54.

2K 174 22
                                    

"Apa?" Mina memandang Alva, marah.

"Iya, harga lo berapa? Lo kan anak dari perusak keluarga gue dulu."

"Perusak?" Mina berusaha melepas cengkeraman tangan Alva di rambutnya. Dipandanginya Alva dengan nanar. "Kalau memang ada perusak di keluarga Papa sebelumnya, harusnya gue yang bilang itu, kan?"

Alva tersenyum miring. "Nggak salah?" Ditariknya rambut Mina semakin membuat Mina kesakitan. "Padahal udah jelas-jelas yang lahir duluan itu gue. Apa fakta itu ngebuat lo bakalan ngelak lagi? Oh, iya. Mana ada anak maling mau ngaku ibunya udah maling?"

"Lepasin!" Mina berteriak kesakitan sambil menangis.

"Sakit, ya?" Alva tertawa. "Nggak sebanding dengan yang gue rasain waktu kecil, bangsat. Di mana pelacur itu sekarang? Gue mau ketemu. Mau gue bunuh."

"Pelacur? Siapa yang lo maksud pelacur?" Mina tertawa dalam tangis.

Alva merenggangkan tarikannya di rambut Mina, lalu mundur. "Nyokap lo. Siapa lagi? Lo kan anak pelacur."

Mina mengepalkan tangannya dan rasanya ingin meneriaki Alva, tetapi dia sadar hanya akan menambah masalah. Kepergian Alva membuat Mina semakin banyak berspekulasi tentang masa lalu keluarganya.

Mina membersihkan tempat itu sambil terus-terusan menahan tangis. Bukan karena dia sehabis ditampar Karen atau karena rambutnya masih terasa sakit akibat ditarik Alva, tetapi karena kata-kata Alva.

Secara tak langsung Alva mengatakan bahwa mereka saudara satu ayah. Sementara Tante adalah istri pertama Papa.

[]

Malam itu, Mina tak bisa menghubungi Verner. Ponselnya mati kehabisan baterai atau sengaja dimatikan, Mina tak tahu. Padahal Mina sangat butuh Verner sekarang.

Mina ingin menangis, ingin ditenangkan. Sebelum menghubungi Mama dan menanyakan secara langsung apakah Alva benar tentang Mama yang merebut Papa dari Tante.

Rasanya tak mungkin, tetapi pertengkaran kedua orangtuanya beberapa tahun lalu kembali teringat. Kira-kira apa yang menyebabkan mereka bertengkar? Mina bahkan sudah lupa dan tak mau mengingatnya lagi, tetapi karena keadaan dia ingin mengingatnya dan ingin menanyakannya langsung kepada Mama.

Mina terus mengirimkan pesan kepada Verner dan tak akan ada balasan apa pun. Toh, Verner sedang tidak bisa dihubungi.

Mina menekuk lututnya dan berusaha tersenyum ketika menghubungi Mama.

"Halo, Mina?"

"Mama lagi sibuk nggak?"

"Ini kebetulan lagi nggak. Tumben nelepon duluan? Ada apa?"

Mina tersenyum. "Lagi kangen aja. Udah lumayan lama nggak ngobrol. Sebulan yang lalu, ya?"

"Iya, maaf ya Nak. Mama lagi sibuk."

"Ma...." Mina meneguk ludah. "Aku mau nanya kenapa Mama dan Papa bisa cerai?"

"Apa? Kenapa tiba-tiba bahas itu? Ada banyak hal yang bisa kamu tanyain atau Mama tanyain—"

"Ma, aku kan cuma nanya," potong Mina. "Soalnya ... aku keinget lagi dan awalnya aku emang nggak mau bahas soal ini, tapi ngeganggu aktivitas aku karena kepikiran terus. Setidaknya aku bisa tahu. Alasan utamanya. Kalau Mama dan Papa cerai karena sering berantem atau karena Papa KDRT, aku nggak mau denger alasan itu karena aku tahu. Aku cuma pengin denger alasan kenapa Papa dan Mama berantem. Pasti ada alasan utamanya, kan?"

