35|| ESKAMEL

1.5K 95 2
                                    

~Hay Call me- Yaya

Jika ada typo atau kalimat berulang-ulang mohon direfresh ulang ceritanya. Oke enjoy and happy reading gaes.🥳

Budayakan VOTE!
sebelum baca, setidaknya kasih semangat sitik :(


°°°🥳°°°

"Buruan kak lama banget!" Mel geram sudah lebih setengah jam Areska tak kunjung keluar dari kamar mandi.

Gemericik air terus terdengar, Mel dengan kesal mendorong-dorong pintu dan sesekali menendangnya, "kalau dalam hitungan lima nggak keluar, kak Eska tidur diluar!"

Mendengar ancaman mengerikan dari istrinya, Areska buru-buru mematikan shower dan keluar dari kamar mandi.

"Jangan dong!" ujar Areska yang membuat Mel berjingkat kaget.

"Itu tutupin tubuhnya! Dasar mesum!" teriak Mel menutupi wajahnya.

Tanpa memperdulikan pekikan Mel, Areska dengan santai berjalan kesana-kemari dengan bertelanjang dada, "sekarang hari minggu kan?"

"Hmm,"

"Habis dhuhur aku ijin mau ke anak-anak, boleh?"

"Hmm,"

"Kamu udah masak kan? Aku lapar, makan yuk!"

"Hmm,"

Membalikkan tubuhnya Areska menatap Mel tajam, "kenapa jawabnya hmm terus si, marah?"

"Nggak."

Pusing menghadapi tingkah Mel, Areska memilih turun kelantai bawah untuk segera sarapan.

Mengambil makanan yang sudah disiapkan Areska makan dengan lahapnya tanpa menghiraukan kedatangan Mel dengan menenteng kaos putih miliknya.

"Pakai, nanti masuk angin!" titah Mel menyodorkan kaos tipis milik Areska.

Areska hanya melirik tak minat pada kaos itu, mengangkat satu tangannya yang memegang sendok sebagai kode, "Pakein, aku kan lagi makan."

Bukannya menuruti apa yang diminta Areska, Mel justru dengan kesal melempar kaos itu hingga mengenai wajah sok imut Areska, "Terserah mau dipakai atau nggak, terserah!"

"Lah kok ngamok?" seru Areska yang melihat Mel berjalan menjauh, "Sayang, kenapa kamu makin nyebelin si!"

---🧊---

"Hati-hati nyetirnya!"

"Jangan ngebut, ish!"

"Kak Eska kamu mau bikin kita celaka?" menarik nafas dalam-dalam, Areska menghentikan mobilnya ditepi jalanan yang sepi.

"Bawel banget si," dengan kesal ia mencubit pipi Mel keras

"Aku turun nih!" ancam Mel kesekian kalinya.

Telinga Areska mulai panas, tapi sayang untuk marah pun Areska tak berani. Jika dulu ia sangat mudah marah dan Mel yang terus sabar menghadapinya, tapi sekarang sebaliknya.

"Aku tanya sama kamu, waktu terakhir ditimpuk balok kayu. Kamu yakin nggak ada yang masih sakit?"

"Kenapa emang?" Mel yang heran dengan pertanyaan Areska menggerayai kepalanya untuk memastikan.

Areska tersenyum tipis, lalu kembali menjalankan mobilnya, "aneh aja, kamu sekarang bawel, gampang marah, malah sekarang aku yang harus stok sabar buat hadapin tingkah kamu,"

"Mungkin karma," cetus Mel cueg.

"Karma," Areska bergumam lirih, "iya kali ya, ah masak si karma ada?"

EskamelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang