"Jadi, lo pilih siapa? Lo maunya sama siapa?" Tanya Ajeng.
Hari ini sudah mulai masuk sekolah semester dua. Dari mulai duduk di kantin sampai mereka sudah menghabiskan makanannya masing-masing, Qiya masih belum menyelesaikan curhatnya. Fyi, Qiya kalo udah curhat atau cerita panjang banget kaya jalan tol, rame banget kaya pasar malem, heboh sendiri kaya artis lagi konser. Tapi teman-temannya dengan setia mendengarkan curhatan Qiya.
"Gue pilih kak Fatur lah, udah jelas," jawab Qiya dengan yakin.
"Aahh menurut gue, sebenernya lo udah mulai suka sama kak Bara, tapi gak peka aja sama hati lo sendiri" kata Rena.
"Udah sih, respond aja kak Bara, nanti nyesel, nangiisss!!!" Ucap Ajeng.
"Apasih!! Ngga gitu, hati gue tetep buat kak Fatur! Udah fix, gabisa diubah."
Imel berdecih, "nantian juga luluh sendiri kalo di pepet terus sama kak Bara,"
"Gak akan!"
"Gue sih lebih setuju Qiya sama si Irham, lebih cocok!" Saran Saran.
"Iihh apasih! Gue gak pernah mau balikan sama mantan,"
"Awas jilat ludah sendiri," ucap Sarah.
"Tapi.. yang lo cerita kak Fatur nolongin lo pas jatoh itu beneran? Si cuek itu beneran ada hati buat nolongin orang jatoh? Gue kira dia gak pedulian orangnya, ternyata ngga" ucap Rena.
Qiya tersenyum senang, tapi lebih terlihat senyum sombong sih, "iya dong!! Perhatian banget sama gue, aduhh serius gue lemah banget pas itu."
"Kalo gue ada di sana, mau gue ledekin lo sampe mampus. Kebayang gak sih muka pucetnya si Qiya," kata Rissa.
"Yaa.. salah satu hal yang gue syukuri pas waktu itu karena kalian gak ada! Sumpah!!!! Kalo ada lo pada udah pasti lebih malu lagi gue."
"Kak Bara tuh nyamperin," kata Sarah memberi tahu Qiya saat ia melihat kakak kelasnya itu berjalan mendekati meja mereka dengan senyum merekah seperti biasanya.
"Kuy kelas" ajak Qiya, lalu ia beranjak dan pergi meninggalkan kantin tanpa menunggu teman-temannya.
"Eeehh.. QIYAAA!! Anjir lo! Baru setengah jalan ini udah ditinggal aja, belum juga ngomong," teriak Bara ketika mendapati Qiya beranjak meninggalkan kantin.
"SUKURIN !!!" Ledek teman-teman Bara yang melihat kemalangannya yang lagi-lagi di tolak oleh Qiya.
Bara kembali ke tempatnya dengan perasaan dongkol. Gagal lagi niatnya mengajak Qiya pulang bareng. Gagal lagi niatnya mau modusin cewek itu. Yaudahlah, emang susah banget deketin Qiya. Lama-lama ia pelet juga tu cewek, candaa✌🏻
......
Qiya berjalan dengan Rena dan Imel ke warung depan. Rissa, Ajeng dan Sarah udah pergi duluan, katanya mau bantuin Ajeng cari kado buat pacarnya.
"Qiya, tadi bisa-bisanya lo debat sama bu Widya terus menang lagi," salut Imel. Mereka tertawa mengingat kejadian itu.
"Ngakak sih Mel, pas bu Widya mukanya pasrah banget ngadepin ini anak" kata Rena sambil menunjuk Qiya.
"Dosa banget Qiya ya allah, maafkan Qiya ya allah" ucap Qiya dengan tangan yang diangkat seperti berdoa dan ekspresi menyesal.
"Siap-siap dapet nilai mtk di bawah KKM deh lo di rapot, hahahah"
"Kudu baik-baikin bu Widya ini mah, nilai gue dipertaruhkaann atu bro"
"Lagian kelakuan lo Qiy, ada-ada aja dah" kata Imel yang belum juga menghentikan tawanya. Meraka masih mengingat ketika pelajaran Matematika tadi Qiya sempat debat dengan guru itu sampai gurunya nyerah sendiri ngeladenin Qiya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And Seniors
Fiksi RemajaGadis manis tapi jutek bernama Qiya, hatinya tertambat kepada seorang cowok cuek bernama Fatur. Namun perasaannya tidak semulus yang ia harapkan, ketika Qiya justru didekati oleh Bara yang merupakan sahabat dari Fatur. Tidak cukup sampai disitu. So...