20. Qiya Gak Sekolah

10 4 0
                                    

Qiya terus memikirkan perkataan Bara siang tadi, ia tidak menanggapinya dengan serius tapi tetap saja hatinya berbeda dengan yang ia ucapkan. Tak bisa dipungkiri, Qiya terkejut mendengar pertanyaan Bara, ia jadi salah tingkat siang tadi.

Malam ini, Qiya berguling-guling di kasur karena tidak bisa tidur. Pertanyaan Bara benar-benar tidak bisa hilang dari pikirannya. Semuanya terasa mendadak, ia tidak pernah berpikir Bara akan mengatakan hal itu secepat ini. Ia jadi takut jika besok ketemu Bara jadi canggung.

Qiya meraih ponselnya berniat menelepon Rena untuk curhat. Tapi ia urungkan niatnya ketika melihat jam di ponselnya sudah menunjukan pukul setengan 12 malam, Rena pasti sudah tidur.

Qiya akhirnya memutuskan untuk menonton drama korea yang belum selesai ia tonton. Qiya larut dalam alur cerita drama itu, ia terlalu pokus dengan drama sampai tak sadar waktu sudah hampir subuh, dan Qiya belum tidur sama sekali.

Sekarang, perutnya malah terasa lapar. Qiya takut untuk pergi ke dapur mencari makanan atau memasak mie, tapi ia tidak bisa menahan perutnya yang minta diisi. Akhirnya Qiya memberanikan diri pergi ke dapur untuk memasak mie.

Saat keluar kamar, Qiya melihat pintu kamar Yasir yang sedikit terbuka, ia mendekat berniat melihat kakaknya sudah tidur atau belum. Biasanya Yasir begadang sampai subuh, kakaknya itu sering sekali mengalami insomnia.

"Heh!! Insom lagi lo?" Tanya Qiya yang melihat Yasir sedang duduk di kasurnya, nampaknya cowok itu sedang bermain game.

"Hm.. lo udah bangun? Tumben" ucap Yasir tanpa menatap Qiya.

Qiya masuk ke dalam kamar kakaknya, lalu duduk di samping Yasir melihat layar ponsel milik kakaknya. "Gak bisa tidur gue, laper mau masak mie. Lo mau gak?" Tawar Qiya.

Yasir mengangguk, "tapi males ke dapur, masakin dong"

"Enak aja lo, gue juga takut ini ke dapurnya, lo malah minta di buatin" tolak Qiya. Kemudian gadis itu beranjak meninggalkan kakaknya.

"Kalo lo mau, ayo! Masak sendiri!"

Akhirnya mereka berdua pergi ke dapur untuk memasak mie. Lalu kembali ke kamarnya masing-masing, melanjutkan kegiatannya dengan semangkuk mie instan panas.

......

Qiya masih bergelung di bawah selimutnya, ia baru bisa tidur setelah melaksanakan sholat subuh. Sepertinya hari ini ia tidak akan datang ke sekolah, lagipula gak ada jadwal lomba yang rame di dua hari terakhir. Dan Qiya juga malas ketemu Bara karena kejadian kemarin, gak tau kenapa rasanya malu saja.

"QIYAA!!! Moal sakola maneh woy!! Kebo!!!" Teriak Yasir saat melihat adiknya belum bangun.

"Ish gak akan! Ngantuk!"

"Tidur jam berapa lo?" Tanya Yasir. Sebenarnya Yasir juga ngantuk, karena kurang tidur. Tapi ia harus tetap ke sekolah karena hari ini semi final lomba futsal dan volly. Yasir dan yang lain sudah diwanti-wanti oleh Alan agar tidak dateng telat lagi seperti hari pertama classmeeting, Alan bilang mereka tahun ini dikasih tanggung jawab ngurusin bidang olahraga, harus di laksanakan dengan baik.

"Abis subuh. Udah sana lo berangkat aja!! Gue gak sekolah" usir Qiya.

Akhirnya Yasir berangkat sendiri hari ini.

......

"Si Qiya mana Cil? Urang can nempo calon pacar" tanya Bara.

"Calon-calon mbahmu!" Sarkas Yasir.

Bara cengengesan mendengar respond Yasir. "Serius, gak sekolah?" Tanyanya lagi.

Yasir hanya mengangguk sebagai jawaban.

Me And SeniorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang