Flashback...
Hujan turun begitu lebat hari ini. Lumayan lama hingga Yoongi terpaksa pulang lebih sore dari biasanya lantaran harus menunggu hujan reda terlebih dahulu. Sepanjang jalan tadi tak sedetikpun Yoongi merasa tenang mengingat bagaimana kondisi ibunya di rumah.
Apakah mamanya sudah makan?
Bagaimana jika kondisi mentalnya memburuk seperti yang lalu-lalu?
Yoongi tidak bisa berhenti memikirkan hal itu. maka ketika air dari langit mulai menampakkan rintik kecil, Yoongi langsung melangkah ke parkiran dan berniat cepat sampai ke rumah. Sang mama tentunya, satu-satunya rumah yang hingga saat ini Yoongi jadikan tempat untuk berpulang. Tempat dimana ia masih bisa merasakan kehangatan di dunia yang serasa membeku untuknya.
Motor miliknya terparkir apik pada pekarangan rumah. Ia tidak memarkirkan motor itu, lebih tepatnya Yoongi tidak peduli. Entah mengapa ia mendapat firasat tak enak melihat suasana rumah sedari tadi. Ditambah baru saja Yoongi menyadari ada mobil polisi dan ambulan di pekarangan.
Jantungnya berdegup kencang, perasaan takut muncul begitu saja merangsak dan menguasai dirinya. Timbul pikiran negatif dalam benaknya sehingga Yoongi berlari begitu kencang memasuki rumah itu. pintu terbanting keras, namun Yoongi tidak perduli . dirinya sudah terlanjur sangat panik saat ini, menaiki tangga secepat yang ia bisa.
Engga...
Semua pasti baik-baik aja...
Hanya itu yang bisa Yoongi lontarkan untuk mencoba meyakinkan dirinya sendiri. Bahkan saat melihat beberapa polisi berada di ambang pintu kamar ibunya, Yoongi masih terus berusaha meyakinkan diri.
Mama pasti baik-baik aja.
Yoongi yakin mamanya tidak akan pernah meninggalkan ia sendiri.
Polisi-polisi yang menyadari keberadaan Yoongi langsung membuka jalan untuk remaja itu. sungguh, Yoongi sangat tidak menyukai tatapan mereka yang seakan mengasihan dirinya. Semakin membuat Yoongi hamper kehilangan harapan. Hatinya mungkin mencoba meyakinkan, tapi logika seakan berperang melawan keyakinannya.
Dengan langkah ragu ia berjalan mendekati pintu, nafasnya tak beratur, Yoongi takut setengah mati.
Percaya atau tidak, Yoongi terpaksa melihat semua hal yang tak pernah ia harapkan. Melihat bagaimana sosok yang begitu ia cintai tergantung dengan tali yang mengikat lehernya.
Flashback off...
.
.
.
.
"pada akhirnya kamu tetap kembali ke rumah ini."
Penuturan santai itu memutus keheningan yang sedari tadi menguasai sekitaran balkon rumah. Yoongi yang berdiri membelakangi sosok itu tersenyum remeh. "penting banget gue bales omongan lo?"
"kamu harusnya bersyukur karena kamu tidak saya penjarakan setelah menghajar saya waktu itu."
"lo harusnya bersyukur, karena lo gak mati hari itu," ucap Yoongi sarkas. Sukses membuat rahang tuan Min mengeras. Jemari pria paruh baya itu terkepal menatap presensi putranya yang enggan membalik badan. Terlalu muak, Yoongi tidak ingin melihat wajah bejat itu dan berakhir dengan rasa sesak yang menusuk.
Setiap melihat wajah tua itu, bayangan perlakuan menjijikkannya dahulu akan berputar di kepala Yoongi bagai kaset rusak.
"dari dulu kamu memang tidak pernah berguna, kamu cuma sampah di keluarga saya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BADUTZONE : KTH✔
Fanfiction|SUDAH TAMAT| [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Mau dilihat dari ujung sedotan pun, lo emang paling cocoknya cuma sama gue"-taehyungkim2k21 #16 in the mood (17-06-21) #13 in the mood (18-06-21)