52|| ESKAMEL

1.2K 86 0
                                    

~Hay Call me- Yaya

Jika ada typo atau kalimat berulang-ulang mohon direfresh ulang ceritanya. Oke enjoy and happy reading gaes.🥳

Tinggalkan jejak biar afdhol hehehe :³

°°°🥳°°°

Bolak-balik Mel mengecek ponselnya, guru yang sedang menerangkan materi didepan sana tak ia hiraukan sedikit pun.

"Kenapa?" bisik Naraka pelan.

Mel hanya menatap Naraka singkat lalu kembali fokus dengan layar ponselnya. Rasa cemas semakin memuncak saat ponsel milik Areska tak dapat dihubungi sama sekali.

Mel mengangkat satu tangannya, "pak maaf, saya ijin ke kamar mandi,"

"Jangan lama-lama ya Mel," ucap guru didepannya yang dibalas Mel senyum tipis.

Berlari menuju kelas XII IPA 1, Mel mencoba mengatur nafasnya, "permisi bu maaf, saya mencari kak Biyan,"

Guru yang mengajar menoleh kearah Mel dan mendekat, "kamu cari Biyan?" Mel mengangguk.

"Biyan nggak masuk hari ini,"

"Kalau kak Zahid?"

Guru ayu itu melirik kearah bangku belakang yang kosong, "sama, hari ini mereka berdua nggak masuk,"

Mengerutkan keningnya tak paham, kini Mel semakin dibuat cemas, "kalau gitu saya permisi ya Bu, maaf mengganggu."

Langkah mungil itu terus berjalan tanpa arah, entah kemana hilangnya semua anggota Règle bahkan kakaknya David pun menghilang entah kemana.

Bel jam istirahat telah berbunyi dua menit yang lalu, banyak siswa yang berlalu lalang. Sesekali badan Mel terhuyung karena tak sengaja tersenggol.

Mendudukkan diri di bangku taman, Mel menghela nafas secara kasar. Kaki yang berayun-ayun seketika berhenti saat sepatu converse tertangkap netranya. Mendongak tinggi Mel lantas tersenyum kecil.

"Dari mana, Mel cari dari tadi nggak ketemu, semuanya menghilang. Kalian mau tawuran lagi?"

"Siapa bilang, orang kakak mau temenin adik kakak yang manis ini," balas David tersenyum lebar.

Mel menepuk sisi kanannya, memberi kode agar David duduk. Mengerti dengan kode itu David duduk dengan mengangkat satu kakinya.

"Kak, anterin pulang yuk. Perasaan Mel nggak enak, keinget kak Eska terus," pinta Mel memelas.

Kini malah David yang dilanda rasa cemas tak karuan, "sialan, malah sekarang gue yang dijadikan kambing hitam," bantin David menggerutu.

"Ah jangan Mel, kamu itu udah banyak absen. Masa sekarang mau bolos lagi?" ucap David menyakinkan, "kalau kamu bolos-bolosan Ares pasti bakal marah besar, dia kan maunya istrinya pinter."

"Hmmm Mel ingat,"

"Nanti pulang sekolah ikut kakak yuk, kita jalan-jalan,"

Mel menatap David tak suka, "nggak, aku cuman mau temenin kak Eska."

Meremas rambutnya pelan, David kembali berucap lembut, "Ares aman sama anak-anak, percaya deh. Jadi nanti kamu tolong bantuin kakak cari kado, please Mel,"

Tak dapat sahutan apapun dari sang adik, David beralih berjongkok didepan Mel, "please sayangnya kakak, mau ya. Kamu kan adik perempuan kakak yang paling tersayang——"

"Preet," balas Mel yang membuat mata David melebar sempurna, "dulu aja kalau sama aku sinis banget. Kak David ajak kak Cyndi aja ya. Mel udah punya tanggung jawab jadi nggak bisa ditinggalin gitu aja,"

EskamelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang