"Assalamualaikum."
"Aciill.."
"Yuhuuu."
"Permisi, spadaaaa."
"Buset sepi amat apa kepagian?" Tanya Riza entah kepada siapa.
Tak lama pintu utama rumah yang sejak tadi mereka ketuk terbuka, menampilkan seorang gadis dengan pakaian santainya dan wajah polos serta rambut yang di kuncir kuda.
"Eehh Neng geulis, si acilnya belum bangun?" Tanya Riza dengan senyum tebar pesonanya.
Bara mendelik tak suka melihat Riza yang menyapa Qiya dengan sikap yang menjijikan menurutnya. Bara lalu menarik baju Riza dari belakang.
"Minggir lo, kalo yang keluar Qiya bagian gue yang hadapi."
"Kekasih, si Acilnya bangun belum?" Tanya Bara dengan lembut dan senyum pepsodent kepada Qiya.
Qiya mendengus, "pada punya jam gak sih?! Kalian bilang kesini jam 9 ini masih jam 7. Allahu akbaarrr udah kelas 3 bentar lagi lulus SMA masih gak tau cara penggunaan jam."
"Santai santaii... ini kita mau prepare. Dan kalo dipikir-pikir, jam 9 itu bisa jadi si Acil udah bangun. Nanti susah ngibulinnya."
"Tapi ini gak sesuai kesepakatan! Gue gak di kasih kabar kalo waktu rencananya maju!"
"Ya sorry Qiy, ini kita kan nginep di rumah si Fatur, bablas gak tidur sampai sekarang. Terus tadi subuh kita mikir, kesiangan kalo jam 9. Yagitu deh pokoknya. Sekarang jangan banyak bacot lagi, lo cari tambang buat ngiket si Acil--" ucap Heri sambil menunjuk Qiya.
Matanya menatap ke arah teman-temannya yang lain, "Fatur, Riza, Bara sama gue gotong pangeran tidurnya kesini. Aji sama Qiya siap-siap di sini."
Bara melotot tak setuju. "Enak aja lo! Gue mau ikut persiapan sama Qiya di sini, enak amat si Aji sama calon jodoh gue, lagian gue gak mau gotong si Acil berat!"
"Protes mulu kerjaan lo bangsat! Yaudah gue ikut ke kamar si Acil aja" putus Aji dengan agak terpaksa.
Enakan persiapan di depan rumah sebenarnya daripada ikut gotong si Acil. Badannya aja yang kecil berat badannya gak kira-kira. Tapi yasudah itung-itung membantu Bara dekat-dekat sama Qiya.
Setelah sepakat, semuanya mulai melaksanakan tugasnya masing-masing. Keempat orang yang di tugaskan membawa Yasir sudah bergegas ke kamar cowok itu. Sedangkan Qiya dan Bara menyiapkan keperluannya di luar agar ketika Yasir datang bisa langsung di ikat di pohon samping rumah lalu di guyung dan dilempar telur serta terigu.
Sesuai ekspetasi, Yasir memberontak karena sudah curiga dengan rencana busuk teman-temannya hari ini.
"LEPASIN GUE ANJIR!!!"
"GUE MUTILASI KASIAN BANGSAT!!!"
"LEPASIIINNNN..."
Teriaknya minta dilepaksan karena tidak terima dan takut di apa-apakan. Dengan sigap Bara melilitkan tali ditubuh Yasir ke pohon. Setelah dirasa pergerakan Yasir terkunci mereka menghela nafas lega.
"Asli deh Cil, lo bar-bar banget gada pasrah-pasrahnya!" Komentar Bara yang tadi susah payah menali badan Yasir.
"Lepasin gak Bar!! Gue gak akan kasih contekan matematika!!" Ancam Yasir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And Seniors
Teen FictionGadis manis tapi jutek bernama Qiya, hatinya tertambat kepada seorang cowok cuek bernama Fatur. Namun perasaannya tidak semulus yang ia harapkan, ketika Qiya justru didekati oleh Bara yang merupakan sahabat dari Fatur. Tidak cukup sampai disitu. So...