Darga diam-diam memperhatikan Mina yang sedang serius. Revisi tugas dari guru membuat keduanya mencuri waktu di sela-sela istirahat. Ada yang beda dari Mina. Biasanya wajahnya sangat kentara sedang menyimpan kesedihan, tetapi sekarang tidak demikian.
Mina mengarahkan layar laptop kepada Darga dan cowok itu masih memandangnya intens. Mina kembali melirik ke laptop dengan gerakan kilat karena canggung. "Yang ... direvisi udah gue perbaiki. Coba lo lihat...."
"Mana." Darga mendorong monitor dan mulai serius dengan tugas perbaikan itu.
Di samping Darga yang serius, Mina mencuri lihat ponselnya untuk mengetahui apakah ada pesan dari Verner. Saat memutuskan untuk ke rooftop bersama Darga, Mina hanya mengirimkan pesan sekali untuk mengatakan bahwa dia tidak ikut makan bersama Verner karena harus buru-buru mengerjakan tugas revisi. Verner tak langsung membalas dan Darga melarang Mina untuk melihat ponsel saat mengerjakan tugas.
Data yang baru dinyalakan Mina membuat getaran notifikasi bersahut-sahutan, membuat Mina panik. Dia mendongak, memandang Darga serba salah.
"Nggak apa. Ini udah selesai, kok," kata Darga tanpa mengalihkan pandangan dari layar laptop.
Mina langsung fokus dengan pesan-pesan Verner.
Verner
|| Lg mana? Kok gaada di kelas?
|| Sekarang di mana? Aku nyusul.
|| Kok kamu nggak bisa dihubungi?
|| Gak bisa dihubungi biasa juga. Nomor kamu beda sama yang di WA apa?
|| Mina.
|| Kamu nggak lagi bareng darga kan?
"Aduh," gumam Mina tanpa sadar. Belum selesai mengirim pesan untuk Verner, cowok itu rupanya sudah muncul di balik pintu rooftop.
"Mina?" Verner berjalan mendekat. "Ngapain di sini?"
Mina berdiri menatap pacarnya itu. "Kerja tugas...."
"Sekarang masih?" Tak ada raut wajah kecemburuan. Verner sekarang bisa mengendalikan kekesalannya karena kedekatan Darga dan Mina. Dia tidak ingin Mina merasa terkekang hanya karena dia cemburu untuk alasan konyol.
"Ini mau bawa ke guru. Udah, kan?" Mina memandang Darga yang masih duduk bersila. Darga mengangguk sambil menutup laptopnya dan ikut berdiri.
"Ya udah bareng." Verner meangkul pinggang Mina. Mina membelalak karena Verner melakukan hal itu di depan Darga. Darga bahkan sekarang melirik tangan Verner di pinggang Mina, membuat Mina jadi malu sendiri. Dia menjauhkan tangan Verner darinya yang untung saja tidak ditahan cowok itu lagi.
Darga merasa apa yang Verner lakukan membuat Mina tak nyaman. Dia mengenal bagaimana Verner dan merasa ada sesuatu yang membuat Mina tak bisa menolak perlakuan Verner.
"Ini tugas kami." Darga melangkah lebih dulu. "Ayo, Mina."
Mereka bertiga berjalan di sepanjang koridor. Mina buru-buru karena tidak nyaman jadi perhatian banyak orang.
"Lo nggak ngancem dia, kan?" bisik Darga.
Verner yang agak di depan Darga kini memelankan langkah untuk menyejajarkan posisinya dengan Darga. Mereka sama-sama membiarkan Mina karena yang satu sadar lawan bicaranya akan mengatakan hal yang menyinggung, satunya lagi tak ingin Mina mendengar perkataannya yang sensitif.
"Kayaknya lo nggak perlu ngekorin Mina." Darga memperhatikan Mina yang sedang jalan menunduk jauh di depannya. "Agak aneh sih ngelihat pelaku kelihatan baik-baik aja sama korbannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
YOURS
Teen Fiction"Lo kurang ajar. Berengsek. Suka berlaku seenaknya!" - Mina "But you love me, Mine." - Verner Sullivan [] Mina benci dengan cowok. Pengalaman yang dialaminya dulu membuat hatinya keras dan memandang cowok tak lebih dari monster. Setampan apa pun itu...