~Hay Call me- Yaya
Jika ada typo atau kalimat berulang-ulang mohon direfresh ulang ceritanya. Oke enjoy and happy reading gaes.🥳
Jangan lupa tinggalkan jejak!.😚
°°°🥳°°°
Mel yang baru saja membuka pintu ruang rawat Areska, melotot tak suka melihat pemandangan didepan sana.
Dengan langkah lebar Mel menghempaskan tangan seorang suster yang beraninya memegang lengan suaminya, "kak Eska mau sesuatu?"
"Iya aku mau ke toilet,"
"Maaf dek biar saya bantu dulu kakaknya," ujar suster itu lalu kembali ingin memegang lengan Areska.
Mel menepis tangan itu lalu menatap suster dengan wajah sok jutek, "biar saya yang urus suami saya, suster kerjain yang lain aja. Jangan gatel." kata Mel penuh penekanan.
Areska menahan kedutan di bibirnya, ingin rasanya ia melihat ekspresi mengemaskan dari istrinya tapi sayang mungkin untuk saat ini dan seterusnya Areska tak akan lagi bisa melihat wajah ayu gadisnya.
"Kalau gitu saya permisi," panik suster tersebut.
"Ayo!" suara berat Areska berhasil membuat Mel mengalihkan pandangannya.
"Kenapa nggak tunggu Mel aja, kenapa harus minta tolong suster itu, mana susternya cantik lagi."
Tak kuat lagi menahan, senyum manis Areska terbit dengan begitu sempurna, "kamu tetap yang paling cantik, to sekarang aku nggak bisa lihat kan,"
Hati Mel mencelos mendengar kata-kata Areska, "kak Eska ada Mel disini, Mel yang akan jadi mata untuk kakak,"
Seperti tak merasa sedih Areska justru terkekeh pelan, "kamu dua minggu pisah sama aku banyak berubah ya,"
"Ish apaan si, dua minggu itu lama ya," sewot Mel.
"Meski Tuhan ngambil penglihatan aku, aku tetap bersyukur kok. Seenggaknya masih bisa ketemu kamu lagi, aku kira malam itu adalah malam terakhir aku bisa cium kamu," Mel termenung, mengelus lengan Areska pelan.
"Kamu bener, sejauh apapun aku pergi paling mentok pulangnya ke kamu lagi," lanjut Areska lalu tertawa kecil.
Pipi Mel merona mendengar penuturan itu, sial kenapa suaminya semakin hari semakin manis. Mana Areska yang dulu, Areska yang arogan, posesif, dan pemarah.
"Kamu kalau pakai blush on jangan tebal-tebal dong sayang,"
Mendengar nada mengejek dari mulut pedas suaminya, Mel mencubit kuat perut Areska hingga sang empu mengadu kesakitan.
"Udah ah males aku," keluh Mel ingin berjalan keluar tapi ditahan oleh Areska.
"Nggak jadi ini nganterin aku, kalau gitu tak minta tolong suster aja,"
Berbalik badan Mel mencekal tangan Areska kuat, "jangan, Mel anterin aja,"
"Bisa kak?" tanya Mel was-was yang dibalas Areska gumaman tak jelas.
"Shit!" umpat Areska spontan saat bajunya basah kuyup kena air.
"Anak-anak belum kesini?"
Mel berbalik menatap suaminya, baju basah Areska menjadi fokus Mel saat ini. Bentuk tubuh itu sangat tercetak jelas, "dih enak banget si suster kalau sampai lihat aset suami gue," rutuk Mel dalam hati.
"Baju aku basah yang, mau ganti aja," lagi-lagi suara berat itu membawa Mel kembali sadar dengan isi pikirannya.
"Biar Mel yang ganti," ceplos Mel tanpa sadar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Eskamel
Teen Fiction[SEBAGIAN PART DI PRIVATE, FOLLOW AGAR BISA MEMBACA LEBIH LANJUT] /CERITA INI BANYAK MENGANDUNG KATA DAN ADEGAN KASAR JUGA SEDIKIT BUMBU-BUMBU KEBUCINAN!!! 📌JANGAN SAMAKAN CERITA INI DENGAN CERITA LAIN KALAU BELUM MEMBACA KESELURUHANNYA 📌CERITA IN...