🐯HONESTLY🐯

42 17 34
                                    

Oke, jadi...

sebelum baca, can I have your attention please?

Kalo aku pantau sejauh ini, ternyata lumayan banyak yang baca ni cerita meskipun gak vote. It's okay, thanks udah mau bertahan sampe di titik ini.

Jiakhhh...

Tapi pengen tau aja, sejauh ini ada gak sih alur ceritanya yang kek janggal atau justru terkesan gak nyambung? Aku takut ngelewatin sesuatu dan bikin ini cerita jadi 'aneh' meskipun pada dasarnya emang aneh sih.

Anyways, pie reading cemwah....



*****







Dulu, setiap kali Taehyung membuka mata dan mendapati bahwa dirinya berada di rumah sakit, maka cowo itu akan langsung mengeluh dan merengek ingin pulang. Namun sepertinya semua itu akan berubah mulai hari ini.


Rumah sakit itu menyenangkan, sangat menyenangkan sampai-sampai Taehyung ingin terus tinggal di dalamnya. Tentu saja itu dengan 'kehadiran Aru' sebagai tanda kutip.


Berpura-pura kalem? Taehyung sudah berusaha selama beberapa detik, tapi senyumnya sudah seperti karet yang tertarik lebar. Berusaha kelihatan tenang namun justru semakin terlihat bodoh, apalagi ketika melihat Aru meletakkan keranjang kecil dengan buah stroberi di dalamnya.


"gue tau lo suka stroberi dari Jimin."


Senyum Taehyung semakin melebar, "makasih."


Aru bergerak mendekat, pun jantung Taehyung berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Ada desiran aneh namun terasa menyenangkan ketika telapak tangan pucat itu menyentuh keningnya, menyurai rambut legamnya barang sejenak.



"gak demam ternyata." Aru mangut-mangut, butuh beberapa waktu bagi gadis itu unutk menyadari bahwa kini Taehyung terpaku menatapnya.



Kini gantian Aru yang merasa gugup. "s-sorry, hehe."


Persetan dengan drama yang terjadi antara dia dan Aru kemarin, Taehyung hanya sedang menikmati perhatian gadis itu. anggap saja Taehyung gila karena dengan tanpa dosanya ia menarik kursi yang Aru duduki semakin merapat pada kasurnya. Meraih tangan gadis itu lalu meletakkannya ke atas kepalanya sendiri.



Taehyung menggerak-gerakkan tangan Aru untuk menyurai rambutnya, menertawakan wajah kaget Aru yang justru terlihat lucu dibarengi bibir tipisnya yang terbuka tanpa sengaja. Aru masih terdiam kaku meskipun Taehyung tampak sangat senang memainkan jemarinya. Tatkala bibir plum cowo itu berceletuk, barulah perlahan Aru mulai rileks.


"elusin terus ya? Biar sakitnya ilang."


Terkekeh kecil, Aru tak menunjukkan penolakan kali ini. Hari ini Aru mengalah, Taehyung pantas mendapatkannya.


"seneng?"

"banget," ucap Taehyung mengangguk.


"kok lo sendirian di rumah sakit?"


"kakak gue lagi balik ke rumah."


Aru ber-oh ria. Keduanya tidak melanjutkan percakapan. Saling diam meskipun tangan pucat Aru masih belum berhenti mengelus surai Taehyung. Jika boleh jujur, Aru sedikit iri dengan rambut cowo itu yang terkesan lebih lebat dan sehalus kapas. Belum lagi warna legamnya, sangat berbanding terbalik dengan rambut Aru yang tipis kecoklatan.


Cukup lama menaruh perhatian pada rambut itu, tak sengaja kedua manik Aru mendapati Taehyung tengah menatapnya intens. Sudut bibir Taehyung tersenyum tipis, membuat Aru mau tak mau mengernyit.


BADUTZONE : KTH✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang