05|| ESKAMEL

3.3K 224 7
                                    

~Hay Call me- Yaya

Jika ada typo atau kalimat berulang-ulang mohon direfresh ulang ceritanya. Oke enjoy and happy reading gaes.🥳

°°°🥳°°°

Areska berjalan santai menuju kelas sembari terus menampilkan senyum manisnya, mendudukkan diri di kursi biasa dirinya tempati.

Eric menoleh kearah Areska lalu memberikan sebuah kertas, "dari mana? Nih baca,"

Areska menerima kertas yang diberikan Eric dengan lesu, "dari siapa?"

"Laras," timpal Arjun yang masih memainkan game online diponselnya.

Areska hanya mengangguk lalu membaca isi kertas itu dengan seksama, "gue keluar bentar," pamit Areska lalu pergi begitu saja.

Mereka bertiga saling menatap, "sebenarnya si Ares sama Laras ada apa si? Gue nggak Nemu tatapan cinta Dimata Ares kalau sama Laras." terang Arjun yang dibuat bingung dengan sikap Areska.

Dewa mengedikkan bahu acuh, "gue curiga dia ada cewek yang selama ini ditutupin dari kita, tapi bukan Laras."

Eric langsung menoleh kebelakang, lalu menopang dagunya diatas meja, "gue juga ada firasat gitu. Tapi siapa? Areska tu anaknya friendly jadi susah buat ditebak," keluhnya.

"Ada satu cara supaya kita tau siapa cewek dia," ujar Arjun tiba-tiba, "nanti kita tanya ke dokter di UKS, tadi gue lihat Areska habis dari sana. Kalian ingat, sehumble-humblenya Areska dia nggak bakal mau kalau disuruh masuk UKS. Dari sini udah jelas kalau ada sesuatu disana sampai Areska mau masuk tempat itu." lanjut Arjun panjang lebar.

Keduanya yang mendengar penjelasan dari Arjun mengangguk setuju, pasalnya mereka belum yakin jika Areska sudah sembuh dari traumanya sehingga berani masuk kedalam ruang kesehatan itu.

---🧊---

"Ada apa ras?" tanya Areska saat langkahnya sampai di depan siswi cantik ini.

Siempu yang namanya dipanggil sontak menoleh, lalu tersenyum lebar, "Eska...." ujarnya lalu memeluk Areska erat.

Darah Areska mendidih, dengan sedikit kasar dirinya melepaskan pelukan Laras, "gue nggak suka lo manggil gue itu. Panggil Ares aja,"

Laras mengerutkan alisnya bingung, "kenapa si, kamu selalu marah kalau aku panggil Eska."

Areska berdecak kesal, tapi sebisanya dia menutupi hal itu, "gue nggak suka, plis jangan panggil gue itu."

"Tapi aku pernah lihat kamu chat sama seseorang, dan orang itu panggil kamu Eska," kata Laras memandang Areska penuh tanya.

Areska cukup terkejut, bagaimana Laras sampai lihat chatnya bersama Mel, "Lo ngintip?" Laras menggeleng kuat.

"Lupain, aku panggil kamu kesini karena mau ngomong sesuatu," jeda Laras sembari memegang tangan Areska lembut, "kamu nggak ada niatan bawa hubungan kita lebih jauh Res? kita udah deket lama kan?" Areska hanya mengangguk, "Kamu sebenarnya cinta kan sama aku Res?" tanya Laras memastikan.

Areska melepas genggaman Laras ditangannya, "lo tau kan ras, gue baik bukan sama lo aja. Gue emang kayak gini tapi bukan berarti gue cinta sama lo-"

"Apa ada cewek lain yang udah rebut hati kamu Res?" potong Laras tak terima dengan jawaban Areska.

Areska menggeleng ragu, "gue belum siap mencintai siapa-siapa, gue harap lo jangan berharap lebih sama gue,"

Laras meneteskan air matanya, Areska yang melihat itu langsung mengusap air matanya pelan, "gue harap lo bisa ngerti ras,"

EskamelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang