29|| ESKAMEL

1.5K 101 0
                                    

~Hay Call me- Yaya

Jika ada typo atau kalimat berulang-ulang mohon direfresh ulang ceritanya. Oke enjoy and happy reading gaes.🥳

Sebelum baca Jangan lupa VOTE!!!
Agar makin semangat nulisnya:)

°°°🥳°°°

Dengan keringat dingin yang mengucur deras di dahinya, Areska berlari menuju IGD rumah sakit Nusantara.

"Sayang—" membuka pintu IGD kasar, Areska langsung menuju ranjang pasien.

"Anda siapa?" Areska mendongak melihat wanita paru baya yang mukanya terlihat angkuh tapi juga khawatir.

"Saya suaminya." balas Areska cuek.

Maharani melotot tak percaya, "bagaimana bisa cucu saya sudah menikah, dia masih SMA,"

Areska tak menggubris, mengalihkan pandanganya kearah dokter Dino yang masuk kedalam ruang IGD, "gimana keadaan Mel?"

Dino tersenyum tipis melihat raut wajah Areska, "jahitan di dahi Mel sedikit robek, tapi nggak papa sekarang udah aman,"

Areska bernafas lega, menyisir rambutnya pelan, "thanks bang,"

"Dokter, cucu saya sungguh tidak apa?" Maharani menatap dokter Dino cemas yang dibalas dokter Dino anggukan kepala.

"shttt, perih," keluh Mel meringis pelan.

"Sayang, gimana apa yang sakit?"

Mel menatap Areska dalam, diam beberapa saat cairan bening menetes dari kelopak matanya, "kak Eska—"

"Iya apa yang sakit, kamu ngomong sayang," Areska semakin cemas saat melihat Mel menangis, "bang ini kenapa, Mel kenapa nangis? Lo yang bener dong kalau rawat dia, Ck!" cetus Areska menatap dokter Dino tajam.

"Nak kamu nggak papa, ini eyang," Maharani mencoba mengalihkan perhatian Mel.

Mel menatap wanita disamping kirinya heran, Mel rasa ia tak pernah mengenal wanita ini, "maaf anda siapa?"

Mereka bertiga saling menatap Mel bingung, apalagi selanjutnya, dengan sigap dokter Dino mendekat disamping Mel, "Mel gimana keadaan kamu? Masih sakit dahinya?"

"Sedikit pusing dan perih," jawab Mel mengalihkan pandangannya menatap Areska dalam, "kak Eska, mau peluk!" ucap Mel yang membuat ketiganya heran.

"Dokter ini kenapa cucu saya, baru tadi sore dia bicara dengan saya. Tapi kenapa sekarang dia nggak ingat sama saya," Maharani cemas luar biasa saat cucunya tak mengenalinya.

Dokter Dino yang paham akan situasi ini mengajak Maharani untuk keluar dari IGD, "saya akan jelaskan di ruangan saya, dan untuk Mel akan dipindahkan keruang rawat."

"Kak Eska!" Areska mengerjapkan matanya dua kali, "mau peluk!"

Dengan sedikit kesadaran otaknya Areska mendekat dan merengkuh tubuh mungil Mel, "masih sakit hmm?".

"Mel mau pulang aja ya, disini nggak enak sempit. Kalau dirumah bisa leluasa kalau peluk," rengek Mel semakin mengeratkan pelukannya.

"Balik badan!" perintah Biyan untuk ketiga sahabatnya dan ingin berjalan masuk tapi tertahan, "kita jomblo jangan baper, nggak ada yang perduli,"

"Nggak Gempa nggak Ares, dua-duanya sama otaknya kotor!" ketus Zahid memegangi kepalanya agar semakin dramatis.

"Gue udah urus administrasinya," ungkap Barat ikut tersenyum melihat tingkah kocak para sahabatnya.

EskamelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang