15|| ESKAMEL

2.7K 152 2
                                    

~Hay Call me- Yaya

Jika ada typo atau kalimat berulang-ulang mohon direfresh ulang ceritanya. Oke enjoy and happy reading gaes.🥳

°°°🥳°°°

Tak terasa hari ini sudah hari Senin lagi, kini semua murid SMA Merpati Gemilang sedang melakukan kegiatan rutin. Ya tentu saja Upacara bendera.

Di depan sana pak Bandi atau yang lebih sering disebut pak Kumis sedang memberikan amanat yang amat panjang, sudah hampir satu jam, tapi belum ada tanda-tanda akan berakhir, padahal pembahasan yang disampaikan pun masih sama seperti Minggu kemarin.

Mel menggerakkan tubuhnya gelisah, pasalnya barisan kelasnya menghadap langsung kearah matahari pagi yang cukup terik, mana Mel harus berdiri dibarisan paling depan karena alasan tinggi badan, lengkap sudah siksaan awal Minggu ini.

"Panas? Kalau nggak kuat mending ke UKS," bisik Naraka, Naraka sengaja menyerobot kebarisan depan agar bisa dekat dengan sahabatnya ini.

Mel menggeleng sambil mengelap keringat yang mengucur deras didahinya, "gue kuat kok, tapi emang si ini panasnya nggak wajar,"

Naraka mencibirkan bibirnya, "udah ke UKS aja. Gue anterin, sekalian gue mau minum haus nih,"

Tanpa menunggu persetujuan Mel, Naraka menggeret tubuh mungil Mel kearah UKS, tentunya sudah ijin guru yang bertugas. Karena semua guru tau jika Mel beberapa minggu lalu habis mengalami kecelakaan, maka dengan mudah mereka mendapatkan ijin.

"Ya Allah, nikmatmu memang nggak ada tanding," seru Naraka sembari menghempaskan diri diranjang UKS.

Mel ikut duduk disamping Naraka, "dokternya mana, kok sepi ya?"

"Mungkin lagi keluar, udah biarin kalau nggak ada guru kan gue bisa lama disininya," tawa Naraka pecah, entah bagian mana yang lucu tapi tak urung Mel pun ikut tertawa.

"Ngapa ketawa?" tanya Naraka menatap Mel menggoda.

Mel menghentikan tawanya, "ikut aja si, tapi nggak tau ngetawain apa?" balasnya polos.

Naraka kembali tertawa terbahak-bahak, setelah capek dengan sesi tertawanya Naraka mengambil air mineral yang memang selalu disediakan dipojok UKS lalu menegaknya hingga tandas.

Mel menatap sahabatnya heran, meskipun belum mengingat semua kenangannya bersama Naraka, tapi Mel bisa merasakan ketulusan dipersahabatan mereka, "makasih ya Nar, lo udah mau jadi sahabat gue,"

"Lah kesambet apa si Mel-Mel, gue mah seneng bisa kenal sama gadis unik kaya lo, dari sifat pendiem lo sampai sifat petakilan lo. Semua gue terima," balas Naraka menatap Mel serius, "lo harus janji sama gue untuk selalu bahagia, nggak ada tu acara nangis-nangis. Entah karena masalah keluarga atau percintaan, karena semua udah ada jalannya masing-masing,"

Mel mengangguk membenarkan ucapa Naraka, tak ada yang salah semua benar, mungkin takdir saja yang mau uji coba dengan dirinya, "siap boss," Mel memberikan tanda hormat kearah Naraka yang membuat Naraka tertawa lepas.

"Ehemm," deheman itu membuat tawa Mel dan Naraka berhenti, sontak mereka berdua menoleh kearah pintu.

"Kak Eska..." lirih Mel menatap cowok didepan sana heran.

Naraka mencomot satu gelas air mineral lagi lalu mengantonginya, "kayaknya gue harus kembali kebarisan, pak kumis masih belum selesai pidatonya. Gue tinggal nanti gue jemput, oke dah..." Naraka melewati tubuh Areska dengan rasa kurang percaya diri, Naraka seperti merasakan aura berbeda dari biasanya.

"ngapain kesini? Sakit?" Areska menggeleng kuat sambil memonyongkan bibirnya.

"Nggak sengaja lihat kamu kesini, jadi aku ikut deh. Panas banget yang," Areska menaruh kepalannya diatas paha Mel lalu memejamkan matanya.

EskamelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang