~Hay Call me- Yaya
Jika ada typo atau kalimat berulang-ulang mohon direfresh ulang ceritanya. Oke enjoy and happy reading gaes.🥳
°°°🥳°°°
Hari ini Mel sampai dirumah pukul lima sore, karena harus membeli beberapa barang di supermarket.
"Assalamu'alaikum," ucap Mel sembari membuka pintu rumahnya, tapi hening tak ada sahutan dari dalam.
Mel dapat mendengar suara orang sedang tertawa diruang tengah, Mel mencoba melangkahkan kakinya keruang tengah setelah menaruh belanjaannya didapur.
Disofa ada kakaknya tidak sendiri, ada cowok dan cewek seperti sepasang kekasih. Mel hanya ber-Oh ria lalu berbalik ingin pergi kedalam kamarnya sebelum Marvin tau dan akan mengatakan sesuatu yang menyakitkan.
"Tunggu," instruksi dari salah satu orang itu, Mel yang tak mau salah tetap melangkahkan kakinya, "ck, tunggu! Lo nggak denger gue?,"
Menghela nafas berat, Mel menoleh kebelakang, "aku? Ada apa?"
Cewek itu berdiri lalu berjalan mendekat, tunggu seragam mereka sama, "jadi ini cucu terakhir eyang uti," dia menoleh kebelakang dan mendapat anggukan malas dari Marvin, "gue Cyndi, sepupu lo," Cyndi mengulurkan tangannya.
Mel mengerut bingung, sejak kapan ia punya sepupu?, tapi karena tak mau dicap tidak sopan, Mel membalas jabatan tangan Cyndi, "saya Mel kak..." Mel sedikit melirik bet kelas yang terpasang di seragam Cyndi.
"Lo kelas sebelas?"
"Iya," balas Mel seadaanya, Mel bisa melihat tatapan iri dimata Cyndi. Tapi Mel bingung apa yang Cyndi irikan dari dirinya? sudah jelas jika Mel dan Cyndi disejajarkan Mel akan kalah jauh dari cewek cantik nan body goals ini.
"Assalamu'alaikum," salam dari Ardy menghentikan semua pemikiran Mel.
Mel menoleh dan berjalan mendekat kearah papanya, "Wa'alaikumussalam, papa," Mel menghamburkan dirinya kedalam pelukan sang papa.
"Putri kesayangan papa kok belum ganti baju?" Ardy masih setia mengelus surai hitam Mel.
"Baru pulang, tadi ke supermarket dulu,"
"Eheem, om Ardy," Mel bisa merasakan badan Ardy menegang.
"Kamu?," Cyndi mengangguk, "saya Cyndi, anaknya Morisca,"
"Hallo om, apa kabar?" sapa cowok yang sedari tadi hanya duduk diam bersama Marvin.
Ardy sedikit melirik kearah putrinya, lalu menatap cowok itu kaget, "David?"
Ardy menepuk pundak Mel pelan, "kamu keatas ganti baju dulu, bau asem," ujar Ardy sambil menutup hidungnya.
Mel yang mendengar itu mengerucutkan bibirnya kesal, tapi tak urung menuruti perkataan sang papa. Sebenarnya Mel sangat penasaran siapa sebenarnya mereka, Morisca? Itu siapa?, Pertanyaan-pertanyaan muncul dibenak Mel tanpa ampun.
"Untuk apa kalian kesini?" nada suara Ardy berupa menjadi berwibawa, ahh bukan wibawa tapi dingin dan tampak tak suka.
"Apa salah om kita kerumah sepupu kita sendiri," balas Cyndi santai.
Ardy mencoba mengontrol dirinya, "saya tidak yakin itu tujuan utama kalian, katakan dengan jelas apa tujuan kalian datang kesini?!"
"Pa, papa gimana si? Mereka sepupu Marvin kan? Kenapa papa tanya seperti itu?. Mereka anak tante Morisca," protes Marvin saat mendengar nada tak bersahabat dari sang papa.
"Diam Marvin," Ardy melirik Marvin tajam, "jika selama ini saja mereka tak perduli dengan keluarga kita, lalu untuk apa mereka kemari?" Ardy terkekeh pelan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Eskamel
Fiksi Remaja[SEBAGIAN PART DI PRIVATE, FOLLOW AGAR BISA MEMBACA LEBIH LANJUT] /CERITA INI BANYAK MENGANDUNG KATA DAN ADEGAN KASAR JUGA SEDIKIT BUMBU-BUMBU KEBUCINAN!!! 📌JANGAN SAMAKAN CERITA INI DENGAN CERITA LAIN KALAU BELUM MEMBACA KESELURUHANNYA 📌CERITA IN...