46|| ESKAMEL

1.2K 93 1
                                    

Prat ini mungkin akan panjang, so mudah-mudahan nggak bosen :)

JANGAN LUPA VOTE!

Enjoy and happy reading.🥳

—Sebagi pemanis malam—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—Sebagi pemanis malam—

°°°🥳°°°

"Lo tadi dari mana Mel, tumben hampir telat?"

"Ke makam dulu bentar," jawab Mel masih fokus dengan penjelasan guru didepan sana.

"Terus sekarang lo mikirin apa, kalau ada apa-apa cerita sama gue,"

Menggeleng kecil, Mel mencoba tersenyum, "tadi ada yang aneh waktu di pemakaman, kayak habis dibongkar,"

"Lo yakin?" tanya Naraka memastikan, "emang siapa yang tega ngerusak makam kak Ares?"

Lagi-lagi Mel menggeleng kecil, "udah lah,"

"Ini kapan selesainya si?" Naraka mencoba mengalihkan pembicaraan agar Mel tak sedih lagi

Mel memutar bola matanya malas, "bentar lagi Nar, habis—" ucapan Mel terpotong oleh bunyi nyaring bel sekolah.

"Baiklah anak-anak bapak akhiri pelajaran hari ini, jangan lupa kerjakan tugasnya!"

"Iya pak," jawab seisi kelas kompak.

"Ke kantin yok!" ajak Naraka menatap Mel penuh harap.

"Kamu telfon kak Zidar aja ya, aku mau lanjutin baca ini," ucap Mel sembari mengangkat buku sejarah.

"Ogah mending sendirian, ya udah mau nitip nggak?"

Mel menggeleng kecil, "nggak usah, hati-hati ya, jangan lari-lari!" ingat Mel yang di angguki Naraka malas.

---🧊---

Setelah kepergian Naraka, Mel kembali fokus dengan buku sejarahnya hingga tak memperdulikan kejadian sekitar.

Dentuman sepatu terus bersautan membuat Mel mau tak mau mengangkat kepalanya melihat sekitarnya, "eh, kenapa kelas sepi?"

"Loh kenapa semua pada lari-lari, ini ada apa?" Mel yang melihat keluar jendela dibuat bingung dengan tingkah semua orang , jangankan siswa guru pun ikut lari terbirit-birit.

Mel bangkit dan berjalan ke depan, "eh sorry, ini ada apa?" tanya Mel ke salah satu siswi.

"Ada tawuran besar, sekolah dikepung," balas siswi itu kembali melanjutkan langkahnya.

Mel mengerut tak paham, berlari menuju gerbang sekolah, netra Mel membelalak tak percaya. Ada puluhan motor besar dengan warna senada lengkap dengan cowok berjaket hitam dengan logo R di dadanya.

"Kak putra?"

"Non, mending ke aula aja, bahaya!" ujar pak Parmin selaku satpam.

Menoleh sekilas Mel mengangguk kecil, tapi bukannya menurut kini Mel malah berlari membuka gerbang dan keluar. Anggota Règle yang melihat itu langsung menghampiri.

EskamelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang