41|| ESKAMEL

1.5K 110 1
                                    

Note : mungkin part ini akan cukup panjang, karena disini semua yang masih samar akan aku perjelas, mudah-mudahan fellnya dapat dan nggak bosen hehehe.

JANGAN LUPA KLIK BINTANG DI POJOK!!!
TERIMAKASIH

°°°🥳°°°

Mendapati kabar bawah Naraka akan segera menikah, hati Mel sedikit lega setidaknya Naraka tak akan dianggap yang tidak-tidak oleh banyak orang.

"Kak Eska, Mel kapan boleh pulang?"

"Nanti," jawab Areska cuek, ia masih fokus dengan vidio tutorial di youtube.

Dengan kesal Mel menarik ponsel yang dipegang Areska, "apa ha? Mau protes?"

"Yang, aku kan lagi lihat cara masak sup!"

"Ya buat apa, udah biar Mel aja yang masak."

Dengan lesu Areska mendudukkan pantatnya kembali, "aku cuma pengen jadi suami siaga, kamu kan belum pulih benar,"

"Mel udah sehat kok, ini hari ketiga Mel siuman tapi kok belum boleh pulang?" protes Mel karena sudah bosen dengan suasana rumah sakit.

"Bosen?" tanya Areska yang dibalas anggukan oleh Mel, "yaudah pindah kamar aja mau? Apa pindah rumah sakit?"

"Buat apa? Nggak usah, kalau gitu mah sama aja! Mending pulang,"

"Nanti," kata itu sudah mulai membuat telinga Mel panas sedari tadi Areska mengabaikannya demi melihat tutorial memasak.

tok...tok...tok...

"Kak Marvin—" lirih Mel tak percaya orang yang mengetuk pintu adalah kakaknya.

Marvin masuk dengan membawa satu boks roti bolu, meski mendapat tatapan tajam dari Areska, Marvin tetap berjalan mendekat dan tersenyum kecil.

"Sorry, gue baru tau tadi pagi, kalau lo dirawat," tutur Marvin yang membuat Mel speechless.

"Sok asik," sindir Areska keras.

Mel melotot kearah Areska lalu berganti menatap Marvin dengan senyum mengembang, "Kak Marvin apa kabar? Oh ya gimana keadaan istri kakak?"

"Baik," balas Marvin seadanya.

Mel menunduk, sejak malam Marvin memintanya mendonorkan ginjal. Mel belum pernah datang ke rumah sakit yang dimaksud kakaknya, selain tak mendapat ijin Areska, kejadian ini pun membuatnya tak berdaya.

"Kak, Mel minta maaf ya,"

Marvin menggeleng kecil, "gue paham, nggak perlu lo pikirin masalah itu, to Vanya juga udah pergi,"

"Pergi?" koreksi Mel tak paham.

"Iya, gue pisah sama dia,"

"Kok bisa?" tanya Mel kaget, dia saja belum melihat kakak iparnya.

"Kalau hubungan dilandasi dengan kebohongan, gimana bisa jalan?" sahut Areska ketus.

Flashback on

Rahang Marvin mengeras menahan emosi, "kedatangan lo nggak diundang, sekarang pergi!" titah Marvin tegas.

Bukannya takut, Areska justru dengan tenang mendudukkan pantatnya di kursi samping ranjang yang dihuni Vanya, "setelah gue bongkar semuanya." ucap Areska final.

"Maksudnya apa? Kamu mau ngomong apa Res?" suara lembut itu membuat Areska tersenyum penuh makna.

"Sorry sebelumnya, tapi kalau nggak salah lo udah sakit ini selama empat tahun kan, dan ya lo juga punya riwayat penyakit lain. Gue bener?"

EskamelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang