54|| ESKAMEL

1.3K 89 0
                                    

~Hay Call me- Yaya

Jika ada typo atau kalimat berulang-ulang mohon direfresh ulang ceritanya. Oke enjoy and happy reading gaes.🥳

°°°🥳°°°

Hari berganti begitu cepat, kesembuhan Areska pun semakin terlihat. Meski hanya bisa setapak dua tapak setidaknya kaki Areska tak lagi kaku seperti awal.

Hari ini adalah hari ujian kelulusan untuk seluruh anak kelas XII, dari jam empat pagi Mel sudah sibuk dengan segala urusan dapurnya.

"Sayang, dasi aku mana?" teriak Areska menggelegar kepenjuru rumah.

Entah sudah berapa kali Mel menghembuskan nafas panjang, mencoba terus sabar meski lumayan susah, "sebentar kak, Mel lagi goreng tahu nanti gosong,"

"Sayang, ini kartu ujianku mana?"

Karena sudah terlampau kesal, Mel meraup wajahnya sendiri dan memekik tertahan. saat berbalik Mel dikejutkan dengan adanya Areska didepannya.

"Kamu masak?"

"Giling baju kenapa?" balas Mel sewot.

Sedikit memundurkan kursi roda yang di tumpanginya, "udah ketemu semua kecuali dasi, nggak ada tau kemana. Padahal kan biasanya ada di mej-eh sayang!" jerit Areska yang membuat Mel berjingkat kaget.

"Kamu nemu pisau itu dimana?"

Mel melirik pisau kecil yang tadi ia pakai memotong daging ayam dan perbawangan, "oh itu tadi di atas nakas,"

"Astaga, mana sini buruan!"

Karena bingung, Mel mengambil pisau kecil itu lalu memberikannya pada suaminya, "ini, tadi pisau dapur patah."

"Kamu tau ini pisau apa?" Mel menggeleng sebagai jawaban, "ini pisau kesayangan aku, ini bukan buat kupas bawang yang. Ini biasanya buat bunuh orang!"

"Ha bunuh orang?!" pekik Mel kaget.

Gelak tawa dari arah belakang memenuhi seisi rumah ini, keempat cowok dengan seragam lengkap itu terus tertawa ngakak meskipun sudah dihadiahi tatapan menusuk milik Areska.

"Astaga Mel, lo pinter banget si," Zahid yang gemas langsung berjalan dan mencubit pipi gadis itu gemas.

"Jauhi istri gue, tai lo, beraninya cubit-cubit," geram Areska.

Karena akhir-akhir ini Areska sudah mulai bisa marah, Zahid memilih mundur, ia masih mau hidup tenang, "oke-oke maaf, sekarang kita sarapan aja lah,"

"Setuju, gue lapar banget," Biyan berucap sembari mengelus perutnya.

Terdengar decakan malas dari bibir Areska, "beban banget jadi orang,"

---🧊---

"Sini biar gue, kita beda ruangan," ujar Biyan mengambil alih.

Zidar hanya mengangguk lalu bergeser ke samping, "lo semua semangat,"

"Pasti," jawab mereka serempak.

"Buku catatan lo, mana gue belum belajar," kata David yang baru datang dengan baju berantakan.

"Jangan buku gue, gue nggak pernah nyatet,"

David menoyor kepala Zahid, "gue mintanya ke Ares, bukan ari-ari,"

"Sialan lo vid,"

Membuka tas ranselnya dan mengeluarkan buku catatan berwarna hitam, "semua materi ada disitu, dua puluh lima menit lagi bel masuk bunyi. Yakin keburu?"

EskamelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang