Aku berjalan dengan santai menyusuri halaman sebuah restoran yang lumayan luas, dinding depan yang terbuat dari kaca tembus pandang membuat ku dapat melihat dengan jelas bagaimana interior restoran itu, ditambah lagi matahari bersinar tidak terlalu terik sehingga tidak menimbulkan bayangan atau pantulan silau dari dinding kaca.
Restoran tampak tidak ramai, mungkin karena sekarang bukan jam makan pagi maupun siang, jadi orang-orang mungkin belum lapar.
Tangan ku bergerak membuka pintu, mendorong pintu itu sesuai instruksi yang tertulis melintang menggunakan bahasa Inggris.
Sesuai pesan yang ku terima dari Daren, ia menyuruhku langsung naik ke lantai dua tempat ruangan private untuk pengunjung kelas atas yang mau berkumpul sembari menikmati hidangan lezat bersama keluarga.
Ruangan nomor 3
Susuai dengan pesan dari Daren, aku langsung membuka pintu dengan hati-hati, karena aku tidak tahu siapa-siapa saja orang yang berada di dalam dan aku juga sedikit ragu dan takut, takut jika ternyata aku salah memasuki ruangan.
Aku terpaku, terdiam dengan mata membulat dengan perasaan campur aduk, bukan karena aku salah ruangan, tapu karena aku mendapat kejutan. pemandangan yang tak mengenakkan dimana Daren sedang memeluk seorang perempuan dengan rambut blonde yang digerai, menggunakan hotpants dengan baju berwarna biru muda yang membentuk tubuh indah yang tergolong tinggi untuk ukuran seorang wanita Indonesia.
Aku tersenyum canggung saat mata pria itu tanpa sengaja melirik ke arah ku, dia langsung melepaskan pelukan itu dan berjalan mendekat ke arah ku.
"Agnes... Si–"
"Kamu nyuruh kesini buat apa ya?" tanya ku langsung, memotong ucapan pria.
"Kalau cuman mau pamer sih ya udah, aku udah lihat." Aku melirik sekilas ke arah perempuan yang tadi dipeluk oleh Daren, ia menatap ku dengan tatapan tak suka seolah sedang menilai penampilan ku.
"Enggak ko, aku ngajak kesini buat ngerencanain soal ulang tahun mama." ujar Daren, "yang kamu lihat barusan ga sesuai yang ada dipikiran kamu." lanjutnya lalu menarik lengan ku untuk masuk.
"Who's she?" gadis cantik itu menatap Daren dengan alis terangkat.
Aku berdehem lalu membuang arah pandangan ku ke meja yang terlihat sudah tersaji makanan.
"My special girl." Jawab Daren membuat ku ingin melompat tetapi wajah ku malah menampilkan raut wajah geli.
"Oh i see," gadis itu tersenyum jahil sembari mengedipkan sebelah matanya.
Aku menatap wajahnya secara diam-diam, dan aku merasa tidak asing dengan wajahnya. Sepertinya aku pernah melihat wajah itu namun aku lupa dimana aku pernah melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED [SELESAI]
RomanceBerawal dari ke-sokjagoannya dalam hal melempar, Agnes jadi mendapat musibah. Tanpa sengaja botol yang ia lempar malah mengenai sebuah mobil yang kebetulan melintas. Pemilik mobil memintanya mengganti rugi, namun beruntungnya saat orang itu hendak m...