57|| ESKAMEL

1.3K 94 0
                                    

~Hay Call me- Yaya

Jika ada typo atau kalimat berulang-ulang mohon direfresh ulang ceritanya. Oke enjoy and happy reading gaes.🥳

Jangan lupa tinggalkan jejak.😁

°°°🥳°°°

Brak!

Sreek!

Lebih dari dua puluh cowok berjaket senada itu berjingkat kaget saat pintu utama markas Règle dibuka dengan kasar. Dengan kompak mereka semua menoleh ke sumber suara.

Terlihat Areska dengan pakaian tidurnya berjalan dengan terburu-buru, dan jangan lupa tongkat baseball yang berada di tangan kirinya.

"Mana dua sambleng?" tanya Areska penuh penekanan.

Zidar melirik jam dinding yang tergantung disisi kanan, masih pukul enam, "loh ngapain pagi-pagi kesini?"

Tak mengindahkan pertanyaan Zidar, Areska melangkahkan kakinya menuju ruang tengah, "eh bangsat!"

Suara berat itu berhasil membuat Zahid dan Biyan merinding. Tak berani menoleh kebelakang mereka berdua hanya terdiam sembari terus merapalkan doa.

"Mampus, kali ini nggak ada ampun kita," gumam Zahid yang disetujui oleh Biyan.

Pyaar!

"Astaghfirullah——" pekik Biyan kaget saat tv didepannya sudah retak karena tongkat baseball yang di lempar dari arah belakang.

Mencengkram kerah baju kedua cowok itu, Areska berbisik dengan suara berat yang membuat siapa saja yang mendengar akan  bergidik ngeri.

"Beraninya kalian campurin obat perangsang ke minuman itu hmm,"

Dengan susah payah kedua cowok itu menelan ludahnya, menyengir lebar Biyan berkata, "sorry Res kita salah sasaran, sebenarnya itu minuman bukan buat lo kok, beneran deh," jelas Biyan meyakinkan.

"Lo juga si main serobot aja," bela Zahid, niatnya ingin balik menyalahkan Areska tapi justru sekarang cengkraman dikerah belakangnya semakin kuat.

"Ahh ampun Res, iya-iya kita salah maaf ya,"

Berdecak muak, Areska melepaskan cengkeramannya dan berpindah berdiri didepan kedua cowok itu, "lo tau apa dampak dari minuman sialan itu hmm?"

Biyan dan Zahid kompak mengangguk lalu menggeleng, "Res kita cuman——"

"Sial, mati lo berdua!" dengan kuat Areska mencekik leher kedua cowok itu.

"Lo mau bunuh mereka?"

"Iya,"

"Butuh pisau?"

Areska tersenyum miring, "bawa golok kesini!" titahnya kepada Barat.

"Woy Bar, sialan lo," Zahid mencoba melepaskan tangan Areska tapi tak bisa.

David melempar kaleng susu kosong yang tepat mendarat di kening Areska, "lo apain adik gue semalem ha?"

Melepaskan cengkeramannya, Areska mendudukkan pantatnya di lantai, "gue kelepasan—— dan ini semua karena mereka berdua," kesal Areska menatap kedua cowok yang masih sibuk mengatur deru nafasnya.

"Dan sekarang Mel marah kan sama gue, argh—— sialan lo berdua!" raung Areska frustasi.

Biyan dan Zahid langsung berlari dan berlindung dibalik badan David, "Vid tolongin kita dong," pinta Zahid memelas.

EskamelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang