"Gue nemu bukunya nih." Aru tersenyum senang, melambaikan tangannya meminta Taehyung untuk menghampiri dirinya.Taehyung meletakkan kembali buku yang tadinya ia pegang ke jajaran rak, kemudian berjalan dengan cepat menghampiri Aru.
"tentang apa?"
"Tentang Thomas alva Edison aja gimana? Kan bebas buat milih ilmuan yang mau di presentasikan apa aja," ucap Aru menatap Taehyung, menunggu persetujuan.
Sebisa mungkin Taehyung menyembunyikan kegugupannya, jarak mereka sangat dekat. Nyaris membuat jantungnya ingin meledak. Ia mengernyit menatap buku tebal yang Aru pegang, tulisannya kecil-kecil melebihi semut. Sejujurnya mata Taehyung tidak bisa dikategorikan bagus, ia rabun, meskipun tidak parah, akan tetapi tetap membuat dirinya sulit menangkap paragraf yang tertulis.
Hal itu sukses membuat Aru mendengus, menarik dasi Taehyung agar cowo itu merendahkan tubuhnya. "Kalo gak keliatan tuh nunduk, bego. Gue pendek!"
Kekehan kecil Taehyung ditanggapi decakan sebal dari Aru, lalu kembali menatap buku. "nih ya, disini biografi, riwayat hidup, proses penemuan dijelasin lengkap, jadi ntar tinggal nambahin fakta-fakta lain aja dari gugel."
Taehyung mengangguk paham, tidak terlalu sanggup berkomentar karena saat ini ia sedang mencoba berdamai dengan jantungnya yang mendadak terkena syndrome harlem shake.
Aru lagi lagi mendengus kesal dan menatap gemas Taehyung lantas menutup buku yang ia pegang dengan kasar. "Lo kasih saran kek!"
"Hah?"
Kan, hah heh hah heh mulu! Aru curiga Taehyung ini ganteng ganteng budeq.
"Menurut lo gimana yang tadi gue bilang? Duh Taeeeee!" Aru gemas, tidak tau antara gemas karena saat bingung saja Taehyung ganteng atau gemas ingin memajang tubuh Taehyung di rak buku.
Aru tidak munafik, dia memang mengakui Taehyung itu tampan. Rahangnya setegas pahatan patung yunani, hidung bangir setajam sudut penggaris, ditambah bibir plum serta mata tajamnya yang menukik bagai netra elang. buta kalau orang menganggap Taehyung jelek.
Matanya menatap geram cowo itu, sukses membuat si objek menggaruk tengkuknya kikuk.
Cowo itu menyengir tanpa dosa sembali tatapannya berkeliaran kemana-mana. sejujurnya ia memiliki ide, hanya saja sedikit ragu untuk mengutarakannya. Lantas jemari lentik itu menggaruk alisnya seraya membuka lembaran-lembaran buku yang Aru pegang. "G-gue....menurut gue sih---""Gimana?"
"Ntar mikir dulu," celetuk Taehyung tanpa sadar.
Aru mendecak, "Buruan, keburu sore!"
Taehyung mengangguk, menutup buku secara sepihak. "Gimana kalo kita ngebikin data tentang ilmuan yang jarang orang tau aja? Kayak semacam---penemu hal kecil, tapi temuannya berguna banget buat sekarang."
"Kenapa gitu?" Aru mengernyitkan alis.
"Ya....menurut gue, coba cari referensi baru aja sih. Biar rada beda ama yang lain." Sejenak Taehyung memperhatikan respon gadis itu. Nihil, Aru hanya bergeming di tempatnya sembari termenung.
"T-tapi kalo lo gak setuju juga gapapa, itu saran gue aja kok," tukas Taehyung cepat. Ia tidak mau jika Aru salah paham dengan sikapnya.
Tanpa diduga binar kagum justru terpancar jelas dari mata Aru, tampaknya ia setuju dengan apa yang dikatakan Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
BADUTZONE : KTH✔
Fanfiction|SUDAH TAMAT| [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Mau dilihat dari ujung sedotan pun, lo emang paling cocoknya cuma sama gue"-taehyungkim2k21 #16 in the mood (17-06-21) #13 in the mood (18-06-21)