32|| ESKAMEL

1.4K 111 0
                                    

~Hay Call me- Yaya

Jika ada typo atau kalimat berulang-ulang mohon direfresh ulang ceritanya. Oke enjoy and happy reading gaes.🥳

Budayakan VOTE!
sebelum baca!!!

°°°🥳°°°

Deru mesin motor saling bersautan, lima belas motor dengan warna senada itu melaju dengan kecepatan tinggi membela jalanan yang sangat sepi.

Di persimpangan jalan, Barat memberi instruksi kepada mereka semua untuk berpencar sesuai rencana. Keenam motor yang dipimpin oleh Barat itu berhenti di samping bangunan tua yang tak berpenghuni.

"Res, control emosi lo," ucap Zidar melihat manik mata Areska yang mulai memancarkan amarah dan ia tau isyarat itu.

"Kita mau ngapain disini Res, main petak umpet?" Arjun menelisik tempat yang terlihat kumuh dan gelap ini.

"Masuk!" titah Areska tanpa menjawab pertanyaan Arjun.

Mereka semua masuk kedalam gedung itu, bersembunyi dibalik tumpukan kardus-kardus yang berceceran dimana-mana.

Dewa menatap sekeliling tak paham, "lo tau sesuatu Jun?"

Arjun menggeleng sebagai jawaban, "gue berharap ini bukan seperti yang gue duga,"

Brak!

"Pengecut dimana lo, nggak usah sembunyi kaya banci!" teriakan itu membuat tiga cowok diantara mereka memejamkan mata tak percaya.

"Apa urusan lo sampai berani bawa-bawa mama gue! Keluar lo sekarang!"

Areska berdiri, tepat saat Areska membuka penutup kepalanya lampu gedung ini menyala terang.

"Hay—" sapa Areska tersenyum manis, "penerbangan lo aman?"

"Ares—" lirih orang tersebut tak percaya.

Areska berjalan mendekat, "kenapa kaget? Kita sahabat kan?"

"Kenapa lo disini?" tanya cowok itu balik.

"Ck....ck...ck...., Kok kaget gitu mukannya? Kenapa?" berjalan memutari cowok itu Areska tertawa lepas, "lo lagi cari banci yang udah ngancem dengan bawa-bawa nama nyokap lo kan? Ini gue! Gue yang lakuin itu semua!"

"Maksud lo apa?" tanya cowok itu mulai terpancing emosi.

"Gue kira persaingan kita hanya dalam hal akademik, selebihnya kita sahabat baik. Tapi sekarang—" Areska sengaja menggantung ucapannya, "punya sahabat kayak lo adalah kesalahan terbesar dalam hidup gue!"

Cowok itu berbalik hendak meninggalkan tempat ini, tapi dengan cepat anggota Règle lainnya menutup pintu itu dan menguncinya.

"Mau kemana? Kenapa ketakutan?" nada Areska terdengar sangat meremehkan.

"Res gue nggak ada urusan sama lo, gue cabut,"

Sebelum cowok itu benar-benar melangkah kearah pintu utama, Areska mencekal pundak yang membuat sang empu dengan kasar menghempas tangan Areska.

"Cukup! Gue nggak ada urusan sama lo!" bentaknya yang ditanggapi Areska dengan senyum simpul.

Semua anggota Règle keluar dari persembunyian saat melihat instruksi dari Barat, cowok itu membelalakkan matanya kaget.

"Banci? lo bilang gue banci dengan semua ini?" Areska berdecak keras, "Sebenarnya lo yang BANCI!" sarkas Areska.

"Maksud lo apa?!"

EskamelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang