02|| ESKAMEL

4.1K 280 9
                                    

~Hay Call me- Yaya

Jika ada typo atau kalimat berulang-ulang mohon direfresh ulang ceritanya. Oke enjoy and happy reading gaes.🥳

°°°🥳°°°

Mel menggelengkan kepalanya kuat, ucapan tadi terus terngiang-ngiang di pikirannya, ini bukan hal baru bagi Mel, tapi tetap rasanya sangat sakit. Mel tau seharusnya dia bersyukur karena dari sekian banyak perempuan, Areska memilih dirinya sebagai kekasihnya, tapi menjalin hubungan dengan cowok itu sangatlah sulit. Melepaskan pun Mel tak bisa.

Mel mengusap wajahnya kasar.Hampir setengah jam Mel menunggu jemputan dari sang papa, tapi sampai sekarang pun tanda-tanda kemunculannya belum terlihat. Mel menatap sekitar dengan perasaan cemas, hari ini cuaca sangat mendung, pasti sebentar lagi akan turun hujan.

Ponsel disakunya seragamnya bergetar, Mel buru-buru melihat siapa yang mengirim pesan kepada.

Chat : papa

Papa : Mel, maaf papa nggak bisa jemput

Papa : Ada meeting mendadak. Kamu minta jemput kakak saja ya. Maaf banget sayang

Meldy Andriane : Iya pa, papa semangat meetingnya


Mel menarik nafas berat, dengan mengumpulkan keberanian penuh, Mel akhirnya berani untuk mengubungi seseorang yang dimaksud sang papa.

Chat : kak Marvin Abhiramana

Meldy Andriane : Kak Arvin, bisa tolong jemput Mel?

Meldy Andriane : Papa ada meeting jadi nggak bisa jemput

Marvin Abhiramana : Gue sibuk nggak usah manja.

Marvin Abhiramana : Lo bisa pulang naik angkot atau jalan kaki!!

Mel menarik nafas berat, mencoba menahan air matanya yang akan jatuh. Sebenarnya ia sudah mengira jawaban apa yang akan diberikan kakak laki-lakinya itu. Tapi emang dasarnya Mel saja yang suka mencari penyakit hati.

Melirik ke kanan dan kiri mencoba mencari transportasi yang bisa ia gunakan untuk pulang, setelah menunggu angkot tidak ada yang datang, tiba-tiba ada motor besar berhenti didepannya.

Mel hanya melirik ban motor itu, itu bukan motor milik Areska jadi mungkin itu motor ingin menjemput siswi yang menunggu seperti dirinya.

"Lo, Meldy kan?" tanya cowok itu sembari melepas helm full facenya.

Mau tak mau Mel harus mendongak untuk melihat siapa orang itu, "kenapa?"

"Nggak papa, kita pernah satu ekskul yang sama waktu SMP" katanya santai, "Gue Mandala, panggil Mada aja." lanjutnya sambil mengulurkan tangannya.

Mel menjabat tangan itu ragu-ragu, pasalnya seingatnya ia hanya pernah ikut satu ekskul di SMP itu pun hanya berlangsung dua bulan saja.

"Nunggu jemputan," tanya Mada yang sangat ketara kalau hanya basa-basi.

Mel hanya mengangguk kecil, "lo sendiri?"

Mada duduk sambil menopang dagu, "nggak senjata lihat lo, jadi pengin temenin aja." melirik sekilas kearah Mel, "tadi gue lihat lo ngobrol sama kak Areska, lo juga suka sama dia?"

pertanyaan Mada yang membuat nafas Mel tercekat sesaat, "hemm- lo lihat gue di perpus?"

Mada mengangguk-angguk, "iya, gue lihat lo berdua sama kak Areska lalu nggak lama dia pergi." jelasnya.

EskamelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang