~Hay Call me- Yaya
Jika ada typo atau kalimat berulang-ulang mohon direfresh ulang ceritanya. Oke enjoy and happy reading gaes.🥳
°°°🥳°°°
Seperti ucapan Areska tempo hari. hari ini adalah hari terakhir Mel menyandang gelar seorang gadis remaja. Karena satu jam lagi gelarnya akan meningkat lebih tinggi yaitu menjadi seorang istri.
Mel mengira Areska hanya main-main saat mengatakan ingin mempercepat pernikahannya, ternyata cowok kekeuh dengan ucapannya.
"Anak papa cantik," Ardy berjalan mendekat kearah putrinya yang sudah berbalut baju kebaya putih simpel.
"Pa..." Mel merengek sambil memeluk Ardy erat, "apa ini bener? Secepat ini?"
Ardy mengelus surai hitam putrinya lembut, "kamu kesayangan papa kan? Maaf jika papa mengambil keputusan seperti ini. Tapi papa juga nggak bisa mengelak tentang ucapan Ares, dia benar yang bisa jaga kamu hanya dia,"
Mel yang mendengar penuturan Ardy tak mampu menahan tangisnya, "papa kok ngomong gitu si? Selama ini kan papa selalu menjaga Mel dengan sangat baik,"
Ardy sedikit menggeleng, lalu menyeka air matanya, "papa sudah beberapa kali kecolongan, papa nggak mau sampai itu terjadi lagi,"
"Kakak..." teriakan kencang itu berhasil membuat Mel dan Ardy mengakhiri sesi sedih-sedihnya.
"Hay Arsel, I miss you," ujar Mel sembari memeluk tubuh mungil adiknya erat, "kapan pulang?"
"Tadi subuh papa jemput Marsel," jelasnya dengan wajah excited, "jadi ini namanya nikah?"
Mel dan Ardy saling melirik lalu tertawa lepas, "anak papa yang satu ini, masih kecil udah kayak orang dewasa ya," Ardy menggelitik perut Marsel gemas.
"Saya nggak boleh masuk? Kenapa?"
"Nanti mas, kalau waktunya ijab pasti mempelai wanita akan turun kebawah,"
"Tapi dia calon istri saya, masak nggak boleh?"
Suara gaduh diluar membuat Mel cengo, lalu menatap Ardy yang terlihat tersenyum tenang.
"Papa keluar dulu," Ardy sedikit mengelus pundak Mel lalu menatap Marsel, "papa titip kakak bisa?"
---🧊---
"Ares, ada apa?"
Areska berdecak keras, "ribet banget om, masak mau masuk nggak boleh,"
Ardy terkekeh pelan menghadapi sifat calon menantunya ini, "Res, nanti ya. Sekarang kamu kebawah dulu, pak penghulu ada dibawah, kamu nggak mau ijab kabul?"
"Mau om, tapi—, yasudah ayo gas," ucap Areska lalu berjalan menuruni tangga.
Diruang tengah rumah Mel yang sudah disulap sedemikian rupa membuat Areska bertambah gugup, keringat dingin mengucur di pelipisnya.
"Gugup lo?" Barat mencoba memastikan keadaan sahabatnya yang sangat terlihat tegang.
Areska hanya melirik Barat sekilas lalu kembali fokus dengan secarik kertas yang berisi kata-kata untuk ijab kabul.
"Gue nggak pernah lihat Ares se-nervous ini," bisik Zahid yang disetujui sahabatnya yang lain.
Memang di acara ini yang Areska ajak hanya keempat inti Règle saja. lah gimana dengan GJ? Areska memang sengaja tidak memberitahukan ini, bukannya jahat tapi Areska hanya tak mau nantinya rahasia ini akan terbongkar, to setelah lulus Areska akan mengadakan resepsi besar-besaran.

KAMU SEDANG MEMBACA
Eskamel
Teen Fiction[SEBAGIAN PART DI PRIVATE, FOLLOW AGAR BISA MEMBACA LEBIH LANJUT] /CERITA INI BANYAK MENGANDUNG KATA DAN ADEGAN KASAR JUGA SEDIKIT BUMBU-BUMBU KEBUCINAN!!! 📌JANGAN SAMAKAN CERITA INI DENGAN CERITA LAIN KALAU BELUM MEMBACA KESELURUHANNYA 📌CERITA IN...