"Kuy masuk," seru Taehyung setelah membuka pintu rumahnya. Mempersilahkan Aru untuk memasuki dan duduk di sofa ruang tamu.
Selepas pulang sekolah mereka harus mengerjakan makalah untuk presentasi sejarah besok. Jadi keduanya memutuskan untuk mengerjakannya di rumah Taehyung. Bersyukur saja tidak ada kendala apapun kali ini.
Tidak ada, mungkin.
Kecuali tiga orang yang kini sibuk memperhatikan dari balik tembok.
Sial, Taehyung memaki dalam hati.
kenapa Taehyung sampai lupa kalau dia hidup di keluarga yang kurang normal?
Ia melirik tiga orang itu dengan mata tajamnya, memberi kode ancaman jika saja mereka berani berbuat tidak senonoh. "Ngerjainnya di kamar aja deh," ucap Taehyung tanpa pikir panjang. Dirinya tidak akan siap jika sampai tiga orang itu benar-benar menghadap pada Aru. Bisa-bisa Aru langsung terkena mental breakdown.
Namun sepertinya kalimat Taehyung terdengar begitu santai, sangat santai sampai-sampai Aru spontan melirik curiga ke arahnya.
Taehyung gelagapan, menggelengkan kepalanya cepat. "B-bukan gitu! Maksud gue biar gak keganggu aja. Soalnya abang sama kakak gue suka rese hehe."
Taehyung mempersilahkan Aru memasuki kamarnya terlebih dahulu, sementara dirinya akan mengambil cemilan.
Manik hitam Aru berputar menelisik kamar, cukup rapi untuk dikategorikan kamar cowo. Pada bagian dinding di atas kasurnya terdapat beberapa foto Taehyung dan teman-temannya. Aru juga melihat Bobby dan Jimin disana, berpose seperti orang bodoh dilengkapi topi kelinci dan koboy.
Dirinya terkekeh kecil, beralih ke meja belajar di sudut ruangan yang berisi beberapa polaroid kecil. Ini foto saat Taehyung kecil sepertinya, terlihat ia tersenyum bersama dua orang anak. Bocah perempuan dengan senyum yang mirip dengan Taehyung dan yang satunya lagi berwajah datar.
Di lain foto juga terdapat Taehyung dan anak kecil berpose imut. Aru mengerutkan dahinya mendapati anak perempuan yang berbeda pada foto itu.
"Siapa ya?" Gumam Aru.
"Sorry ya lama, tadi gue dipanggil papa bentar."
Aru terkejut. Taehyung masuki kamar secara tiba-tiba disaat ia tengah menelisik kamar ini. Rasanya seperti Aru tertangkap basah sebagai mata-mata.
"Oh, lo liatin foto gue ya? Gimana? Ganteng kan?" celetuk Taehyung pede. Setidaknya Aru bisa tahu bahwa cowo itu tidak terlalu ambil pusing dengan gerak-geriknya. Hingga gadis itu pun berdecak.
"Ck, pede lo melebihi tinggi pohon pinang."
Taehyung menyengir. meletakkan nampan berisi cemilan dan dua gelas sirup di atas karpet, mengikuti Aru yang sudah duduk bersila terlebih dahulu. Mengeluarkan beberapa buku dan pena.
"Btw, gue liat itu ada foto denny cagur di meja belajar, lo ngefans ama dia?"
"Hah?"
Menjeda sejenak, Taehyung mencoba mengingat setelahnya ia tertawa keras. Mau tak mau Aru menatap aneh dirinya, berpikir apakah ada yang salah dari yang barusan ia katakan.
"Gue ada salah?"
"Ah, engga kok." Taehyung mengusap hidungnya menggunakan pergelangan tangan, mencoba berhenti tertawa. "jadi gue tuh pernah nontonin acara tv nya om denny, nah dia ternyata suka gombal gitu kan, dan gue rasa itu lucu. Makanya gue nontonin terus, eh si Jimin malah ngasih gue polaroidnya karena dikira gue ngefans."
Mengangguk kecil, Aru hanya membalas dengan gumaman dan kembali fokus pada buku yang ia baca. Tak ada lagi yang ia rasa bisa dibicarakan. Sedikit banyaknya kini Aru tau dari mana Taehyung terinspirasi membuat gombalan garing andalannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BADUTZONE : KTH✔
Fanfic|SUDAH TAMAT| [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Mau dilihat dari ujung sedotan pun, lo emang paling cocoknya cuma sama gue"-taehyungkim2k21 #16 in the mood (17-06-21) #13 in the mood (18-06-21)