Keheningan itu membuat Mina semakin merasa canggung. Ucapan yang tak dia sangka-sangka baru saja keluar dari mulut Verner, membuatnya semakin termangu. Didorongnya Verner agar menjauh. Verner berhasil membiarkannya lepas.
"A—ayo lanjut jalan." Suara Mina gemetar saat dia membawa pandangannya ke jalanan di depan.
"Jawab gue dulu." Verner terus memperhatikan Mina dan itu membuat jantung semakin tak keruan.
"Pulang...," gumam Mina dengan suaranya kecil. Saat tangan Verner mendekat, Mina tak bisa menghindar. Verner berhasil mengarahkan wajahnya untuk memandang cowok itu.
"Tinggal jawab, kok." Tatapan Verner membuat Mina merasa seperti jelly. "Mina, kamu mau jadi gadis aku?"
Ucapan Verner berhasil membuat Mina memandangnya. Seperti ada kupu-kupu di perut Mina yang beterbangan, semakin membuat Mina tidak bisa menopang tubuh sendiri.
"Apaan, sih?" tanya Mina pelan. Tingkahnya itu membuat Verner gemas dan ingin menciumnya, tetapi Verner sadar dia tidak ingin membuat kepercayaan Mina kepadanya jadi hancur seketika.
"Mina, gue butuh jawaban lo sekarang. Kalau lo terima, mulai sekarang lo jadi cewek gue."
"Lo nggak ngasih waktu?"
"Buat apa? Cepat atau lambat, tetep aja jawaban lo bakalan sama."
Mina melirik pelan. "Emangnya ... lo tahu jawaban gue?"
"Iya," jawab Verner peraya diri.
"Nggak mungkin lah."
"Mungkin. Karena jawabannya cuma ada dua." Verner mendekatkan wajahnya dengan Mina sampai hidung mereka nyaris bersentuhan. Verner sengaja membuatnya tidak tenang sampai membuatnya mundur. Verner tersenyum miring melihat tingkahnya.
Mina rasanya mau pingsan saja saat Verner memandang sepasang matanya lekat sementara jemari tangan cowok itu mengusap sudut bibirnya pelan.
"Iya atau iya."
Mina meneguk ludah. Sepasang mata Verner berhasil memerangkap pandangannya untuk berfokus pada cowok itu.
"Jadi? Mau, kan?" Verner tersenyum.
Mina merasa kupu-kupu di perutnya semakin banyak. "I—iya...."
Mina memejamkan mata erat ketika Verner mendekat, tetapi yang terjadi selanjutnya adalah Verner menyelipkan anak rambut Mina ke belakang telinga.
"Jadi, paham kan sekarang kalau kita itu pacaran?" bisik Verner.
Mina membuka mata perlahan. "Emangnya gue anak kecil yang harus dikasih tahu terus?" Tanpa sadar Mina menjawab lugas. Panas di tubuhnya tiba-tiba menguap begitu saja menyadari momen menegangkan tadi akhirnya lewat.
Verner menyandarkan kepalanya di kursi sambil memandang Mina. "Gue pengin lo manggil gue beda dari yang lain."
"Emh?" Mina mengernyit.
"Aku-kamu. Cuma ke gue."
"Menggelikan." Mina mengalihkan perhatian, tetapi Verner berhasil mengarahkan pandangan Mina ke arahnya.
"Tapi gue pengin dengerin itu dari lo. Lo mau nyamain gue sama cowok lain?"
Verner dengan perkataan sok manja itu membuat Mina sangat geli. "Nggak...."
"Nggak mau, kan?" Verner menahan senyum melihat respons heran Mina.
"Maksudnya, soal aku ... kamu."
"Itu bisa ngomongnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
YOURS
Teen Fiction"Lo kurang ajar. Berengsek. Suka berlaku seenaknya!" - Mina "But you love me, Mine." - Verner Sullivan [] Mina benci dengan cowok. Pengalaman yang dialaminya dulu membuat hatinya keras dan memandang cowok tak lebih dari monster. Setampan apa pun itu...