26|| ESKAMEL

1.6K 109 0
                                    

~Hay Call me- Yaya

Jika ada typo atau kalimat berulang-ulang mohon direfresh ulang ceritanya. Oke enjoy and happy reading gaes.🥳

°°°🥳°°°

Inti anggota règle menatap pasutri yang baru keluar dengan tatapan heran, mata tajam itu masih memancarkan kilatan amarah, itu artinya sampai sekarang tubuh Areska masih dipakai oleh Gempa.

"Kak, Mel sama kak Eska—,"

"Gempa!" potong Gempa tak terima disebut Eska.

Mel mengangguk kecil, "iya, kita mau pamit pulang. Kalau bisa jangan pada bolos, bantuin Mel jaga——" Mel melirik Gempa dengan ekor matanya.

"Kita paham kok baby unyu, nggak akan bolos kita mah," Zahid tersenyum lebar, tapi senyum itu lenyap saat bogeman mentah mengenai perutnya.

"Kak Gempa!" ingat Mel yang dianggap angin lalu oleh Gempa.

Gempa menatap Barat jengah, "kunci mobil!"

Barat melempar kunci mobilnya yang diterima oleh Gempa dan langsung menggeret Mel keluar dari ruangan itu.

Zidar mengetuk meja beberapa kali, "kenapa selama ini? Gempa akan bertahan paling nggak dua jam, tapi ini kenapa sampai pagi nggak balik-balik?"

"Mana ponsel lo," Zahid mengulurkan tangannya, "buat nelpon papa, gue nggak ada kuota, ponsel juga mati."

"Gue bangunin Biyan dulu," pamit Barat menuju sofa lebar yang dijadikan kasur pribadi Biyan. Cowok itu tak mau mengalah kalau soal molor.

"Bangun Yan," Barat mencoba menggoyangkan tubuh Biyan tapi tak ada sahutan apapun.

Dengan otak pintarnya, Barat mengambil satu ember air lalu menyiramnya tepat ke wajah Biyan.

"Banjir, woy kok bisa banjir?" seru Biyan panik berlari menuju kearah dua Z, "ayo keluar banjir nih," lanjut Biyan sembari meraup wajahnya yang basah.

"Lo mau gue jeburin ke laut atau samudra?" tanya Zidar jutek.

Jika semua bisa ditanggapi Biyan dengan santai berbeda jika ketiga sahabatnya yang super dingin dan jutek menyindirnya maka Biyan akan kicep. Karena rasanya mak jleb!!

"Pulang! Kita sekolah!" perintah Barat yang diangguki ketiganya.

"Papa bilang, hanya Gempa sendiri yang bisa mengakhiri semua ini. sama juga suruh minum obat yang diresepkan," ujar Zahid sesuai penjelasan papanya.

Zidar mengangguk mengiyakan, "kalau gitu kita harus sekolah, sebelum Gempa ngehancurin semuanya,"

---🧊---

"Kak Gempa istirahat aja ya dirumah, kakinya masih sakit." ini bujukan kedelapan yang dilayangkan Mel.

"Nggak!" satu kata yang keluar dari mulut Gempa membuat mood Mel ambyar, ia sangat sebal dengan Gempa!.

"Terserah!" pungkas Mel berjalan ke dapur untuk mencuci piring kotor bekas sarapan.

Gempa berjalan mendekat, mengikuti kemanapun Mel pergi, "kiss?"

"Ha?" otak Mel macet seketika.

Gempa menunjuk pipi kirinya, "kiss!"

Karena sudah terlalu kesal, Mel mencipratkan air dari tangannya kewajah Gempa.

Gempa mengeram marah, dengan kasar Gempa menarik tubuh Mel mendekat, "lo istri Eksa kan?" tanyanya dengan nada serak.

"Iya," jawab Mel gugup.

EskamelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang