertutup rapat, hanya terdengar suara perdebatan kecil saja.

Qiya membuka kulkas mengisi botol minum yang kosong lalu pergi lagi ke kamarnya untuk melanjutkan nonton drama. Ketika beberapa langkah lagi ia sampai di depan pintu kamarnya, ia mendengar suara pintu kamar Yasir terbuka, ia melihat Fatur keluar dari kamar itu.

Jantung Qiya sudah berpacu cepat, tapi ia berusaha terlihat biasa saja. Qiya melanjutkan jalannya menuju kamar, dan menutup pintu kamarnya lagi lalu gadis itu bersandar balik pintu mencoba menormalkan lagi detak jantungnya.

"Gilaaa liat doang sebentar udah dagdigdug gini, perasaan pas ke jembatan gue bisa agak tenang deh" gumam Qiya.

Gadis itu tersenyum senang. Akhirnya hari ini ia bisa bertemu dengan Fatur walaupun sebentar. Qiya merasa hari ini benar-benar hari yang tenang untuknya, walaupun ada di dalam satu atap yang sama dengan Bara setidaknya ia tidak bertemu dan di goda oleh cowok itu.

.....

Me And SeniorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang