47|| ESKAMEL

1.2K 92 1
                                    

~Hay Call me- Yaya

Jika ada typo atau kalimat berulang-ulang mohon direfresh ulang ceritanya. Oke enjoy and happy reading gaes.🥳

—JANGAN LUPA VOTENYA!—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—JANGAN LUPA VOTENYA!—


°°°🥳°°°

Sembilan orang menatap kaca didepannya tak percaya, tatapan mereka terpaku pada satu objek yakni seorang yang kini berbaring lemah di atas brankar rumah sakit.

Mel membekap mulutnya tak percaya antara senang dan sedih semua berkecamuk menjadi satu.

"Apa kalian keluarga pasien?"

Semua menoleh menatap seorang dokter paruh baya, "saya kakak iparnya," balas David.

Dokter itu mengangguk sembari menghembuskan nafas lega, "syukurlah kalian kesini, di kondisi sekarang yang pasien butuhkan hanya support dari keluarga,"

"Bukankah Ares sudah mulai sadar?" tanya Barat tak paham.

"Benar pasien sudah sadar sejak kemarin, tapi karena terus histeris kami memberikan suntikan untuk menenangkannya,"

"Apa saya boleh temuin suami saya?"

"Silakan, usahakan bergantian ya," dokter itu mengekori Mel dan David.

Mel berjalan mendekat, air matanya luruh tanpa diminta. Menyentuh tangan kekar yang selama ini ia rindukan.

"Jangan sentuh saya!"

Mel berjingkat kaget, "ini Mel kak," bisik Mel.

Tangan Areska meraba mencari tangan mungil istrinya, "sayang kamu disini?"

David menatap pergerakan aneh dari Areska, ia merasa ada yang tak beres dengan suami adiknya.

"Ini gelap banget, nyalain lampunya." pinta Areska terus menggenggam tangan istrinya erat.

Deg!

"Kak Eska ini lampunya nyala kok," Mel menghapus air matanya kasar, "jangan bercanda ya, aku kangen banget."

"Hey, aku nggak bercanda sayang, ini beneran gelap banget," ujar Areska mulai panik, "aku pengen lihat wajah kamu, nyalain lampunya ya please," lanjutnya memelas.

"SIAL, NYALAIN LAMPUNYA GUE NGGAK SUKA!" teriak Areska histeris.

Areska mulai frustasi saat matanya terbuka tapi tak bisa melihat apapun. Areska hanya ingin melihat wajah istrinya. Hanya itu!

"Ini ada apa dok?" David menuntut penjelasan.

Tujuh orang diluar yang mendengar teriakan histeris Areska menatap kedalam cemas.

Tak lama dokter dan David keluar ruang rawat Areska untuk menyampaikan apa yang sebenarnya terjadi.

"Kenapa Ares, Vid?" Barat mencekal lengan David.

EskamelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang