Faktanya

5.9K 482 58
                                    

Komen ya, kalau ada typo

Happy reading

Acara pesta ulangtahun Aya akan dimulai beberapa menit lagi, aku memilih kembali ke ruang depan tempat acara akan berlangsung.

Aku lebih memilih melewati dapur untuk menuju depan karena disana tidak banyak orang. Saat aku ingin berbelok ke kiri aku malah bertabrakan dengan seorang perempuan.

"Aduh.."

"Eeh..."

Kami serentak berucap

"Maaf-maaf, Bu sa– loh Tante kok disini?" Aku terkejut melihat orang yang baru saja ku tabrak adalah orang yang ku kenali. Orang itu juga memberikan reaksi yang sama.

"Loh, ini rumah ponakan Tante. Lalu kamu kok bisa disini?" ujarnya membuat aku menganga.

Kok bisa kebetulan begini ya?

"Saya...saya.." apa yang harus ku jelaskan? Ceritanya sangat panjang jika harus diceritakan sekarang juga.

"Loh, kalian kok malah disini" suara seorang wanita mengalihkan tatapan kami. Disana berdiri mama Mayura. Ah ya, wanita satu itu tak mau ku panggil Tante, katanya dia lebih suka dipanggil 'mommy atau mama' aku lebih memilih memanggilnya 'mama' karena itu lebih cocok dengan lidah ku. Kalian tahu kan kalau orang yang manggil ibunya dengan sebutan mommy pasti orang kaya, iya kan? Wkwkwkw

"Ini, aku mau bikin susu buat Ziena" ya dia adalah Tante Meila. Wanita itu membawa botol dot di tangannya dan aku baru menyadari hal itu.

"Trus ga sengaja ketemu sama Agnes" lanjut Tante Meila dan aku ikut mengangguk.

"Oh kalian gak saling melupakan ternyata, padahal 'kan cuman sekali pertemuan" lanjut mama Mayura sambil berjalan kearah kami, lalu memasuki dapur dan mengambil sesuatu di dalam kulkas.

Sedangkan aku malah mengernyit bingung, bukankah aku dan Tante Meila sudah sering bertemu? Bahkan aku pernah datang ke rumahnya.

"Kita sering ketemu, kak. Iya kan, Nes?" Aku menganggukkan kepala.

"Aku terkejut kenapa Agnes bisa disini, kak" lanjut Tante Meila lalu mendekati Mama.

"Loh kamu ga ingat sama Agnes? Dia 'kan yang waktu itu aku ceritain sebelum pernikahan Aldrick sama Melya. Kamu ingat ga? Agnes 'kan yang bantuin Melya pas dia masih di Medan" mendengar hal itu Tante Meila tampak kaget kemudian menatap ku sambil menelisik wajah ku.

Sedangkan di tempat ku aku malah tersenyum canggung tidak tahu entah kenapa.

"Jadi... ASTAGA, PANTAS SAJA WAJAH MU TIDAK TERLALU ASING, YA AMPUN DUNIA SEMPIT SEKALI" Tante Meila menghampiri ku lalu memegang pundak ku, menelisik wajah ku lalu menghela nafasnya.

"Ya ampun, pantas saja waktu kamu datang ke rumah Tante, Tante ngerasa wajah kamu familiar tapi Tante lupa gitu. Soalnya udah lama ya? Udah 4 tahun ga sih?" Tante Meila tampak berceloteh panjang.

"Sini dot-nya biar aku yang bikin susunya Ziena" ujar Mama kepada Tante Meila.

"Kata kamu kalian sering bertemu, ketemu di mana?" Tanya mama sambil membuat susu untuk Ziena.

"Ini karena Ziena kak. Tau gak Ziena manggil Agnes dengan sebutan 'mama'." Mama tampak terkejut dengan ucapan Tante Meila. Ia menatap ku dengan mata yang berkaca-kaca.

"Ceritain dari awal dong" pinta mama.

"Nanti aja ma, biar Agnes yang ceritain ke mama." Ujar ku.

Kalau begini ceritanya, berarti aku sudah pernah bertemu dengan Tante Meila, tapi alu tidak mengingat di mana aku bertemu dia. Jujur saja aku juga merasa tidak asing dengan mereka, tapi ku kira mungkin hanya kebetulan ada orang yang mirip dengannya dan aku pernah bertemu.

UNEXPECTED [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang