24|| ESKAMEL

1.7K 108 1
                                    

~Hay Call me- Yaya

Jika ada typo atau kalimat berulang-ulang mohon direfresh ulang ceritanya. Oke enjoy and happy reading gaes.🥳


Sebelumnya boleh kasih tau aku, gimana menurut kalian dengan cerita ini? Komen dong!

Terlalu nggak jelas dan abstrak ya? Maaf banget kalau masih banyak kekurangan, ini cuman cerita gabut jadi belum bisa sempurna :(

°°°🥳°°°

Suara riuh terdengar seantero SMA Merpati Gemilang, kenalpot dan klakson saling bersautan, semua siswa dibuat bingung dan juga kagum.

Lima motor sport keluaran terbaru memasuki area lapangan utama, Diparkiran berjejer nan rapi.

Pekikan para siswi semakin histeris saat kelima cowok pemilik motor sport itu membuka helm full facenya.

"OMG, mereka anak baru?"

"Astaga Cakep-cakep banget, keren lagi."

"Fiks si ini cogan SMA kita bakal nambah,"

"Bukan hanya anak GJ, mereka juga genteng polll,"

Areska, Barat, Zidar, Zahid dan Biyan menatap sekeliling sekolah dengan tatapan cuek.

"Kita sekelas sama lo kan Res?" Biyan bertanya dengan tatapan masih mengelilingi kondisi sekolah yang terlihat padat.

"Hmmm,"

"Gue masuk IPS 4, dimana kelasnya?" Zidar mencoba menelisik untuk menemukan deretan kelas IPS.

Areska menunjuk bagian barat, "disana lantai dua, kelas dua belas," Zidar mengangguk paham.

"Tunggu ini gimana, gue harus bersikap gimana?" Zahid mencegah para sahabatnya yang ingin berpencar, "masalahnya ini nama Règle yang ada didada gue,"

"Sok cool aja dulu, kalau udah lama baru deh tunjukkan sifat asli kita," ujar Biyan dengan senyuman songongnya.

Kemarin setelah menjalani hukuman yang diberikan oleh kespek SMA ini, mereka berempat langsung mengurus kepindahannya. Karena bantuan dari papa Biyan, mereka dengan mudah untuk pindah kesini meskipun sudah kelas dua belas.

Mereka berlima berjalan disepanjang koridor dengan tatapan lurus nan dingin, sekarang tak ada lagi Areska yang bersifat hangat dan lekat akan senyum manisnya.

"Areska apa mereka teman-teman kamu yang menjadi murid baru disini?" tanya Bu Ranti yang dibalas Areska anggukan kecil.

"Baik kalian ikut saya, biar saya yang antar ke kelas kalian masing-masing,"

"Nggak perlu Bu, disini yang beda kelas hanya Zidar dan Barat, kalau saya sama Zahid satu kelas kok kayak Ares," jawab Biyan sopan.

"Baiklah, untuk Zidar dan Barat. Mari ibu antar," mereka berdua mengangguk dan mengikuti langkah Bu Ranti.

"Kelas kita mana nih?" Biyan celingukan, ia rasa sudah berjalan cukup jauh tapi belum ada tanda-tanda akan sampai.

"Jauh banget, nggak ada liftnya apa nih?" timbrung Zahid sembari mengibas tangannya didepan muka.

Areska berdecak, lalu memasuki kelas yang pintunya terbuka lebar dengan santai.

"Si tai, kita nanya di kacang eh dia masuk duluan," keluh Zahid menahan emosi, mana mungkin ia berani melimpahkan emosinya kepada Areska.

"Kalian anak baru?" tanya pak Seto yang dijawab iya oleh keduanya, "silakan masuk!"

"Assalamualaikum anak-anak, perkenalkan ini ada dua anak baru yang akan ikut dikelas kita, ayo perkenalkan diri kalian," ujar pak Seto.

EskamelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang