37|| ESKAMEL

1.4K 97 0
                                    

~Hay Call me- Yaya

Jika ada typo atau kalimat berulang-ulang mohon direfresh ulang ceritanya. Oke enjoy and happy reading gaes.🥳

Budayakan VOTE!
sebelum baca, setidaknya kasih semangat sitik :(


°°°🥳°°°

Setelah mendengar kabar kalau Eric kabur dari rumah sakit, pikiran Areska semakin kalut, bukan tanpa alasan pasalnya markas Règle yang sekarang kena sasaran.

Dengan kecepatan penuh, Areska menjalankan mobilnya. Tatapannya memang fokus kedepan tapi isi kepalanya berkecamuk.

"Sial, orang yang udah gue anggap keluarga tega ngelakuin ini semua." dengan kesal Areska memukul setir mobil kencang.

Dengan lincah Areska memutar setir saat mobilnya masuk pekarangan markas Règle, turun dengan tergesa-gesa. Menghampiri sebagian temannya yang terluka.

"Gimana?"

Zidar menengok sekilas lalu kembali membersikan luka di dahi Zahid, "nggak usah cemas, semua udah aman kok,"

"Kalau lo disini, Mel gimana?" sahut Biyan berjalan santai sambil meminum es teh.

Areska mengumpat bisa-bisanya dia meninggalkan Mel sendiri saat tidur, meremas rambutnya kuat, Areska teringat sesuatu, "Cctv rumah ke sambung ke ponsel gue,"

Entah bagaimana ceritanya saat semua orang disana sibuk mengobati luka dan segala hal, Barat malah sibuk membenahi lego yang diyakini milik Utara.

Areska yang cengo melihat tingkah Barat menimpuk Batu yang tepat mengenai lego itu hingga jatuh berserakan.

"Bangsat! Kalau ini nggak tuntas Tara ngambek!" bentak Barat tanpa melihat sang pelaku.

"GILA!" seru Areska yang membuat Barat menoleh dengan spontan.

"Kapan lo Dateng?"

"Barusan."

Barat membenarkan tatanan rambutnya, "jadi yang nimpuk, lo?" Areska mengangguk santai.

Melihat respon Areska, Barat menghancurkan susunan lego lalu mendorongnya kearah Areska. Areska menaikkan satu alisnya bertanya.

"Susun!" titah Barat, saat Areska hendak protes Barat kembali melanjutkan ucapannya, "kalau nggak malam ini gue kirim Tara ke rumah lo!"

"Ck sial!" dengan kesal Areska meraup lego itu lalu menyusunnya satu persatu. Jelas Areska tak mau jika nanti malam harus diganggu oleh bocil menyebalkan itu.

"Udah pada sholat?" tanya Zidar yang dibalas anggukan dari beberapa anggota.

"Udah malam mending masuk, disini dingin banget gila." ajak Zahid yang mulai merasa angin malam menembus kulit jaket kebanggaannya.

Anggota Règle yang lain sudah masuk kedalam, sedangkan Areska masih sibuk menyusu lego, Bagaimanapun Areska juga sangat menyayangi Utara.

Dua puluh menit Areska duduk anteng, hasil karyanya terlihat sangat sempurna meskipun hanya menata tapi bagi Areska ini sangat membanggakan.

"Akhirnya tuntas," merentangkan kedua tangan agar ototnya tak tegang, "itung-itung belajar kalau nanti ada Eska junior," Areska terkekeh geli membayangkan hal itu.

Saat menoleh kesamping, netra Areska tak sengaja melihat bayangan mendekat ke pekarangan belakang. Dengan hati-hati Areska mengikuti bayangan itu.

Senyum iblis itu kembali Areska terbitkan, menggeleng kepalanya ke kanan dan kiri bergantian. Dengan tenang Areska berjalan dan mencekal pundak orang itu.

EskamelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang