~Hay Call me- Yaya
Jika ada typo atau kalimat berulang-ulang mohon direfresh ulang ceritanya. Oke enjoy and happy reading gaes.🥳
°°°🥳°°°
"lo dari mana Res?" tanya Eric saat Areska duduk dibangku kantin seperti biasa.
Areska merebut mie ayam milik Dewa lalu memakannya tanpa memperdulikan tatapan dingin dari pemilik makanan itu.
"Gue lapar, bentar dulu introgasinya," balas Areska masih melanjutkan acara makannya.
Arjun menyeruput es teh miliknya lalu menoleh kearah Areska, "kita jadi beli sapi kan gaes?" Pertanyaan itu sontak membuat mereka bertiga tersedak makannya
"Iya." jawab mereka bertiga kompak lalu melanjutkan sesi makannya.
Arjun yang mendapat jawaban seperti yang ia inginkan langsung berdiri dan bersorak senang, "PERHATIAN!! disini siapa yang punya sapi? ayo angkat tangan," seru Arjun membuat seisi kantin melongo tak percaya, "nanti kalau ada DM gue ya, dan jangan lupa kasih diskon," lanjutnya lalu kembali duduk dengan senyum lebarnya.
Mereka bertiga saling menatap,"GILA! MALU GUE," ujarnya lalu pergi meninggalkan Arjun sendirian dikantin.
---🧊---
"Mel, yang ini lo masih inget kan?" tanya Naraka memastikan.
Mel mengangguk ragu, "kemarin malam gue udah baca-baca buku pelajaran, dan iya sepertinya gue ingat,"
Naraka memasukkan buku matematika itu kembali, sambil menghela nafas panjang, "gue sedih tau pas denger lo kecelakaan. Dan sempet si gue pikir yang buat lo sampai celaka itu kak Areska," ucap Naraka lirih.
Mel mengerut bingung, "kenapa bisa kepikiran gitu?" tanya Mel ragu.
Naraka mengubah posisinya didepan Mel, "lo juga lupa kan sama kak Ares?" Mel hanya mengangguk menanggapinya, "syukur deh,"
"Syukur?" beo Mel bingung.
"Ya, dari pada lo sama dia makan hati mulu. Lebih baik lo lupain dia," jelas Naraka penuh emosi.
Mel semakin dibuat bingung dengan kata-kata Naraka, "Maksudnya makan hati?"
Naraka memutar bola matanya malas, "gue tau si lo bucin banget sama dia, tapi yang bikin gue gedek, kenapa lo masih bertahan padahal dia aja selalu nggak ngakuin lo sebagai kekasihnya," Naraka menarik nafas dalam-dalam, "gue tau lo sering bilang dia baik sama lo, mungkin gue nggak tau sisi lain dia sama lo, tapi Argh-udahlah," Naraka membanting buku paket dihadapannya karena kesal.
"Itu sebabnya banyak orang yang nggak tau kalau aku pacar kak Eska?," tanya Mel yang dibalas anggukan Naraka.
"Udah, yok pulang." ajak Naraka mengakhiri pembicaraan mereka, karena sebenarnya Naraka juga takut jika Mel memaksakan mengingat semua itu Mel akan drop.
---🧊---
Netra Mel menyelusuri seluruh isi rumahnya tapi apa yang ia cari tidak kunjung ada, jadi Mel memutuskan untuk bertanya meskipun sangat ragu.
"Kak Marvin, papa belum pulang? Marsel juga nggak ada ya?" tanya Mel hati-hati.
Marvin menutup buku yang ia baca dengan kasar, "mata lo buta?!" sahutnya sengit.
Mel tersenyum tipis, "maaf kak,"
"Ternyata doa gue kemarin belum dikabulkan sama Tuhan," Marvin menatap Mel dengan sengit, "gue berharapnya lo MATI dalam kecelakaan itu, ternyata nggak." sergahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Eskamel
Ficção Adolescente[SEBAGIAN PART DI PRIVATE, FOLLOW AGAR BISA MEMBACA LEBIH LANJUT] /CERITA INI BANYAK MENGANDUNG KATA DAN ADEGAN KASAR JUGA SEDIKIT BUMBU-BUMBU KEBUCINAN!!! 📌JANGAN SAMAKAN CERITA INI DENGAN CERITA LAIN KALAU BELUM MEMBACA KESELURUHANNYA 📌CERITA IN...