~Hay Call me- Yaya
Jika ada typo atau kalimat berulang-ulang mohon direfresh ulang ceritanya. Oke enjoy and happy reading gaes.🥳
Budayakan VOTE!
sebelum baca :)°°°🥳°°°
Satu minggu berjalan begitu berat bagi Areska maupun orang-orang terdekatnya, dalam satu minggu ini Mel dan Arjun belum kunjung membuka matanya, mereka berdua masih betah berada dalam dunia mimpi hingga membuat semua orang disekitarnya amat cemas.
Seperti pagi-pagi sebelumnya, pagi ini pun Areska melakukan hal yang sama. Mengunjungi istrinya sebelum berangkat ke sekolah. Dengan langkah mantap Areska membuka pintu ruangan pelan.
"Belum berangkat Res?"
Areska menggeleng kecil, "maafin Ares pa,"
"Seratus dua puluh satu kali kamu ucapin kata itu Res, papa udah bilang kan ini musibah dan bukan salah kamu," Ardy mencoba memberi pengertian pada menantunya ini.
"Kalau gitu, papa titip Mel sebentar, mau cari kopi," pamit Ardy yang dibalas anggukan oleh Areska.
Mendudukkan dirinya di samping ranjang Mel, Areska membawa satu tangan Mel yang tak terpasang infus dan meletakkannya di dada bidangnya.
"Ini udah hari ketujuh kamu nggak minta peluk, nggak kangen hmm?" ujar Areska menatap istrinya penuh sayang.
"Biasanya minta peluk, sekarang malah diem aja," terkekeh kecil, Areska kembali melanjutkan ucapannya, "kamu harus tanggung jawab! Masa karena kamu nggak manja lagi nilai aku turun semua."
"Kamu mau punya suami bodoh? Nggak kan, makannya bangun yuk udahan bobonya!" tanpa sadar pun air mata Areska menerobos keluar, "kamu tau Mel, satu minggu ini berat banget buat aku, sibuk mikirin kamu, mikirin Arjun, masalah kepolisian, dan tambah lagi nilai aku banyak yang turun. Semua guru ngedesek aku supaya lebih semangat lagi. Tapi gimana aku bisa semangat kalau penyemangat aku nggak mau buka matanya?"
Ardy yang baru datang sengaja tak masuk kedalam ruang rawat Mel saat mendengar Areska tengah mengeluarkan keluh kesahnya pada putrinya yang tak kunjung sadarkan diri.
"Kamu tau nggak, aku udah hafal surah yang kamu suka, jadi kapan kamu mau dengerin aku baca? bangun yuk!"
Areska menatap jam dinding sekilas, jarum jam sudah menunjukkan pukul 6.25, itu tandanya Areska harus ganti keruangan sebelah lalu segera berangkat ke sekolah.
"Aku sekolah dulu ya, nanti pulang langsung kesini kok. Aku harap nanti saat aku kesini mata cantik kamu itu udah kebuka lagi, udah senyum dan manja lagi, oke hmm," Areska mengakhiri ucapannya dengan kecupan singkat di dahi istrinya.
"Pa?" panggil Areska pelan, "Ares mau keruangan Arjun terus berangkat. Titip Mel ya pa,"
Ardy tersenyum hangat, "pasti, kamu hati-hati dijalan, jangan ngebut!"
Setelah berpamitan Areska berjalan menuju ruangan yang jaraknya tak begitu jauh dari ruang rawat istrinya. Ruangan bersingkat ICU membuat Areska menghembuskan nafas dalam-dalam.
Memakai gaun khusus berwarna hijau serta penutup kepala, Areska masuk kedalam ruangan sembari menguatkan hatinya.
"Pagi Jun," sapa Areska tersenyum kecut, "gue kangen sama kekonyolan lo, nggak ada niatan bangun nih ceritanya?"
"Maafin gue ya, karena ngelindungin gue, lo malah yang kena," suara dari monitor begitu nyaring ditelinga Areska, "kita masih sahabat dan selamanya begitu. Anak Règle, mereka juga sahabat lo, nggak perlu sungkan sama mereka, mereka semua sama gilanya kaya lo,"

KAMU SEDANG MEMBACA
Eskamel
Fiksi Remaja[SEBAGIAN PART DI PRIVATE, FOLLOW AGAR BISA MEMBACA LEBIH LANJUT] /CERITA INI BANYAK MENGANDUNG KATA DAN ADEGAN KASAR JUGA SEDIKIT BUMBU-BUMBU KEBUCINAN!!! 📌JANGAN SAMAKAN CERITA INI DENGAN CERITA LAIN KALAU BELUM MEMBACA KESELURUHANNYA 📌CERITA IN...