30.

4.1K 248 6
                                    

Keheningan itu membuat  Mina semakin merasa canggung. Ucapan yang tak dia sangka-sangka baru  saja keluar dari mulut Verner, membuatnya semakin termangu. Didorongnya  Verner agar menjauh. Verner berhasil membiarkannya lepas.

"A—ayo lanjut jalan." Suara Mina gemetar saat dia membawa pandangannya ke jalanan di depan.

"Jawab gue dulu." Verner terus memperhatikan Mina dan itu membuat jantung semakin tak keruan.

"Pulang...," gumam Mina  dengan suaranya kecil. Saat tangan Verner mendekat, Mina tak bisa  menghindar. Verner berhasil mengarahkan wajahnya untuk memandang cowok  itu.

"Tinggal jawab, kok." Tatapan Verner membuat Mina merasa seperti jelly. "Mina, kamu mau jadi gadis aku?"

Ucapan Verner berhasil  membuat Mina memandangnya. Seperti ada kupu-kupu di perut Mina yang  beterbangan, semakin membuat Mina tidak bisa menopang tubuh sendiri.

"Apaan, sih?" tanya Mina  pelan. Tingkahnya itu membuat Verner gemas dan ingin menciumnya, tetapi  Verner sadar dia tidak ingin membuat kepercayaan Mina kepadanya jadi  hancur seketika.

"Mina, gue butuh jawaban lo sekarang. Kalau lo terima, mulai sekarang lo jadi cewek gue."

"Lo nggak ngasih waktu?"

"Buat apa? Cepat atau lambat, tetep aja jawaban lo bakalan sama."

Mina melirik pelan. "Emangnya ... lo tahu jawaban gue?"

"Iya," jawab Verner peraya diri.

"Nggak mungkin lah."

"Mungkin. Karena  jawabannya cuma ada dua." Verner mendekatkan wajahnya dengan Mina sampai  hidung mereka nyaris bersentuhan. Verner sengaja membuatnya tidak  tenang sampai membuatnya mundur. Verner tersenyum miring melihat  tingkahnya.

Mina rasanya mau pingsan  saja saat Verner memandang sepasang matanya lekat sementara jemari  tangan cowok itu mengusap sudut bibirnya pelan.

"Iya atau iya."

Mina meneguk ludah. Sepasang mata Verner berhasil memerangkap pandangannya untuk berfokus pada cowok itu.

"Jadi? Mau, kan?" Verner tersenyum.

Mina merasa kupu-kupu di perutnya semakin banyak. "I—iya...."

Mina memejamkan mata  erat ketika Verner mendekat, tetapi yang terjadi selanjutnya adalah  Verner menyelipkan anak rambut Mina ke belakang telinga.

"Jadi, paham kan sekarang kalau kita itu pacaran?" bisik Verner.

Mina membuka mata  perlahan. "Emangnya gue anak kecil yang harus dikasih tahu terus?" Tanpa  sadar Mina menjawab lugas. Panas di tubuhnya tiba-tiba menguap begitu  saja menyadari momen menegangkan tadi akhirnya lewat.

Verner menyandarkan kepalanya di kursi sambil memandang Mina. "Gue pengin lo manggil gue beda dari yang lain."

"Emh?" Mina mengernyit.

"Aku-kamu. Cuma ke gue."

"Menggelikan." Mina mengalihkan perhatian, tetapi Verner berhasil mengarahkan pandangan Mina ke arahnya.

"Tapi gue pengin dengerin itu dari lo. Lo mau nyamain gue sama cowok lain?"

Verner dengan perkataan sok manja itu membuat Mina sangat geli. "Nggak...."

"Nggak mau, kan?" Verner menahan senyum melihat respons heran Mina.

"Maksudnya, soal aku ... kamu."

"Itu bisa ngomongnya."

YOURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang