09|| ESKAMEL

3.3K 242 0
                                    

~Hay Call me- Yaya

Jika ada typo atau kalimat berulang-ulang mohon direfresh ulang ceritanya. Oke enjoy and happy reading gaes.🥳

°°°🥳°°°

Meskipun senyum manis terus Areska tampilkan, tapi didalam hati Areska merasa sangat cemas dan takut. Karena sudah tiga hari setelah berhasilnya operasi tapi Mel belum juga membuka matanya. Hari ini pun sebenarnya Areska tak ingin pergi ke sekolah tapi bujukan Ardy membuatnya dengan berat hati harus menurutinya.

"Kak Ares!" teriak Naraka yang membuat Areska harus menoleh kebelakang.

Menghembuskan nafas panjang, "apa?" tanya Areska menatap Naraka malas.

"Berita yang gue denger hoax kan? Mel nggak papa kan? Tiga hari Mel nggak masuk, gue udah coba kerumahnya tapi sepi. Atau mungkin Mel lagi males kan sama gue, makanya dia nggak mau balas dan angkat telepon dari gue," cerocos Naraka dengan suara yang terdengar bergetar.

"Itu bener, VVIP 26 rumah sakit Nusantara," jawab Areska sambil mengusap wajah lelahnya kasar.

Jawaban itu sontak membuat Naraka terduduk lemas, hatinya tidak bisa menerima kenyataan bahwa berita itu benar, dan sekarang sahabatnya sedang berada di rumah sakit, "ini semua bukan karena lo kan?"

Areska membulatkan matanya, "LO GILA!! Mana mungkin gue ngebuat wanita paling berharga di hidup gue celaka, HA!!!" bentak Areska.

Naraka mengerjapkan matanya, "bohong, gue nggak yakin lo cinta sama Mel. kalau lo cinta sama Mel, nggak mungkin selama setahun ini lo selalu siksa Mel dengan nggak ngakuin dia sebagai kekasih lo. Lo selalu hina dan caci Mel, lo kira gue nggak tau. Ha!!"

Areska mengeram frustasi, "bisa berhenti, plis gue pusing dan nggak ingin debat. Gue cinta sama Mel dengan cara gue sendiri. Dan gue rasa itu bukan kapasitas lo buat menilai kadar cinta gue," balas Areska lalu berjalan meninggalkan Naraka yang masih diam membisu.

---🧊---

Areska berdecak kesal, dirinya baru ingat kalau sekarang ada ulangan matematika dan dirinya belum belajar sama sekali.

"Res, yang ini lo udah ngerjain kan kemarin? contek caranya mana?," pinta Arjun sembari memutar tubuhnya menghadap bangku Areska.

"Nanti aja, gue belum belajar," balas Areska yang langsung mengeluarkan buku catatannya.

Dewa sedikit melirik Areska tak percaya, "yakin? sejak kapan lo malas belajar?"

"Ini pasti akal-akalan lo aja kan Res? Biasanya anak-anak pinter apalagi yang peringkat satu, pasti ngomong gitu, biar nggak dicontek!" timpal Eric malas, pasalnya diantara keempatnya memang selalu berlomba untuk jadi yang terbaik dalam bidang akademik, tapi selalu yang terbaik pertama adalah Areska Gempata Audwine.

Areska hanya tersenyum simpul, "terserah deh, gue males debat."

Mereka bertiga menatap Areska bingung. Tingkah Areska terlihat aneh, biasanya Areska paling semangat jika ada ulangan mata pelajaran yang berhubungan dengan angka, tapi kali ini sepertinya Areska tidak ada semangat sama sekali meskipun senyum manisnya tak pernah luntur.

"Kenapa dia?" tanya Arjun yang dibalas gedikkan bahu dari Dewa dan Eric.

"Pagi anak-anak, seperti yang ibu ucapkan kemarin. Hari ini kita ulangan matematika ya, total semua soal empat puluh lima. Kalian ada waktu satu setengah jam untuk menyelesaikannya," ucap guru Neni tiba-tiba.

"Kok waktunya sedikit si Bu?" protes Arjun yang disauti semua teman-temannya.

Beda dengan teman-temanya yang masih menggerutu, Areska dengan tenang mengerjakan semua soal dihadapannya, sesekali Areska mengetuk bolpoin ke dahinya tanda dirinya sedang berfikir.

EskamelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang