~Hay Call me- Yaya
Jika ada typo atau kalimat berulang-ulang mohon direfresh ulang ceritanya. Oke enjoy and happy reading gaes.🥳
°°°🥳°°°
Tubuh Areska menegang saat melihat sosok wanita yang selama ini ia rindukan, bibir Areska keluh, ingin rasanya Areska memeluknya tapi itu tidak mungkin.
"Mami...." panggil Areska lirih.
Wanita itu menoleh perlahan lalu tersenyum lebar, Areska menahan sesak di dadanya saat melihat kebawah.
"Mami tau aku mau cerita?" tanya Areska berjalan mendekat, "makanya mami kesini?" Areska semakin dibuat sesak saat wanita dihadapannya ini hanya tersenyum.
Areska tersenyum tipis, "maafin Eska mi, Eska belum bisa jadi laki-laki yang baik buat dia." menarik nafas dalam-dalam, "Eska udah turutin permintaan mami, Eska akan jaga dia sekuatnya."
Areska mencoba untuk menggapai tangan pucat itu, tapi gagal. Mendongak keatas untuk menatap langit-langit, "Eska, bingung kenapa Eska sangat sulit mengendalikan perasaan Eska, maafin Eska." memejamkan matanya, Areska mencoba mengusir sesak di dadanya.
"Kamu harus jaga dia, bahagiakan dia. Coba kontrol emosi kamu Eska, dia sangat mencintaimu." bisiknya lirih.
Setelah mendengar bisikan itu, Areska membuka matanya perlahan, dan benar wanita itu sudah pergi, pergi untuk selamanya, "mami kesini cuman mau bilang itu," Areska terkekeh pelan, "mami sayang banget sama dia,"
"Aaargh..." teriak Areska frustasi sambil membanting barang-barang disekitarnya.
"Harus sesakit ini?" gumamnya pelan, "kenapa? Kenapa semesta seakan mempermainkan alur hidup gue?". tanya Areska tak mampu menahan sesak di dadanya.
"Mel...."
Flashback on;
"Mami..." ujar cowok tampan berseragam putih abu-abu sambil memeluk ibunya erat.
"Areska, kamu bukan anak kecil lagi." suara begitu lembut ditelinga Areska.
Areska melepaskan pelukannya lalu duduk dimeja makan dengan tatapan yang dibuat sedingin mungkin, "nggak asik mi." Anjeli tertawa pelan.
"Gimana sekolah kamu? lancar kan?" tanyanya sembari mengoleskan selai kacang diatas roti.
Areska mengangguk kecil, "seperti biasa nomor satu." jawab Areska terdengar biasa-biasa saja.
Anjeli menaruh sepotong roti di atas piring Areska, "mami nggak pernah nuntut kamu buat jadi yang pertama Eska, mami cuman mau kamu belajarnya sungguh-sungguh aja."
Areska tertawa renyah, "tapi dia selalu nuntut Eska buat jadi yang pertama." jawabnya sembari menatap kosong sepotong roti di piringnya.
Anjeli mengusap punggung putranya pelan, "lupakan semua kenangan buruk itu ka, kamu berhak jadi diri kamu sendiri,"
Areska menatap sang mami dalam, "Eska udah biasa." memakan roti dengan satu suapan membuat Anjeli tak mampu menahan tawanya.
"Rakus banget anak mami ini," ujar Anjeli sembari mencubit pipi Areska pelan.
Areska menghentikan kunyahannya saat melihat wajah ceria maminya berubah menjadi sendu, "ada apa? Ada masalah mi?"
Anjeli mengusap punggung tangan Areska pelan,"mami hanya teringat gadis SMP yang mami temui kemarin malam di taman kota," ujar Anjeli sembari menerawang jauh wajah gadis polos yang ia temui kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eskamel
Fiksi Remaja[SEBAGIAN PART DI PRIVATE, FOLLOW AGAR BISA MEMBACA LEBIH LANJUT] /CERITA INI BANYAK MENGANDUNG KATA DAN ADEGAN KASAR JUGA SEDIKIT BUMBU-BUMBU KEBUCINAN!!! 📌JANGAN SAMAKAN CERITA INI DENGAN CERITA LAIN KALAU BELUM MEMBACA KESELURUHANNYA 📌CERITA IN...