10|| ESKAMEL

3.5K 241 1
                                    

~Hay Call me- Yaya

Jika ada typo atau kalimat berulang-ulang mohon direfresh ulang ceritanya. Oke enjoy and happy reading gaes.🥳

°°°🥳°°°

"Kak Eska itu siapa si pa?" tanya Mel saat mendapati Ardy masuk dalam ruangannya, "kenapa dia bilang kalau dia pacar Mel? Emang Mel punya pacar? Kenapa Mel nggak ingat itu?"

"Apa kamu bilang? Eska?" tanya Ardy balik yang diangguki Mel.

Ardy mengelus surai hitam putrinya, "kamu kehilangan memori beberapa tahun kebelakang, itu sebabnya kamu nggak ingat sama Eska, tapi lucunya sebutan kamu masi sama," kekeh Ardy.

"Sebutan? Maksudnya kak Eska?" Ardy mengangguk, "kenapa bukannya namanya Areska?"

Ardy tersenyum manis biasanya orang sakit akan malas ngobrol, tapi putrinya malah banyak bicara, "namanya memang Areska, tapi kamu satu-satunya wanita yang panggil Areska, Eska,"

"Aku pusing pa, sakit," keluh Mel sambil memegangi kepalanya.

Ardy yang panik langsung memencet bel untuk memangil dokter, "sayang tenang, jangan terlalu dipikirkan," ujar Ardy mengelus lengan Mel lembut.

"Dokter-," teriak Ardy panik.

"Keadaan Mel belum sepenuhnya stabil, dan tolong Mel jangan terlalu memaksakan untuk mengingat sesuatu, semua akan baik-baik saja, tenang ya," ujar dokter Dino sesudah memeriksa keadaan Mel.

Dokter muda itu memandang Mel lalu terkekeh pelan, "kamu tau Mel, keadaan kamu malam itu, berhasil buat kegaduhan di rumah sakit ini,"

"Maksud dokter?" Mel menatap dokter Dino lalu berganti kearah papanya.

Flashback on-

"Kita harus segera melakukan tindakan operasi, keadaan pasien semakin kritis dok," kata salah satu suster yang membantu dokter Dino.

"Kalau gitu segera siapkan ruang operasi," balas dokter Dino lalu memandang keenam remaja didepannya, "dimana orang tua pasien?"

"Lagi ada urusan, saya pacarnya. Segera lakukan yang terbaik buat Mel, saya nggak mau tau." sela Areska menatap dokter Dino sengit.

Masih ada waktu untuk dokter Dino meladeni remaja didepannya ini, "oh ya kamu kekasihnya?" Areska mengangguk mantap, "tapi saya rasa tidak, halu kamu," lanjut dokter Dino santai.

Areska mendelikan matanya, "enak aja, saya nggak halu. Udah cepet obatin pacar saya," kata Areska judes, "kalau sampai dokter macem-macem, saya janji akan buat rumah sakit ini rata dengan tanah," lanjut Areska dengan nafas memburu.

Dokter Dino mengerit bingung, "oh ya, masih SMA belajar yang rajin," ujar dokter dino mengejek sambil melirik jaket yang dipegang salah satu teman Areska.

Disepanjang waktu saat Mel sedang dioperasi, kaki Areska tidak mau diam. Ia terus mondar-mandir ke sana kemari, dan tak lupa mulutnya selalu komat Kamit tak jelas.

"Ares, mending kamu duduk disini. Kita berdoa sama-sama biar operasi Mel lancar," ucap Ardy yang sebenarnya juga panik dengan keadaan sekarang.

Areska duduk disamping Ardy dengan kasar, "nggak bisa om, Mel-, dia ada didalam saya nggak bisa tenang," ungkap Areska, "dan ya, dari tadi saya udah doa kok,"

"Kalian berlima-," Areska menunjuk kelima temannya, "bantu doa yang keras biar didengar sama Allah, yang bener doanya,"

Kelima remaja tampan itu mengangguk, lalu mengangkat kedua tangannya untuk berdoa.

EskamelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang