~Hay Call me- Yaya
Jika ada typo atau kalimat berulang-ulang mohon direfresh ulang ceritanya. Oke enjoy and happy reading gaes.🥳
Jangan lupa tinggalkan jejak.
TERIMAKASIH. ♡°°°🥳°°°
TAP ... TAP ... TAP
Derap langkah terdengar memenuhi seisi gedung lima lantai dengan nuansa putih ini. Lima cowok dengan dandanan berantakan itu kini tengah cemas dengan dugaannya masing-masing.
DOR!
"Sial." umpat Areska sekian kalinya.
Tak tahan lagi, Areska membanting botol yang sedari tadi ia pegang, melirik David sekian detik, Areska berucap, "gue titip Mel."
"Lo mau keluar hadapin mereka?" Barat mencekal lengan Areska.
Dengan tak santai Areska menghempaskan tangan Barat, "ini nggak akan selesai sebelum gue keluar dan bantai langsung pria kaparat itu."
"Kita bantu," ucap Zidar berdiri dari duduknya.
"Kalian disini, gue titip Mel. Jaga dia jangan biarkan dia pergi gue mohon," pinta Areska memelas.
Keempat cowok itu hanya mampu mengangguk lemah, mereka tak mengira bahwa buntut masa lalu masih saja mengikuti. Dan sekarang mungkin akan jadi puncaknya.
"Gue nggak ngira hidup Ares akan serumit ini dan lebih parahnya Mel juga kena dampak dari semua ini," Biyan mengusap wajahnya yang terlihat sangat letih.
"Gue nggak akan biarkan siapapun sakiti Ares ataupun Mel," desis Barat lalu menyusul langkah Areska.
David memukul tembok disampingnya kuat, "Sial. Setelah ini apalagi yang bakalan kita hadapin?"
Areska berjalan keluar dari gedung itu dengan langkah mantap, belasan pria dengan baju hitam-hitam langsung menyambut kedatangannya.
"NICHOLAS!" panggil Areska lantang to akses keluar masuk bangunan ini sudah ditutup oleh pria sok berkuasa itu.
Pria paruh baya dengan jas berwarna navy itu tersenyum lebar, berjalan menghampiri Areska lalu memeluknya secara erat.
"LEPAS!" dengan kuat Areska mendorong tubuh itu hingga mundur beberapa meter, "tak seharusnya orang asing bersikap seperti itu." lanjutnya sembari menekan setiap kata yang dilontarkan.
Tak mengambil serius ucapan Areska, pria itu justru semakin melengkungkan sudut bibirnya yang sudah terdapat kerutan-kerutan halus, "how are you boy?"
"Basi."
Melepas kaca mata hitamnya, pria itu menatap Areska serius, "to the poin aja, papa nggak pernah bercanda kan sama ucapan papa. Sekarang kamu jelaskan kenapa kamu tega jebloskan kakak kamu ke penjara, apa itu semua demi cewek murahan itu?"
"DIAM!" telunjuk Areska menunjuk tepat di wajah pria yang menyebut dirinya papa, "DIA ISTRI SAH SAYA. JIKA ANDA INGIN MENGHINANYA TOLONG KACA DIRI ANDA SENDIRI, LELAKI KAPARAT MACAM ANDA BAHKAN TIDAK PANTAS DISEBUT SEBAGAI SEORANG AYAH!"
"Sudah tertebak, saat kamu bersama Anjeli pasti sikap kamu akan seburuk ini itu sebabnya papa memisahkan mu dengannya."
Tawa sumbang keluar dari bibir Areska, "anda bilang mama saya adalah pengaruh buruk buat saya?," menjeda ucapannya, Areska berdecak malas, "apa diri anda sudah baik? saya rasa tidak, karena binatang saja jauh lebih baik dari anda."
KAMU SEDANG MEMBACA
Eskamel
Подростковая литература[SEBAGIAN PART DI PRIVATE, FOLLOW AGAR BISA MEMBACA LEBIH LANJUT] /CERITA INI BANYAK MENGANDUNG KATA DAN ADEGAN KASAR JUGA SEDIKIT BUMBU-BUMBU KEBUCINAN!!! 📌JANGAN SAMAKAN CERITA INI DENGAN CERITA LAIN KALAU BELUM MEMBACA KESELURUHANNYA 📌CERITA IN...