“kamu bisa kerja gak sih?!!”
Yoongi tertunduk dihadapan pria berdasi yang kini tengah memarahi dirinya habis-habisan. Ini memang salahnya yang tidak fokus dalam bekerja.
Hari ini Yoongi merasa kepalanya teramat pusing, bahkan pandangannya memburam sedari tadi.
“ini sudah yang kesekian kalinya kamu membuat kesalahan, sekarang lebih baik kamu keluar!”
Tesentak, Yoongi lantas menggeleng cepat, ia tidak bisa jika harus kehilangan pekerjaannya lagi. Minggu depan Yoongi sudah harus membayar uang kuliahnya. Belum lagi uang simpananya yang semakin menipis, mau makan apa Yoongi nantinya?
“pak, tolong jangan—”
“KELUAR!!”
Sial.
Tidak ada lagi yang bisa
Yoongi lakukan selain pasrah.Kenapa nasibnya harus teramat menyedihkan seperti ini? Ia tanpa sengaja mengedarkan pandangan matanya pada sekeliling cafe. Ada yang menatap iba kepadanya, ada yang bahkan tidak perduli dan asik tertawa dengan teman-temannya. Bagaimana bisa orang lain tetap tersenyum disaat hidupnya kian menyekik.
Yoongi terkekeh sinis, mengutuk jalan hidup yang tuhan berikan kepadanya. Selanjutnya apa? Apa tuhan ingin melihatnya mati bunuh diri?
Kaki jenjang itu melangkah cepat menuju parkiran, menaiki motor untuk meninggalkan tempat sialan itu. Yoongi mengendarai dengan kecepatan tinggi, melampiaskan segala amarahnya agar menghilang terbawa angin.
Semakin cepat motornya melaju, semakin besar kepuasan yang ia rasakan. Yoongi mengabaikan segala umpatan orang yang jalannya ia salip tanpa berhati-hati. Yoongi sudah terlalu lelah, ia bingung harus seberat apalagi hidupnya nanti.
Untuk sejenak suara bising dari motornya menjadi obat penenang, ia melepaskan segala emosi melalui terpaan angin kencang. Semua terasa melegakan, bahkan Yoongi masih tersenyum, ketika satu mobil besar terlihat bergerak abstrak dihadapannya.
Di detik kemudian, suara tabrakan memekakkan telinga Yoongi. Disusul teriakan histeris dari sekelilingnya. Yoongi menyentuh kepalanya yang terasa berputar hebat. Darah, ia dapat merasakan benda itu di tangannya. Padangan cowo itu memburam, nafasnya sesak, semua terdengar riuh sampai pada akhirnya kegelapan menarik dirinya pada ambang batas kesadaran, kemudian tenggelam kedalamnya.
*****
“kenapa kipas angin muternya ke samping, tapi anginya malah ke depan?”
Demi gaya rambut nenek tapasya yang dicosplay jennie blackpink, bisa tidak sih Rhea tenang saat di rumah ini? Naskah harus diserahkan minggu depan, sementara Rhea bahkan belum merevisi cerita yang ia tulis.
Ia melirik Taehyung kesal, mendadak ingin menggeret adik bungsunya ini keluar lalu mengikatnya di depan pagar.
Pada awalnya Rhea sudah memiliki firasat tidak enak tatkala Taehyung datang dengan cengiran kotaknya dan berkata merasa bosan berada di kamar. Meminta izin untuk main di kamar Rhea setelah berjanji agar tidak mengganggu.
Nyatanya, cowo yang digadang gadang sebagai si tampan di sekolahnya ini membuat otak Rhea nyaris meledak. Lihat saja tingkahnya sekarang, berdiri terbalik di atas kasur dengan kaki yang bersandar pada kepala ranjang.
Menonton upin-ipin menggunakan volume full sementara mulutnya tak pernah berhenti berceloteh mengomentari.
“si ipin botak mulu, gue curiga dia punya penyakit kanker. Kasian pasti ntar dia meninggalnya dinyanyiin lagu anak ayam.”
KAMU SEDANG MEMBACA
BADUTZONE : KTH✔
Fanfiction|SUDAH TAMAT| [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Mau dilihat dari ujung sedotan pun, lo emang paling cocoknya cuma sama gue"-taehyungkim2k21 #16 in the mood (17-06-21) #13 in the mood (18-06-21)