~Hay Call me- Yaya
Jika ada typo atau kalimat berulang-ulang mohon direfresh ulang ceritanya. Oke enjoy and happy reading gaes.🥳
°°°🥳°°°
Menatap Mel sendu, Areska mendekat dan duduk disisi kanan yang kosong, menggenggam tangan mungil itu erat untuk menyalurkan kehangatan.
"Nggak usah dipikirin, apa yang udah terjadi itu garis takdir. Kita nggak bisa ngapa-ngapain,"
Tak ada sahutan, Mel masih bungkam. Areska mengeram frustasi satu minggu ini ia tak bisa fokus ujian karena sifat Mel yang berubah drastis.
Melepas genggamannya, Areska berdiri dan berjalan ke dalam kamar. Mengambil jaket serta kunci mobil, Areska keluar dengan buru-buru.
"Mau kemana?"
Mendengar suara yang begitu dirindukan Areska berbalik, "udah mau ngomong?"
Mel kembali diam dan menunduk, "mau kemana kak?"
"Ada urusan bentar," karena tak kunjung mendapat respon Areska berbalik ingin melanjutkan langkahnya yang terhenti.
"Nggak usah tunggu aku pulang, kamu tidur aja. Kunci semua pintu," teriak Areska lalu pergi meninggalkan rumah.
Mel hanya dapat menghela nafas panjang, duduk di atas karpet bulu, tatapan Mel fokus pada cahaya lampu di atas meja makan.
"Lo pembunuh, semua orang yang ada didekat lo secara nggak langsung lo bunuh,"
"Apa mau ngelak, dari mama dan bunga, terus Arjun, setelahnya Mandala,"
"Emang ya siapa aja yang sayang dan lindungi lo pasti akan MATI, karena lo pembunuh,"
"Mungkin korban selanjutnya, Barat, Zidar, Zahid, Biyan, David atau Areska."
"Lo udah buat Laras hancur, dan gue akan hancurin hidup lo, dasar pembunuh!"
"CUKUP!" jerit Mel sembari menutup kedua telinganya.
Kalimat-kalimat itu terus berputar dipikirannya seperti kaset rusak. Satu minggu ini Mel terus dihantui rasa bersalah.
"Mel nggak kuat, Mel pergi aja," buru- buru Mel berdiri dan berlari kearah taman belakang rumahnya.
"Mama, Mel sekarang ikut mama aja ya. Mel pembunuh Mel nggak pantes ada disini, Mel nggak mau kak Eska jadi korban selanjutnya," ucap Mel sembari fokus menatap kolam dengan kedalaman hampir empat meter.
---🧊---
Membunyikan klakson dengan brutal saat berkendara, akhirnya mobil mewah milik Areska sampai di pelataran rumah megah dengan gaya Eropa.
Membuka pintu mobil kasar, Areska berjalan mendekat. Merasa tak ada orang dengan langkah lebar Areska memasuki rumah yang jelas tak dikunci.
"Ngapain lo disini?" tanya cewek itu shock.
Areska hanya tersenyum kecil, berjalan mendekat hingga berada tepat dihadapan cewek dengan baju mininya.
"Gue tanya kenapa lo disini, ada urusan apa?"
"Kenapa sayang, takut hmm?" nada itu begitu meremehkan, "rileks aja mumpung berdua."
Lauren menepis tangan Areska yang menyibakkan anak rambutnya, "jangan sentuh gue!"
"Kenapa, bukannya lo selalu haus dengan belaian?"
"Res, gue muak sama lo. Mending lo pergi sekarang, kalau nggak gue akan bikin Mel——"

KAMU SEDANG MEMBACA
Eskamel
Teen Fiction[SEBAGIAN PART DI PRIVATE, FOLLOW AGAR BISA MEMBACA LEBIH LANJUT] /CERITA INI BANYAK MENGANDUNG KATA DAN ADEGAN KASAR JUGA SEDIKIT BUMBU-BUMBU KEBUCINAN!!! 📌JANGAN SAMAKAN CERITA INI DENGAN CERITA LAIN KALAU BELUM MEMBACA KESELURUHANNYA 📌CERITA IN...