Coba tebak siapa yang saat ini sedang grusak-grusuk ke sana sini-sini layaknya setrika berjalan?
Tak lain dan tak bukan adalah Kim Seokjin, si ganteng yang katanya melebihi justin bleber.
Terhitung sudah hampir 1 jam dia terkena panic attack dikarenakan kehilangan makalah presentasinya. Kondisi kamar cowo itu sudah tidak bisa disebut layak huni. Berantakan seperti kondisi rambutnya saat ini.
Seokjin mencak-mencak dan mengabsen satu kebun binatang dalam hatinya. Sedari tadi ia sudah nyaris ingin mengamuk lantaran barang yang ia cari seakan sedang bersembunyi.
"Aelah lo kalo mau maen petak umpet jangan sekarang kek anjir! Gamau gue kena siraman rohani lagi."
Seokjin menghela nafas, dengan lesu kembali menyibak sprei yang tadinya sudah ia cabut dari kasur sangking frustasinya, berharap buku itu terselip di lipatan kusut sprei yang di dominasi warna biru tersebut.
Nihil. Masih tetap tidak ada.
Lelah mengubrak-abrik kamarnya, Seokjin kini memilih duduk di pinggiran kasur. Tanpa sengaja matanya melirik ke arah RJ, si boneka alpaca kacili yang justru masih santai bersandar di kepala ranjang dengan senyumnya. Terkesan seperti ejekan menurut Seokjin.
"Liat apa lo?! Mau gue rontokin tuh bulu?" ucapnya sewot. Ia melirik jam tangan yang kini sudah menunjukkan pukul 09.45, 15 menit sebelum matkul pak udin dimulai.
Sekarang Seokjin tinggal menentukan, datang tanpa makalah, atau tidak datang sama sekali. Keduanya sama saja, pada akhirnya Seokjin akan tetap kena damprat.
Namun matanya membulat sempurna tatkala mendapati satu benda berbentuk petak berwarna hijau terletak apik di atas meja belajarnya. Tampak tak tersentuh meskipun dapat dilihat beberapa laci terbuka dan isinya yang sudah acak-acakan.
Itu makalahnya. Makalah yang ia cari setengah mati.
Matanya berkedut tak percaya, seketika emosi Seokjin meluap dan jantungnya mencelos begitu saja.
"BUNUH AJA GUE SEKARANG BUNUH!"
*****
Ruangan dengan mayoritas putih terasa begitu tenang tanpa suara bising yang mengganggu. Min Yoongi, jemarinya bergerak kecil. cowo yang terbaring di ranjang pasien pelahan membuka matanya.
Aroma obat-obatan seketika merangsak memasuki indra penciumannya, dibarengi oleh cahaya silau yang belum dapat disesuaikan oleh pandangan.
Netra coklat itu berkedip, meraba kepalanya yang entah mengapa diperban menggunakan tangannya. Tentu saja, ia pasti sedang ada di rumah sakit. Yoongi kira ia akan mati dan langsung menemui sang ibu disana, ternyata nasib baik masih berpihak pada cowo itu.
Yoongi berdecih, bisakah ia menyebut hal ini nasib baik?
"Bang Yoongi udah sadar?"
Suara dengan intonasi riang mendadak muncul dari ambang pintu. Sosok Aru dengan senyum bahagianya berjalan mendekat sembari menjinjing satu tas dengan ukuran sedang."Udah lama bangun ya? Maaf, tadi aku ngambil barang-barang bang yoon dulu ke rumah, jadi ga ada yang jagain deh."
Tubuh mungil itu menaruh tas tersebut di sudut kamar pasien, kemudian meraih kursi untuk duduk di sebelah ranjang. "Aku bawain baju-baju lama abang sih, gak tau muat atau engga hehe."
"Abang ada ngerasa sakit gak? Mau aku panggilin dokter?"
Aru terus-menerus mengoceh panjang dengan kedua sudut bibirnya yang tersungging manis. Aru senang sekaligus lega, meskipun Yoongi tidak memberi respon apapun, setidaknya Aru tau bahwa kakaknya saat ini baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
BADUTZONE : KTH✔
Fanfiction|SUDAH TAMAT| [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Mau dilihat dari ujung sedotan pun, lo emang paling cocoknya cuma sama gue"-taehyungkim2k21 #16 in the mood (17-06-21) #13 in the mood (18-06-21)