"Jangan nangis!" Nada tegas Radit menghentikan sebentar aku yang tengah mengaitkan helm di belakang motor besarnya.
Pasti Radit mengamati dari jarak jauh setengah jam lalu. Bagiku penjelasan Ganes sekedar masuk telinga kanan keluar telinga kiri, berbeda dengan Freya mendengarkan baik di samping.
Pantas Freya mengatakan di malam itu saat aku dan dia berbaring di ranjang menanyakan soal mengotori tangan hingga Freya lah penyebab aku berjanji pada diriku sendiri Selama ini Ganes ... aku bergidik takut, tokoh utama cerita novel 'Lovesick' sungguh menyeramkan.
"Apa jangan-jangan selama ini Freya udah tau." Aku bergumam sembari meremas tangan kalut.
"Jangan nangis dan melamun." Sebelum Radit turun dari motor aku menghentikannya, gerakanku justru membuat Radit menarik telapak tanganku. "Dingin. Lo sakit?" tanyanya.
"Gak kok." Mengulas senyum tipis aku berusaha menarik tangan bukannya lepas Radit malah mengeratkannya.
"Gue janji bakal lindungin lo, sebagai penyembuh atas luka yang Mama berikan. Apa lo tertekan di sini? Gue nggak akan biarin itu semua," tutur Radit.
Tertegun sejenak bola mataku rasanya kembali berkaca-kaca, menghela napas aku menjawab gemetar. "Kak Radit tenang, aku baik-baik aja ... mana mungkin aku tertekan kalo di sini Kak Radit selalu ada dan bagiku Kak Radit termasuk buat aku makin kuat..."
Radit dikehidupan sebelumnya, adikku saja kuat. Di sini sudah dua tahun lebih, pasti sudah banyak Radit lalui.
"Boleh tanya sesuatu?"
"Iya."
"Sebelum alur cerita ini berjalan, mencapai titik awal konflik kemunculan Yena sebagai siswi pindahan, Freya asli semakin beringas ... sebelum itu kamu lakukan apa aja di dunia ini, selama dua tahun belakangan."
Bibir Radit tertarik ke atas walaupun samar aku terkejut kemudian, Radit tiba-tiba menunduk. "Bersenang-senang walaupun terkadang harus dapat tatapan rendah Freya, itu cuma hal biasa bagi gue."
"FREYA-KU SELINGKUH!" Teriakan bombastis tersebut dari arah belakang bersamaan badanku ditarik mundur. Radit tampak raut wajahnya terkejut.
Tau tidak pelakunya siapa? Ziyan Putra Argantara. Detik kelima almamater merah maroon Ziyan kurang ajarnya Ziyan lemparkan di wajahku.
Aku sangat setuju perkataan Freya bahwasanya Ziyan alay, bukan cuma alay Ziyan juga petakilan.
"Lo siapa?" tanya Ziyan.
Segera aku mendorong Ziyan, terlebih Radit yang matanya memicing aku dibuat gelagapan.
"Dia cowok penyebab lo kritis selama lima hari, kan?" Radit menoleh padaku.
"Iya, tapi gue udah minta maaf." Ziyan berkacak pinggang, badannya tidak bergeser sedikit pun walau aku mendorong badannya sekuat tenaga yang ada napasku malah tersengal-sengal. "Lo kakaknya si pasukan itu kan, setau gue namanya Radit?"
Ekspresi Radit kembali seperti semula dingin, manik gelapnya menunjukkan kebosanan yang nyata jika harus berbicara dengan Ziyan.
"Kak Radit kakak gue, Ziyan. Sebenarnya lo mau apa? Kalo mau ngomong sesuatu nanti, jauh-jauh dulu sebentar aja. Gue pengen ngobrol dulu sama Kak Radit."
"Lo usir gue?!"
"Berhenti memasang muka tersiksa."
Karena tak tahan aku mengeplak kepala Ziyan. Sumpah ya, Ziyan responnya dramatis, sampai-sampai menekan dada. Wajib diragukan kalau di depanku ini adalah pemimpin Aster dan pentolan SMA Andromeda.
![](https://img.wattpad.com/cover/268621430-288-k161676.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Antagonis [END]
FantasiaBagaimana jadinya kalau kamu memasuki tokoh antagonis? Bermaksud mengembalikan novel yang dipinjam ke perpustakaan desa, Freya bertemu dengan para bandit kampung yang nyaris memperkosanya. Freya yang lari memasuki hutan berakhir jatuh ke jurang. Fre...