Mina menghela napas panjang setelah bicara panjang lebar. Mama pasti sedih mengingat masa-masa itu, tetapi di sini Mina ingin memastikan bahwa Mama bukan lah perebut suami orang seperti yang Alva katakan.

Mama tak langsung menjawab. Hanya ada helaan napas.

"Maaf, Ma, aku bikn Mama ingat lagi." Mina tak punya cara lain selain mendengarnya langsung dari Mama.

"Semua karena ... Mama nggak terima Papa kamu baru jujur udah punya istri dan masih terikat perniakahan sebelumnya."

Mina mendengarkan dalam diam. Mamanya memang tak salah. Papa yang salah.

"Mama ngasih Papa kamu pilihan untuk milih cerai dari istri pertamanya atau cerai dari Mama. Papa nggak bisa milih dan jadi temperamental. Yah... semua mimpi buruk dimulai dari sana. Papa kamu nunjukin sifat aslinya kayak gimana. Mama juga nggak nyangka Papa kamu sekasar itu. Padahal di awal ketemu, orangnya sopan, ramah."

Mina tersenyum. Tanpa sadar air matanya turun ke pipi. Mama terus bicara mengingat masa lalu dan Mina sadar, Mama menangis di sana.

"Mama nyesel nggak kenal Papa kamu lebih jauh sebelum memutuskan menerima lamarannya." Mama tersedu. "Tapi kalau Mama nyesel kenal sama Papa kamu, gimana bisa Mama punya bidadari kecil?"

Mina tertawa sambil menangis. "Ma, yang lancar ya di sana. Supaya cepat pulang."

Aku bakalan ngebongkar apa yang selama ini Baron lakukan, batin Mina. Karena dia tak ingin membuat Mama tidak fokus di sana akan tingkah Baron yang bejat kepada Mina beberapa tahun lalu.

Setelah berbincang lama dengan Mama dan melupakan tentang masa lalu, Mina dihubungi oleh Darga. Padahal Mina berharap pesan masuk itu dari Verner.

| belum tidur kan?

Iya. Kenapa? |

| tolong fotoin soal mtk yang waktu itu

Mina segera membongkar buku catatannya untuk mencari buku tugas Matematika. Setelah ketemu, dia memotret soal-soal yang dimaksud Darga dan mengirimkannya kepada cowok itu.

Mina lalu berbaring di kasur dan melihat ruang percakapannya dengan Verner. Dari lima pesan yang Mina kirim, tak ada satu pun yang Verner baca.

Lama Mina menunggu dan itu hanya sia-sia. Sebuah pesan masuk dari Darga lagi.

| mau lihat gerhana?

Mau sih. tapi di mana ya |

| di sini

Kemudian Darga mengirimkan beberapa video berbagai gerhana.

| berhasil gue tangkap dari beberapa tahun lalu. menurut lo?

Mina menyelesaikan transfer data video masuk ke ponselnya. Setelah semua selesai, dia melihat video pergerakan cepat bulan dan matahari.

"Wah...." Mina melihat video lain. Total ada 4 video. Video paling terakhir adalah saat sebuah komet jatuh dari langit.

Cantiiiik bangetttt apalagi yang komet! |

| iya, cantik banget.

[]



Baca duluan di https://karyakarsa.com/kandthinkabout

catatan lagi untuk pembaca lama: cerita ini hanya repost. dan bagi pembaca baru yang ingin baca duluan, silakan ke karyakarsa karena di sana sudah tamat. di wattpad akan terus di update sampai tamat juga, tapi butuh waktu.

Beli lewat webnya aja. Ketik ulang di halaman google -> https://karyakarsa.com/kandthinkabout (atau cek bio profilku, klik tautan di sana)

thank you!

YOURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang