21.

3.9K 265 8
                                    

"Makasih."

Darga memperhatikan Mina yang tersenyum lega. Sebegitu leganya sampai Darga merasa Verner hanya akan menjadi ancaman bagi Mina.

Darga yang muncul dengan  seragam lain di sekolah itu bukan hal yang baru jadi siswa-siswi sudah  tak heran lagi dengan kehadirannya. Meski masih ada yang baru melihat  sampai berpikir Darga adalah siswa pindahan, tetapi mereka salah karena  Darga masih resmi menjadi siswa di sekolahnya.

Mina sudah mengambil  tasnya dan agak canggung karena sejak tadi Darga mengikutinya ke  mana-mana. Bahkan sekarang dia menuju gerbang dan cowok itu masih terus  berjalan di belakangnya.

Alhasil, Mina berhenti  dan berbalik. Darga mengerem mendadak. Wajah tanpa ekspresi yang Mina  pandangi sekarang semakin membuat Mina merasa bersalah.

"Pokoknya makasih," kata Mina sekali lagi. "Lo mau pulang juga, ya."

"Mau gue anterin, kan?"

Mina menggeleng panik. "Enggak. Enggak. Gue bisa pulang sendiri."

"Ya udah." Darga masih  diam di tempatnya memperhatikan Mina yang berjalan buru-buru ke gerbang,  melewati para siswi yang selalu menjadikannya bahan gosip.

Gosip tentang Mina  bertambah. Tentang dirinya yang terlihat bersama Darga, cowok yang  dikenal sebagai salah satu sahabat Verner. Dalam waktu singkat, muncul  gosip yang tidak-tidak tentang Mina.

"Kalian kenal? Kok gue  nggak tahu?" Verner muncul dari belakang. Sejak tadi dia mengawasi hal  yang memuakkan. Darga yang selalu ingin sendirian, tiba-tiba terlihat  bersama Mina. Muncul di tempat yang sama.

Darga berbalik. "Itu nggak penting untuk lo tahu."

"Lo bukan tipe teman yang suka ngerebut gebetan orang kan?" tanya Verner galak.

"Gebetan?"

"Iya."

Darga mengernyit. "Lo  harusnya sadar diri, lo udah hancurin hidup orang. Sekarang nganggap  orang yang lo hancurin hidupnya itu sebagai gebetan lo?" Darga melewati  Verner. "Aneh."

Verner terdiam cukup  lama. Dia tidak mau jalan di tempat. Satu yang terlintas di benaknya  untuk meminta bantuan adalah Devan. Terpaksa dia meminta bantuan kepada  Devan meski masih kesal karena Devan penyebab utama hidup Mina  berantakan.

Bawa Mina ke apart gue malam ini. Apa pun caranya.

Verner adalah seseorang yang melakukan berbagai cara untuk mendapatkan yang dia mau.

Termasuk hati Mina dan kepercayaan cewek itu kepadanya.

[]

Pertama kali menghampiri  Mina ke rumahnya, Agnia langsung mengangkat tangan dan memohon-mohon  untuk kembali dijadikan tameng seperti kemarin. Kali ini Agnia berjanji  untuk tidak membawa Mina kepada Verner seperti permintaan Mina.

Semua yang mereka  pikirkan tidak sejalan. Nyatanya, ketika mobil mengarah ke apartemen  Verner, Mina sudah menunjukkan protes kepada Devan. Bahkan Agnia memohon  untuk tidak mengecewakan Mina kali ini. Namun, Devan senang melihat  bagaimana Mina tersiksa dengan perkataan singkatnya.

"Sampai." Devan menoleh dan tersenyum. "Turun sana."

"Sayang, jangan gini, ih. Mina kan nggak mau." Agnia memandang Mina khawatir, lalu balik memandang Devan. "Please, nanti Mina marah...."

Mina mengepalkan tangan.  Agnia terus memohon kepada Devan untuk tidak membiarkan Mina marah.  Devan tak peduli. Cowok itu berdecak ketika melihat Mina turun dan  berusaha kabur. Dengan sigap Devan turun dari mobil dan menarik tangan  Mina, menahannya agar tidak ke mana-mana.

YOURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang