11|| ESKAMEL

3.3K 193 5
                                    

~Hay Call me- Yaya

Jika ada typo atau kalimat berulang-ulang mohon direfresh ulang ceritanya. Oke enjoy and happy reading gaes.🥳

°°°🥳°°°

Waktu berlalu begitu cepat, selama dua minggu kebelakang ini pun Areska terus menerus mencoba mengingatkan Mel akan hubungan mereka tapi sampai sekarang pun hasilnya nihil. Dan selama itu juga Areska terus menyelidiki kejanggalan pada kecelakaan yang membuat Mel melupakannya.

Seperti biasa Areska berangkat dengan seragam rapi tanpa celah, senyum manis terus ia tampilkan. Sesekali Areska menanggapi sapaan dari beberapa siswi, sampai netranya tak sengaja menatap keberadaan gadis kesayangannya.

"Woy Res, hari ini kan kita nggak ada jadwal ngajar, ke cafe yok," ajak Eric membuyarkan lamunan Areska.

Karena tak menyahut, Arjun menjitak dahi Areska keras, "hey, badak cogan, nglamun mulu si,"

Areska memegang dahinya sambil meringis pelan, "kutu sapi, lo bisa nggak nggak usah main jitak-jitak sembarangan, sakit bego,"

"Eh bentar," sela Eric, "tadi Ares bilang kutu sapi. Gue jadi kepikiran, kita beli sapi yok," ajak Eric riang.

Ketiganya melotot tak percaya dengan ajakan Eric, membeli sapi? Untuk apa?

"Gila, buat apa beli sapi?" tanya Dewa yang sedari tadi diam.

"Dewa, Sadewa beli sapi itu banyak manfaatnya," balas Arjun sambil merangkul pundak Eric tanda setuju.

"Apa?" tanya Dewa dan Areska barengan.

Arjun membenarkan dasinya, "nih ya, kalau kita gabut kita bisa cari kutunya, terus kalau kita haus kita tinggal peras teteknya, terus kalau udah gede kita sumbangin buat hari Raya Idul Adha, gimana?" Arjun menarik turunkan alisnya songong.

Mereka bertiga saling melirik lalu bebarengan menampar Arjun keras, setelahnya mereka meninggalkan Arjun yang meringis kesakitan begitu saja menuju kelas.

---🧊---

Mel dengan ragu memasuki kelas didepannya, sedari tadi Mel merasa kurang nyaman karena banyak mata yang memperhatikannya.

"Mel!!," suara teriakan yang begitu keras membuat Mel meringis kecil.

"Hay..." balas Mel cangung, pasalnya ia tak ingat siapa cewek cantik dihadapannya ini.

"Udah sembuh? gue dua kali jenguk kerumah tapi selalu nggak ada lo," keluhnya sambil menuntun Mel kearah bangku tempat mereka berdua duduk.

"Udah sembuh Mel?" tanya cowok teman kelasnya.

Naraka berdiri songong, "buta mata lo ha? Mel udah ada disini itu tandanya dia udah sembuh," seru Naraka ngengas.

"Biasa aja kali Nar, tu mulut apa toa si. Gue cium kicep lo," balas Aris tenang.

"Mulut lo mau gue cabein Ris," Naraka yang bersiap mendatangi bangku Aris urung saat Mel mencekal tangannya.

"Ehmm," bibir Mel keluh ia bingung harus memanggil siapa pasalnya Naraka tidak memasang nametag.

"Kenapa Mel?" tanya Naraka khawatir melihat gelagat aneh Mel.

Semua mata kini tertuju pada bangku Mel, seolah mereka juga ingin mendengar apa yang akan Mel ucapkan.

"Maaf, sebenarnya, gue nggak ingat siapa kalian," kalimat itu meluncur lirih dari bibir Mel.

Semua mengerut bingung, lalu saling menatap.

EskamelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang