Hi...
Happy reading...
@agnescitra25Agnes terdiam dengan bibir yang sedikit terbuka, jawaban Daren yang menimbulkan guncangan tersendiri di hati Agnes membuat gadis itu tak bisa berkata apa-apa. Hal yang sangat ia inginkan untuk saat ini adalah bisa melihat dan menyaksikan bagaimana perubahan raut wajah Daren.
"Belajar untuk terbiasa tanpa seseorang yang benar-benar berarti bukan hal yang mudah, Nes." Darendra menyugar rambutnya, kepalanya terasa panas dengan permintaan tiba-tiba gadis yang ada disebelahnya itu.
"Tapi...aku cuman gamau jadi beban terlalu lama," cicit Agnes dengan mata yang berkaca-kaca. Bagi perempuan itu, cukuplah menjadi beban keluarga jangan menjadi beban orang lain.
"Gue ga pernah menganggap lo itu beban!" Harus dengan kalimat apa dan nada suara yang seperti apa Daren berbicara pada gadis ini agar gadis ini percaya padanya bahwa dia tak pernah menganggap gadis yang sedang menundukkan kepala itu sebagai beban di kehidupannya
Agnes tampak mengangkat kepalanya, "tapi aku–" kalimatnya harus terhenti saat ia merasakan tubuhnya ditarik paksa dan kini berada di dekapan seseorang. Tangisan yang sedari tadi ia tahan kini tak bisa lagi ia bendung, pelukan hangat yang ia rasakan ini membuatnya menjadi cengeng.
"Kenapa sih lo selalu berpikir kalau lo itu beban?" Nada suara Daren terdengar bergetar.
"Aku cuman gamau nyusahin, jadi please....satu bulan ya?" Agnes sedikit memaksakan agar ia keluar dari pelukan hangat Daren.
Daren tampak frustasi dengan keinginan gadisnya itu, dia sadar bahwa mencari donor mata itu bukanlah hal yang mudah dan itu membuatnya dilema. Tapi mau tak mau ia harus mengiyakan kemauan Agnes dan nantinya ia akan berusaha agar bisa mengembalikan keadaan gadis itu seperti sedia kala dalam jangka waktu satu bulan ke depan.
"Ok"
💣
Hal yang tidak pernah terbayangkan oleh Agnes adalah bertemu lagi dengan Yucika, walau ia tak bisa melihat raut wajah gadis itu tetapi ia bisa merasakan aura kebencian yang dipancarkan oleh Yucika.
"Ada urusan apa ya Pak Fartur dan keluarga datang kemari?" Tanya Meila dengan sopan, walau sebenarnya ia tak suka dengan kehadiran keluarga Fartur, namun wanita itu masih bisa bersikap ramah karena mengingat keluarga mereka pernah dekat.
"Kami sekeluarga ingin meminta maaf Bu, atas perlakuan putri kami. Terutama pada nak Agnes." Wanita dengan baju merah maroon itu berbicara dengan nada suara yang terdengar canggung. Kamila Kasimu, ibu dari Yucika Selinda Kasimu.
Sedangkan pria yang menjadi kepala keluarga Kasimu itu---Fartur Kasimu, terlihat menundukkan kepalanya. Sepertinya ia merasa perbuatan putrinya sangat memalukan.
"Kalau saya pribadi sih sudah memaafkan kelakuan Yucika, tapi kalau Agnes saya tidak tahu" Meila mengangkat tangannya dan memeluk Agnes dari samping, ia sudah menganggap Agnes bagaikan putrinya sendiri.
"Em...saya...saya tidak bisa memaafkan Yucika." Jawaban Agnes itu membuat semua orang menoleh ke arahnya dengan tatapan yang berbeda-beda.
Tapi dari tatapan mata Yucika, gadis itu dengan terang-terangan menatap Agnes dengan penuh kebencian.
"Kami tahu kesalahan Yucika sangat besar nak, jadi kami memaklumi jika kamu sulit memaafkan Yucika." Kamila terlihat sangat sedih. Menurutnya kelakuan Yucika yang buruk ini terjadi karena kesalahannya dan suaminya yang terlalu memanjakan Yucika, menuruti semua kemauan Yucika bahkan kemauan yang terdengar tak masuk akal sekalipun akan mereka kabulkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED [SELESAI]
RomanceBerawal dari ke-sokjagoannya dalam hal melempar, Agnes jadi mendapat musibah. Tanpa sengaja botol yang ia lempar malah mengenai sebuah mobil yang kebetulan melintas. Pemilik mobil memintanya mengganti rugi, namun beruntungnya saat orang itu hendak m...