31.

3.4K 236 4
                                    

Darga diam-diam  memperhatikan Mina yang sedang serius. Revisi tugas dari guru membuat  keduanya mencuri waktu di sela-sela istirahat. Ada yang beda dari Mina.  Biasanya wajahnya sangat kentara sedang menyimpan kesedihan, tetapi  sekarang tidak demikian.

Mina mengarahkan layar  laptop kepada Darga dan cowok itu masih memandangnya intens. Mina  kembali melirik ke laptop dengan gerakan kilat karena canggung. "Yang  ... direvisi udah gue perbaiki. Coba lo lihat...."

"Mana." Darga mendorong monitor dan mulai serius dengan tugas perbaikan itu.

Di samping Darga yang  serius, Mina mencuri lihat ponselnya untuk mengetahui apakah ada pesan  dari Verner. Saat memutuskan untuk ke rooftop bersama Darga, Mina  hanya mengirimkan pesan sekali untuk mengatakan bahwa dia tidak ikut  makan bersama Verner karena harus buru-buru mengerjakan tugas revisi.  Verner tak langsung membalas dan Darga melarang Mina untuk melihat  ponsel saat mengerjakan tugas.

Data yang baru  dinyalakan Mina membuat getaran notifikasi bersahut-sahutan, membuat  Mina panik. Dia mendongak, memandang Darga serba salah.

"Nggak apa. Ini udah selesai, kok," kata Darga tanpa mengalihkan pandangan dari layar laptop.

Mina langsung fokus dengan pesan-pesan Verner.

Verner

|| Lg mana? Kok gaada di kelas?

|| Sekarang di mana? Aku nyusul.

|| Kok kamu nggak bisa dihubungi?

|| Gak bisa dihubungi biasa juga. Nomor kamu beda sama yang di WA apa?

|| Mina.

|| Kamu nggak lagi bareng darga kan?

"Aduh," gumam Mina tanpa sadar. Belum selesai mengirim pesan untuk Verner, cowok itu rupanya sudah muncul di balik pintu rooftop.

"Mina?" Verner berjalan mendekat. "Ngapain di sini?"

Mina berdiri menatap pacarnya itu. "Kerja tugas...."

"Sekarang masih?" Tak  ada raut wajah kecemburuan. Verner sekarang bisa mengendalikan  kekesalannya karena kedekatan Darga dan Mina. Dia tidak ingin Mina  merasa terkekang hanya karena dia cemburu untuk alasan konyol.

"Ini mau bawa ke guru.  Udah, kan?" Mina memandang Darga yang masih duduk bersila. Darga  mengangguk sambil menutup laptopnya dan ikut berdiri.

"Ya udah bareng." Verner  meangkul pinggang Mina. Mina membelalak karena Verner melakukan hal itu  di depan Darga. Darga bahkan sekarang melirik tangan Verner di pinggang  Mina, membuat Mina jadi malu sendiri. Dia menjauhkan tangan Verner  darinya yang untung saja tidak ditahan cowok itu lagi.

Darga merasa apa yang  Verner lakukan membuat Mina tak nyaman. Dia mengenal bagaimana Verner  dan merasa ada sesuatu yang membuat Mina tak bisa menolak perlakuan  Verner. 

"Ini tugas kami." Darga melangkah lebih dulu. "Ayo, Mina."

Mereka bertiga berjalan di sepanjang koridor. Mina buru-buru karena tidak nyaman jadi perhatian banyak orang.

"Lo nggak ngancem dia, kan?" bisik Darga.

Verner yang agak di  depan Darga kini memelankan langkah untuk menyejajarkan posisinya dengan  Darga. Mereka sama-sama membiarkan Mina karena yang satu sadar lawan  bicaranya akan mengatakan hal yang menyinggung, satunya lagi tak ingin  Mina mendengar perkataannya yang sensitif.

"Kayaknya lo nggak perlu  ngekorin Mina." Darga memperhatikan Mina yang sedang jalan menunduk  jauh di depannya. "Agak aneh sih ngelihat pelaku kelihatan baik-baik aja  sama korbannya."

YOURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang