13|| ESKAMEL

2.8K 179 1
                                    

~Hay Call me- Yaya

Jika ada typo atau kalimat berulang-ulang mohon direfresh ulang ceritanya. Oke enjoy and happy reading gaes.🥳

°°°🥳°°°

Mel menuruni tangan dengan langkah buru-buru, mencari keberadaan sang papa.

"Pa ini? Jadi bener? Orang itu nggak ngarang?" tanya Mel beruntun sambil menunjukkan ponsel lamanya.

Ardy menatap putrinya gemas, "nafas dulu sayang, ada apa? coba cerita ke papa pelan-pelan,"

Mel mencoba mengatur nafasnya yang memburu, "ini, ponsel lama aku? Terus ada foto ini," ucap Mel menunjukkan layar ponselnya.

"Itu bener, bukan editan," balas Ardy.

"Masa?" tanya Mel lirih yang dibalas Ardy anggukan mantap.

"Jangan paksa mengingat semuanya, biar semua ngalir apa adanya," Ardy mengelus puncak kepala Mel pelan.

Mel mengerucutkan bibirnya, "padahal udah dua minggu setelah aku keluar dari rumah sakit, tapi sampai sekarang masih belum ingat apapun,"

Ardy menatap Mel lalu tertawa pelan, "kamu ingat kata dokter Dino? kalau kamu terlalu memaksakan mengingat semuanya bisa aja keadaan kamu bisa drop, papa nggak mau itu terjadi."

Mel mengangguk pelan, "papa bisa tolong suruh dia kesini?"

Ardy hanya mengangguk lalu mengeluarkan ponselnya, "udah, kamu makan dulu sana,"

---🧊---

Mengendarai mobil dengan kecepatan sedang, sepanjang jalan Areska terus bersiul senang, ia mempunyai firasat baik tapi entah apa hal baik itu.

Empat puluh menit, akhirnya Areska sampai ditujuannya. keluar dari mobil, Areska kembali meneliti penampilannya, Sempurna-batinnya.

"Assalamu'alaikum om," sapa Areska saat melihat laki-laki paru baya didepannya.

Ardy tersenyum lebar, "Wassalamu'alaikum, masuk Res,"

Areska mendudukkan pantatnya disofa ruang tengah rumah Mel bersebrangan dengan Ardy.

"Kamu nggak lagi sibuk kan Res?" Ardy membenarkan posisi dudukannya.

Areska menggeleng kuat, "kalau nyangkut Mel, Ares nggak akan sibuk,"

"Ah, itu Mel," ucap Ardy saat melihat anak gadisnya datang.

Mel melirik Areska sengit, seolah menunjukkan kemarahannya. Lalu menoleh ke Ardy, "papa, boleh aku bicara berdua sama dia," Mel menunjuk Areska.

Areska dibuat bingung, satu tahun bersama Mel, baru kali ini Areska melihat tatapan seperti itu dari Mel.

Setelah kepergian Ardy, Mel melangkah menuju taman belakang rumah yang diikuti oleh Areska.

"Ehemm," Mel berdehem pelan, "kenapa?"

"Kenapa?" beo Areska bingung.

Mel menoleh menghadap Areska sepenuhnya, "kenapa kak Eska nggak ngakuin aku? Kalau memang benar aku pacar kakak, terus kenapa semua orang nggak tau itu?"

Areska termenung sejenak, ia sudah menduga Mel akan menanyakan hal ini, "gimana?" Areska menghela nafas pelan, "gimana cara aku ngejawab pertanyaan kamu?"

Mel mendongak tinggi, "apa nggak bisa dijelaskan semuanya? Bukanya dua minggu kebelakang ini, kamu selalu yakinkan aku tentang ini?"

Areska mengangkat sudut bibirnya, "karena aku mau kamu ingat sama semua tentang kita," jawab Areska sembari mengelus pelan puncak kepala Mel.

EskamelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang