Seorang pria dengan setelan jas formal hitam, celana hitam juga sepatu hitam yang tampak mengkilap di bawah sinar matahari keluar dari dalam mobil itu.
Agnes menelan salivanya, mencoba menormalkan degup jantungnya yang tiba-tiba ikut berdetak kencang, di tambah matanya menangkap sosok pria itu dengan wajah tampan dan kulitnya yang bersih. Ini adalah tahap dimana dia merasa ketakutan sekaligus terpesona.
Pria itu meraih botol kaleng yang tadi Agnes tendang, menatap botol itu beberapa detik lalu mengalihkan tatapannya kepada Agnes yang berdiri dengan kaki bergetar.
"Apa anda punya dendam pribadi?" tanya pria itu dengan Deep voice yang sialnya terdengar sangat seksi dan santun memasuki telinga Agnes.
"Ih suaranya kayak Jisung"
Dengan perlahan-lahan Agnes menurunkan tangannya, lalu menggigit bibirnya karena tak tahu harus menjawab apa-apa. Kenapa mulutnya tiba-tiba tidak bisa bergerak, bukankah mulutnya selalu mendominasi di setiap saat, dan apa ini? Kenapa otaknya tidak bisa berpikir untuk mencari alasan yang bisa menyelamatkannya dari situasi sialan ini?
"Kenapa hanya diam?"
"Itu...ha...maaf..maaf tuan, saya tidak sengaja" ujar Agnes terbata-bata.
"Oh ya?" Pria itu memiringkan kepalanya seperti sedang menelisik penampilan Agnes.
"Iya, tadi saya menghayal makanya jadi gitu" jawab Agnes asal. Entahlah jawabannya mungkin bisa menyelamatkan dia atau malah sebaliknya.
Apakah benar dia sedang menghayal?, Bukankah adegan lempar-melempar harus extra fokus agar lemparan tepat sasaran?
"Lihat" tunjuk pria itu kearah mobilnya tepat pada sebuah goresan yang bahkan tidak akan terlihat jika tidak dilihat dengan sangat teliti.
"Mobil saya lecet" Agnes menelan salivanya, sungguh dia tidak melihat ada bekas lecet di mobil hitam mengkilap itu.
"Tidak ada–" ujarnya tanpa sadar lalu langsung menutup mulutnya.
"Kau–" pria itu menggantung ucapannya, "anda harus ganti rugi" pria itu membuang botol kaleng itu tepat kearah keranjang sampah yang ada di pinggir jalan.
"Tap–"
"Huwa....hiks....hiks...huwaa...hiks" Agnes tidak melanjutkan ucapannya karena mendengar suara tangisan yang tidak terlalu kuat dari dalam mobil itu, refleks ia mengalihkan pandangannya pada mobil itu tepat pada kacanya tetapi tak menemukan apa-apa.
Gelap.
Pria itu tampak berbalik dan membuka pintu mobil sebelah kiri, Agnes hanya diam sambil memperhatikan gerak-gerik pria itu. Agnes terkejut saat pria itu keluar sambil menggendong seorang anak yang tampak meraung-raung.
Pria itu mencoba menenangkan anak kecil itu, tetapi saat itu juga Agnes mencium bau-bau tidak mengenakkan tetapi tidak terlalu menyengat.
"Udah punya anak ternyata" batin Agnes. Dia kira pria itu masih lajang, dari wajahnya saja bisa dilihat kalau dia masih tampak sangat muda dan....tampan.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED [SELESAI]
RomanceBerawal dari ke-sokjagoannya dalam hal melempar, Agnes jadi mendapat musibah. Tanpa sengaja botol yang ia lempar malah mengenai sebuah mobil yang kebetulan melintas. Pemilik mobil memintanya mengganti rugi, namun beruntungnya saat orang itu hendak m...