~Hay Call me- Yaya
Jika ada typo atau kalimat berulang-ulang mohon direfresh ulang ceritanya. Oke enjoy and happy reading gaes.🥳
°°°🥳°°°
Mel merogoh saku roknya, mencari keberadaan benda kecil yang bisa ia gunakan untuk membuka pintu besar rumah Areska.
"Ya Allah, ini mana kuncinya si," keluh Mel masih mengobrak-abrik saku roknya, "Alhamdulillah, ketemu."
Mel berjalan masuk dengan langkah gontai, bagi Mel hari ini adalah hari yang melelahkan. Cuaca diluar juga sangat panas, mana angkot juga penuh.
"Angkot kamu adalah cinta sejati ku," Mel bersenandung kecil lalu mendudukkan pantatnya disofa ruang tv, "masak apa ya untuk makan malem, kayaknya sup ayam aja," monolog Mel
Mel berjalan menuju kulkas didapur, membukanya Mel terkejut ternyata isinya kosong. Hanya ada dua telur dan tiga biji cabai, "emang kalau anak cowok gini ya? Udahlah mending ganti baju terus ke minimarket,"
Setelah membersihkan diri, Mel mengambil tas selempang dan segera pergi ke minimarket, ia harus kembali pulang sebelum Areska kembali.
Berjalan sekitar sepuluh menit, Mel sampai di minimarket. Mengambil keranjang belanjaan Mel berjalan menuju stand sayuran, mengambil beberapa sayuran yang sekiranya akan ia pakai untuk masak satu Minggu kedepan.
Saat sedang asik memilih sayuran Mel merasa ada yang mengawasinya, sontak Mel langsung menoleh dan meneliti sekitarnya. Netra Mel tak menemukan siapapun, menggeleng pelan, Mel kembali fokus pada kegiatanya.
"Mama..." panggil seorang bocah laki-laki berusia kurang lebih empat tahun.
Mel tak menyahut, karena Mel pikir bukan dirinya yang dipanggil, berjalan kearah deretan daging Mel mencoba memilih-milih dengan santai.
"Mama..."
"Astaga. itu gimana si, anaknya manggil nggak digubris," bisik ibu-ibu sambil melihat Mel sinis.
"Iya tu, masih kecil kok udah punya anak. Mana anaknya nggak diperhatiin lagi," sahut ibu-ibu yang satunya.
Mel merasa aneh, kalau mereka membicarakan orang lain kenapa mereka menatapnya seperti itu, seolah-olah yang mereka bicarakan adalah Mel.
Mel membalik tubuhnya, matanya melotot kaget saat tiba-tiba bocah laki-laki memeluk perutnya erat, "ehh,"
"Hay ma..." sapa-nya riang, "mama disini?"
Mel tersenyum kaku, ingin melepaskan pelukan dari tangan mungil itu, tapi tak bisa, "mama? Adek mana mamanya?" tanya Mel linglung.
Bocah itu menunjuk perut Mel menggunakan jari telunjuknya, "ini mamanya Tara," ucapnya sambil tersenyum lebar.
"Tara..." teriakan dari belakang membuat pelukan Tara terlepas lalu menoleh kebelakang, "bocah tengil, dibilangin jangan keluyuran! Kalau lo hilang gimana?"
Tara memutar bola matanya malas, "om put, diem deh. Ini aku lagi sama mama," jelasnya lalu kembali memeluk perut Mel.
Mel menatap cowok jakun didepannya, "ini adek kakak?"
"Bukan dia anak temen gue," balasnya lalu menarik tangan Tara pelan, "ayo kita kebasecamp, nanti papa lo marah."
Tara menggeleng kuat, "nggak, aku maunya sama mama!" balasnya ketus.
Putra menghela nafas panjang, seharusnya tadi ia tak menyetujui ajakan Tara untuk pergi ke minimarket, "oke gini aja, kita kebasecamp dulu, bilang sama papamu kalau mama udah ketemu, nanti balik lagi deh kesini," rayu putra agak memelas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Eskamel
Teen Fiction[SEBAGIAN PART DI PRIVATE, FOLLOW AGAR BISA MEMBACA LEBIH LANJUT] /CERITA INI BANYAK MENGANDUNG KATA DAN ADEGAN KASAR JUGA SEDIKIT BUMBU-BUMBU KEBUCINAN!!! 📌JANGAN SAMAKAN CERITA INI DENGAN CERITA LAIN KALAU BELUM MEMBACA KESELURUHANNYA 📌CERITA IN...