Ayyow, still in the same trouble.
******
Dimana ini?
Sejak pertama kali ia membuka mata, Aru hanya bisa terdiam menatap sekitaran dengan tangan yang memijat kepalanya yang berdenyut nyeri. Gadis itu mengernyit, otaknya mulai memutar ingatan sebelum ia berakhir di tempat ini.
Terakhir kali Aru mengingat kalau dia bertengkar dengan Taehyung, lalu...
Ah, benar. Sesuatu membekap hidungnya. Lalu Aru tidak mengingat apapun lagi setelah itu.
"shhh.."
Aru meringis kembali merasakan kepalanya berdenyut. Kenapa rasanya sakit sekali? Seperti kepalanya baru terbentur sesuatu.
Tunggu,
Spontan bola mata Aru membulat.
Dibekap, pingsan, kemudian bangun di tempat asing.
Apa dia diculik?!
"udah bangun?"
Kepalanya tertoleh untuk melihat siapa gerangan yang datang dari balik pintu, suaranya seperti tidak asing di telinga Aru. Tunggu dulu, terlepas dari suara familiar itu, bukankah kamar yang Aru tempati terlalu bagus untuk jadi tempat penyekapan?
Ah oke, abaikan pikiran melenceng tadi, setelah ini Aru harus menyalahkan Taehyung dan Bobby yang menularkan sifat random padanya.
Dan benar saja, saat melihat wajah itu, tanpa berpikir panjang ia sudah mengenal jelas presensi di depannya.
".....lo?"
"kaget?" tanya orang itu dengan tawa kecil. Pun Aru berkedip sembari terus memperhatikan wajah yang tersenyum miring sekarang. Senyum yang tidak pernah Aru lihat dari sosok itu sebelumnya.
"gimana kotak hadiahnya? Lo suka?"
Kotak hadiah?
Kotak apa? Sejauh ini Aru tidak pernah menerima hadiah apapun dalam bentuk kotak kecuali-
"Itu—"
"dari gue," sahut orang tersebut seakan sudah bisa membaca pikiran Aru lebih dahulu. Perlahan tungkai jenjangnya melangkah mendekati kasur yang Aru tempati. Mendudukkan tubuhnya di sana hingga membuat ujung kasur berdecit.
Takut.
Aru ketakutan sekarang, ia merasa sesuatu yang berbahaya sedang mengancam nyawanya. Dan benar saja, sebuah pisau muncul dari balik punggung sosok tersebut. Semakin memajukan tubuhnya dan di detik kemudian mencekik Aru dengan terlebih dahulu membaringkan gadis itu di ranjang.
Aru bergerak memberontak, tangannya berusaha melepaskan cekikan tangan berotot itu pada lehernya sekuat tenaga. Namun hasilnya tetap nihil, justru tenaganya semakin terbuang dengan cepat.
"l-lepasin..."
Srakkk...
Tubuh lemas Aru terbanting begitu saja. Ditambah satu goresan pisau yang cukup dalam kini menghiasi pipinya.
"lo pikir hidup lo sempurna, hah? Lo pikir lo bisa bahagia di saat papa lo jadi penyebab kematian orang lain?!"
Aru membulatkan matanya. Tubuh gadis itu membeku mendengar penuturan cowo yang berusaha menindih tubuhnya. Tidak-tidak, dia pasti berbohong. Cowo ini gila! Aru harus segera menemukan cara untuk kabur sebelum ia mengatakan hal-hal yang semakin tidak masuk akal.
KAMU SEDANG MEMBACA
BADUTZONE : KTH✔
Fanfiction|SUDAH TAMAT| [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Mau dilihat dari ujung sedotan pun, lo emang paling cocoknya cuma sama gue"-taehyungkim2k21 #16 in the mood (17-06-21) #13 in the mood (18-06-21)