"baju letaknya di lemari, bantal letaknya dikasur, kamu letaknya di hati aku EAAK EAK EAAAKK..."
Jimin memasang wajah datarnya untuk yang kesekian kali. mungkin memang sudah takdir kali ya, hidupnya akan selalu dikelilingi manusia-manusia yang berpotensi meningkatkan kadar gula darah everytime everywhere everyone.
jika bertemu Eunwoo, Jimin harus ekstra sabar agar tidak menggetok wajah lempengnya itu sekeras mungkin, dikarenakan setiap diajak bicara pasti jarang membalas. Padahal orang ngomong juga ga bakal keluar kentut.
Jika bertemu Seokjin, bawaannya selalu ingin naber melulu. niat ngelawak malah dia yang ngakak sendiri. Jimin kadang bingung harus gimana gitu. kalau dia ketawa pasti dosa ya kan karna itu palsu, kalo ga ketawa ya kasian keliatan banget jomblo.
oalah jancok.
"Mau berapa jam lagi lo nangkring disini?" tanya Jimin dengan tingkat kesabaran yang tinggi. Ia sudah cukup jenuh untuk duduk disini selama hampir satu jam lebih.
"Hah?"
"Budek, lo mau berapa jam lagi duduk disini?!"
Taehyung mengerutkan alis, berpura-pura berfikir. dia menaikkan satu kakinya dikursi bagaikan bapack-bapack yang lagi nyebat di warkop. "Ntar lagi kayanya, nanggung ini masi banyak yang kudu gue hapal."
Menghela nafas sebentar, Jimin mengedarkan pandangannya ke sekeliling kantin.
masih sepi.
mungkin sekitar 7 menit lagi kantin akan penuh. ya karena mereka sengaja ke kantin lebih dahulu, sehabis rapat osis Jimin dan Taehyung lebih milih melarikan diri ke surganya murid ini dibandingkan kembali ke kelas.
"Gue mau balik ke kelas dulu deh, buat ngambil buku."
"Buat apaan?"
"Aelah tugas pak rudi belom beres, ntar abis istirahat bakal dikumpul."
Jimin menyempatkan menyedot es teh Taehyung sejenak, baru kemudian berdiri untuk kembali ke kelas, "Jagain kursi gue."
"Jim." Jimin noleh, menaikkan dagu dengan wajah tak senangnya seakan bilang 'apalagi anjir'.
"Ambilin buku gue juga ya?"
dan dibales dengan tanda 'ok' menggunakan tangannya.
Jika kalian berkhayal bahwa Taehyung merupakan karakter tampan, teladan dan sopan, lebih baik hempas semua angan itu.
Haha, jangan berhayal terlalu tinggi.
selama 20 menit ini Taehyung hanya mengumpulkan gombalan gombalan uwu untuk dilontarkan ke orang-orang random, termasuk cewe yang salahnya malah baper baper terkapar di lantai.
Taehyung bukan tipe cowo yang suka mainin cewe sana sini kok, dia sadar dia ganteng, hanya saja otaknya kurang modern untuk berpikir ke arah sana. jadi ya gitu, kalau ditanya kenapa pas di tembak cewe selalu nolak? jawabannya pasti-
'bukannya gue nolak, gue cuma gasuka aja sama dia'.
ya sama aja sih.
"Tau ga apa bedanya lampu sama kamu? kalo lampu menerangi kegelapan, kalo kamu menerangi hatiku." Taehyung memajukan bibirnya, masang ekspresi berfikir sebelum akhirnya menggeleng. "Terlalu pasaran,"dan lanjut mengotak-atik google.
meskipun kang gombal, kualitas gombalan Taehyung itu setidaknya harus di atas harga normal. karna segala sesuatu dalam hidupnya itu harus penuh keaestetikan bahkan dalam dunia pergombalan.
*****
Jimin dalam perjalanan menuju kantin, syukurnya tadi saat memasuki kelas, bel istirahat sudah berbunyi. Jadi setidaknya ia selamat dari pertanyaan-pertanyaan merepotkan gurunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BADUTZONE : KTH✔
Fanfiction|SUDAH TAMAT| [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Mau dilihat dari ujung sedotan pun, lo emang paling cocoknya cuma sama gue"-taehyungkim2k21 #16 in the mood (17-06-21) #13 in the mood (18-06-21)