Memalukan. Dan, menyesal.
Banyak hal yang terjadi. Pertama, setelah tangis Mina reda, Mina langsung menjauh dari Verner dan bingung sendiri. Kenapa dia terlalu terbuka kepada Verner? Bahkan menangis di depan cowok itu dan ditambah lagi menceritakan aibnya sendiri? Sementara Verner? Cowok itu kembali melajukan mobil dan mengajak Mina membicarakan hal lain seolah tak terjadi apa-apa sebelumnya.
Kedua, mereka datang terlambat dan Mina terpaksa mengikuti Verner menuju jalan rahasia memasuki sekolah. Mina berhasil masuk bersama Verner dan karena mata pelajaran pertama masih berlangsung, Verner mengajak Mina untuk ke ruang rahasianya. Mina tak mau ke mana pun selain kabur. Mina berhasil kabur sampai Verner tak bisa mencarinya karena Mina hilang begitu cepat.
Alasan Mina ingin menjauh karena apa yang terjadi di mobil benar-benar memalukan. Dipeluk Verner yang baru dikenalnya beberapa hari ini dan menjadi penyebab namanya jelek di sekolah. Juga menceritakan aibnya sendiri dan Mina sangat malu muncul di depan wajah cowok itu lagi.
Kira-kira, bagaimana pandangan Verner setelah mendengar ceritanya? Mina sangat khawatir dengan pendapat cowok itu tentang hidupnya yang bermasalah.
Apa yang Mina rasakan setelah menceritakan semuanya kepada Verner? Ada perasaan lega. Juga menyesal. Kenapa harus menceritakan aibnya bahkan kepada laki-laki?
Mina berhenti di atas rooftop dan menarik napas dalam-dalam, lalu terbatuk-batuk setelah itu karena asap yang mengarah kepadanya oleh angin. Mina menoleh dan terkejut melihat cowok dari sekolah lain itu sedang berdiri sambil merokok, juga sedang memandangnya datar.
Harus berani. Mina menegaskan kepada dirinya sendiri. Dia akan tetap di sini dan tak akan pergi karena tidak mungkin berkeliaran lagi. Selain toilet, rooftop adalah tempatnya bersembunyi. Lebih baik di sini daripada harus berada di bilik yang sempit dan pengap.
Mina duduk di tempatnya biasa dan mengeluarkan isi tas. Dia akan menghabiskan waktu mata pelajaran yang tersisa dengan membaca novel.
Di tengah-tengah itu, Mina merasa ada yang mengawasi. Pasti karena keberadaan cowok itu tak jauh darinya. Mina heran mengapa hampir setiap hari cowok itu ada di sekolahnya padahal bukan siswa sekolah ini.
Tadinya Mina tak peduli. Namun, dia akhirnya berpikir untuk melupakan sejenak novel di tangannya dan mengajak orang asing itu bicara? Seperti kata Verner, dia kurang bersosialisasi. Mungkin dia akan melakukan ini, dari hal kecil, mengajak orang asing bicara contohnya.
Mina tak tahu ampuh atau tidak. Kebetulan mereka ada di tempat yang sama. Di sekolah ini, apa masih ada yang memandangnya baik selain Agnia? Dirinya hanya terkenal sebagai cewek yang berciuman dengan Verner di sweet seventeen Auris.
Mina perlahan menoleh. Rasanya berkeringat dingin. Darga masih berdiri dengan tatapan tajam mengarah pada Mina karena sadar Mina memperhatikannya.
"Lo nggak punya sekolah? Kenapa di sekolah ini terus?" Niat Mina untuk bicara ramah, malah sebaliknya. Faktor dia yang jarang bicara.
"Bosan."
Mina tak menyangka cowok itu menjawab. Rokok di tangan Darga sudah hilang entah ke mana.
"Oh...." Mina tidak tahu lagi harus mengatakan apa. Sehingga yang terjadi berikutnya adalah keheningan. Ada banyak suara di kepala Mina yang menyuruhnya untuk segera bicara.
Mina menggigit bibir dalam. Bingung sendiri. Pada akhirnya tak fokus membaca dan diam-diam memandang Darga. Cowok itu sudah duduk bersandar dan sedang memandang Mina tajam.
"Ada urusan apa ngelihatin gue terus?"
Deg. Mina membelalak dan langsung berpaling. "Eng... nggak."
![](https://img.wattpad.com/cover/273182404-288-k761096.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
YOURS
Teen Fiction"Lo kurang ajar. Berengsek. Suka berlaku seenaknya!" - Mina "But you love me, Mine." - Verner Sullivan [] Mina benci dengan cowok. Pengalaman yang dialaminya dulu membuat hatinya keras dan memandang cowok tak lebih dari monster. Setampan apa pun itu...